Cara Memperoleh Kebahagiaan Sejati Dalam Kristen [Lukas 6:21]
Pengikut Kristus terkenal sangat kuat dalam pendirian dan teguh dalam pengharapan. Maka dari itu tidak mudah terhasut maupun tidak pernah melakukan hasutan.
Kalimat pengantar itu sangat cocok dengan nas renungan hari ini yang diambul dari Injil Lukas 6:21: "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa."
Latar belakang dan tujuan
Ucapan berbahagia yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para muridNya, yang oleh Matius lebih dikenal sebagai bagian dari khotbah di bukit. Merupakan pengajaran Tuhan Yesus yang menekankan bahwa para murid itu tidaklah sama dengan dunia ini.
Mereka memiliki sebuah nilai yang tidak dimiliki oleh orang lain. Akan tetapi mereka dituntut agar mampu menunjukkan perbedaan itu dalam setiap aktivitas. Itulah tujuan Tuhan Yesus sudah mengajarkan dan memberikan nilai-nilai itu kepada mereka.
Kalau Kita bandingkan dengan Injil Matius. Cara penyampaian yang dilakukan oleh Lukas disini sedikit berbeda dari apa yang dituliskan dalam kitab Matius. Kita garisbawahi cara penyampaian.
Penyampaian yang berbeda itu dilakukan agar para pembaca dengan mudah memahami secara tepat apa yang disampaikan oleh Yesus kepada mereka yang hadir di Bukit. Maupun kepada seluruh umat Kristen saat ini yang tersebar diseluruh penjuru dunia.
Dalam ayat ini kita melihat Tuhan Yesus secara sistematis mengatakan tentang sebuah keadaan yang terjadi saat ini, maupun yang bakal terjadi nanti akan berbeda.
Dengan kata lain Yesus tidak mengajarkan rumusan sebab akibat. Seperti dalam ilmu pengetahuan Fisika. Tetapi dalam perpektif iman sebagai orang percaya kepada Kristus Yesus.
Perpektif iman Kristen tentang bahagia
Bahagia menurut perpektif dunia sangat berbeda dengan bahagia menurut perpektif iman Kristen. Bahagia secara duniawi tidak berlangsung lama, serta tidak bersifat kolektif. Akan tetapi bahagia secara iman akan berlangsung lama dan terwujud dalam persekutuan rohani. Berbagi dengan sesama, suka menolong, tidak berbohong dan sebagainya.
Hal itu terlihat dari pernyataan Yesus bahwa lapar (berkekurangan) tidak akan berlangsung lama jikalau Kita hidup bersama Tuhan. Maka Kita akan dipuaskan. Kata dipuaskan disini mengadung makna diberi kecukupan dalam jangka panjang. Alias bukan sesaat atau semu.
Kemudian pernyataan kedua tentang menangis. Adalah gambaran sebuah kondisi yang klimaks dihadapi seorang Kristen bukan lah akhir dari segala-galanya. Melainkan sebuah proses yang harus dilalui untuk mendapatkan sukacita (tertawa) sejati yang berasal dari Tuhan.
Jadi kalau 2 kondisi tersebut kita hubungkan. Lapar dan menagis merupakan jenjang peningkatan iman sekaligus ujian bagi Kita apakah percaya betul-betul kepada Tuhan, setengah-setengah, atau jangan-jangan hanya pura-pura.
Sumber dan cara memperoleh kebahagiaan
Dalam nas renungan ini tidak dijelaskan secara gamblang dari mana Kita memperoleh kebahagiaan sejati. Akan tetapi jikalau kita selidiki dalam pernyataan Yesus, sesungguhnya Dia lah sumber kebahagiaan sejati dalam dunia ini.
Oleh sebab itu tidak ada cara lain kalau ingin bahagia. Berarti harus percaya dan setia kepada Tuhan Yesus. Supaya Kita tidak jatuh ke dalam dosa, lalu menyalahkan keadaan atau orang lain karena tetap dalam duka (lapar dan tangis).
Dalam keadaan demikian memang harus kita lalui sebagai bagian dari proses untuk menuju kebahagiaan sejati. Akan tetapi jikalau tidak berakhir seperti telah Yesus janjikan, berarti perlu dipertanyakan apa motivasi Kita menjadi Kristen.
Penting dicatat, Tuhan akan mengubah keadaan kita kepada keadaan yang lebih baik. Akan tetapi bukan dengan cara yang instan, dan/atau dengan menghalalkan segala cara.
Jikalau hal demikian yang kita lakukan, dan ternyata kita merasa bahagia. Yakinlah bahwa kebahagiaan tersebut asalnya dari iblis. Alias akan menyesatkan Anda pada akhirnya, bersama dengan orang-orang sekitar Anda.
Terakhir. Kita semua pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidup ini. Dan Tuhan telah membuka jalan untuk itu melalui melalui nas khotbah di bukit ini. Maka dari itu marilah kita tetap berpengharapan kepada Tuhan.
Yakinlah hekhawatiran dan kesedihan bukanlah akhir dari perjalanan hidup Kita. Sebab Tuhan mampu mengubah semua itu menjadi kebahagiaan yang sesungguhnya. Hanya perlu proses dan waktu sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Amin.
Posting Komentar untuk "Cara Memperoleh Kebahagiaan Sejati Dalam Kristen [Lukas 6:21]"