Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Janji Allah Pada Abraham Dan Seluruh Umat Percaya Sepanjang Zaman Begini [Kejadian 12:2]

Diantara kita pasti sering bertanya kepada anak-anak atau remaja dengan pertanyaan, “Kalau besar mau menjadi apa?”. Dan banyak dari mereka yang menjawab ingin menjadi dokter, tentara, guru, polisi, presiden, youtuber, pengusaha, pendeta, dan lain-lain. 

Dari jawaban itu kita dapat memahami bahwa semua orang pada dasarnya memiliki dorongan untuk menjadikan hidupnya bisa berguna bagi orang lain (the drive for contribution). Kita merasa senang atau bahagia ketika kita menyadari apa yang kita katakan atau lakukan berguna bagi orang lain. 

Tidak peduli berapa usia kita, dari anak-anak hingga lanjut usia. Seperti jawaban seorang anak yang “Mau menjadi dokter,” itu tetap menyiratkan dorongan anak untuk menjadi berguna bagi orang lain. Setidaknya, di benak anak itu tersimpan gambaran dokter yang mengobati orang lain. Jarang kita mendengar jawaban dari anak-anak, “Saya mau menjadi  penjahat.”

Perintah Allah kepada Abram dan konsekuensinya

Pengalaman yang sama juga terjadi pada Abraham. Dalam ayat harian ini disebutkan bahwa Abram berumur 75 tahun. Dan nama Abram resmi berubah menjadi Abraham saat berumur 99 tahun. Baca pula kitab Kejadian 17: 1 dan 5. Saat Tuhan memberikan perintah sekaligus janji kepadanya. 

Apakah perintah Allah kepada Abram?. Yaitu agar pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan. Kalau kita melihat kondisi hidup Abram pada saat menerima panggilan Tuhan, maka persoalan “pergi” bukan persoalan yang mudah untuk dilakukan. Mengapa?

Pada saat itu Abram sudah tergolong lanjut usia. Ia sudah menetap di Haran selama puluhan tahun. Tetapi kini akan menjalani pengembaraan menuju negeri yang sama sekali tidak diketal, bahkan tidak diketahui dimana keberadaannya.

Dan sebagai konsekuensi dari perintah tersebut, berarti ia harus meninggalkan banyak hal. Antara lain negeri sendiri, sanak saudara, dan orang tua. Oleh sebab itu, logika manusia berkata akan lebih mudah bagi Abram untuk menolak daripada menerima perintah Tuhan. 

Namun demikian, Abram adalah orang yang taat kepada Tuhan. Sehingga tanpa banya pertanyaan ia melakukan perintah Tuhan. Menuju negeri yang sangat asing baginya untuk menghabiskan sisa-sisa hidupnya untuk melayani dan memuliakan Tuhan Allah.

Janji Allah kepada Abram, orang sekitar dan keturunannya

Adalah yang menjadi dasar perenungan kali ini. Tepatnya terambil dari kitab Kejadian pasal 12 ayat 2; “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”

Dalam ayat ini jelas terlihat bahwa Allah menjanjikan berkat pada Abram. Berkat yang bagaimana?. Berkat berlipat ganda. Prosesnya sebagai berikut. Pertama, Abram akan diberkati Tuhan selama dalam perjalanan, hingga sampai di negeri tujuan. Dan dari negeri tersebut namanya menjadi masyhur di antara segala bangsa. 

Kedua, tidak hanya akan menjadi penerima berkat. Abraham juga akan menjadi saluran berkat bagi semua orang yang berlaku baik pada Abram. Semua orang dalam hal ini dapat kita artikan orang yang tidak dikenal. Pun mendapat peluang memperoleh berkat dari Tuhan dengan perantaraan Abraham.

Ketiga, Abraham beserta keturunannya kelak menjadi berkat bagi semua kaum di sepanjang zaman dan masa. Dalam hal ini berarti terjadi kesinambungan saluran berkat Tuhan. Yang awalanya hanya melalui Abraham, tetapi masa yang akan datang adalah oleh seluruh keturunannya.

Teladan Abram dalam menerima perintah

Ketika kita menerima perintah yang sama dari Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat renungan ini. Muncul pertanyaan; "Apakah karena janji Tuhan yang begitu banyak maka kita mau melakukan perintah-Nya?”. 

Atau dengan pertanyaan yang sangat sederhana. Apakah kita jadi pengikut Kristus karena banyak janji-janji yang indah diberikan oleh Hamba-hamba Tuhan?. Sebaiknya tidak dengan alasan itu bukan?. 

Abram kala itu juga tidak atas alasan karena Tuhan memberikan janji. Melainkan karena atas dasar kerelaan hati. Maka dengan demikian terlihat jelas bahwa kesetiaan Abram kepada Tuhan sangat besar.

Dorongan dalam diri kita pula yang seharusnya membuat kita semakin berguna bagi orang lain. Motivasi yang seperti ini justru sering melampaui keinginan untuk mendapatkan penghargaan atas apa yang telah kita lakukan. 

Untuk itu, melalui firman Tuhan ini kita diminta agar tetap siap menjadikan hidup kita menjadi berkat bagi sesama, Karena pada dasarnya hidup kita sendiri sudah merupakan berkat besar dari Tuhan. 

Panggilan Tuhan sudah nyata bagi kita melalui karunia rohani atau talenta yang ada bagi kita. Panggilan Tuhan itu juga nyata ketika Tuhan menetapkan kita dengan panggilan pelayanan atau profesi yang kita jalani sekarang. 

Dengan demikian, mari kita dengan tulus melaksanakan panggilan Tuhan bagi kita untuk tetap menjadi berkat bagi sesama. Dunia ini akan semakin indah dan menjadi kesukaan bagi Tuhan ketika kita menjadikan hidup kita menjadi alat berkat Tuhan. Amin.

Posting Komentar untuk " Janji Allah Pada Abraham Dan Seluruh Umat Percaya Sepanjang Zaman Begini [Kejadian 12:2]"