Menjadi Anak Terang dan Syarat-syaratnya Menurut Firman Tuhan [Yohannes 3:21]
Firman Tuhan adalah kebenaran. Maksudnya ialah akan menuntun setiap orang untuk berbuat baik, melakukan amal, saling menolong dan seterusnya sampai berakhir pada hidup di dalam kebenaran.
Dengan demikian, menjadi pelaku firman berarti siap menjadi pelaku kebenaran. yang bersesia melaksanakan setiap pekerjaan-pekerjaan yang bersifat kemanusiaan dan aksi sosial. Lalu apa kelanjutan dari orang yang sudah hidup sebagai pelaku kebenaran?.
Sebelumnya mari simak ayat harian yang tertulis dalam Injil Yohannes 3:21: “tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
Setiap manusia butuh terang
Suatu kali ada seorang pemuda yang sudah belasan tahun mendiami kamar tidurnya. Ia sudah hafal betul tiap sudut di dalam kamarnya tersebut. Suatu saat di malam hari, saat ia berada di dalam kamarnya, listrik tiba-tiba padam. Kamarnya menjadi gelap gulita. Ia terkejut dan berusaha keluar dari kamarnya untuk mencari korek api lalu menghidupkan lilin.
Tetapi baru satu langkah ia melaju, kakinya sudah menabrak kursi yang berada di dalam kamarnya tersebut. Buku-buku yang berada di atas kursi itu pun berjatuhan. Ia lalu melanjutkan langkahnya, tetapi kakinya malah menabrak sisi tempat tidurnya.
Bantal dan selimut yang ada di ujung tempat tidurnya itu pun ikut terjatuh ke lantai. Sehingga ia sangat kesulitan melanjutkan langkahnya. Tapi, dengan sangat pelan dan hati-hati, ia berusaha mencari-cari pintu kamarnya sambil mengarahkan kedua tangannya ke depan.
Begitu hampir sampai di pintu kamar, langkahnya tidak dapat mengelakkan gelas berisi air yang sejam lalu diletakkannya di lantai kamarnya. Air dalam gelas itu pun tumpah serta membasahi lantai kamarnya.
Tidak berapa lama setelah itu, tiba-tiba listrik kembali menyala. Betapa senangnya pemuda ini atas lampu yang kembali menyala di dalam kamarnya. Tetapi betapa sedih dan kesalnya pemuda ini melihat buku-buku, bantal, selimut, dan air berserakan di lantai kamarnya. Ia baru melihat semua kekacauan itu setelah kamarnya kembali terang benderang.
Umat Kristen wajib hidup dalam terang
Saudara, terang yang berasal dari kebenaran Firman Tuhan membuat segala sesuatu menjadi nyata. Sebab di dalam DIA tidak ada kebohongan. Tidak ada pura-pura, dan tidak ada sandiwara.
Itulah yang menjadi dasar bagi kita jika kita tetap setia untuk hidup sebagai pelaku Firman Tuhan. Kita akan hidup dalam terang dan kebenaran. Jika kita mampu hidup demikian, maka bukan kelihaian dan kehebatan kita yang berperan di situ, melainkan Roh Allah yang menuntun kita untuk hidup di dalam Allah.
Oleh sebab itu bangkit lah, dan menjadi terang lah. Himbauan tersebut adalah berasal dari Tuhan Yesus. Sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 5:16. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tetap dalam kegelapan jikalau kita telah mengaku sebagai pengikut Kristus. Satu-satunya syarat agar terang dari Allah ada dalam diri kita adalah kita harus mendekatkan diri kepadaNya. Melalui perbuatan-perbuatan nyata dalam aksi sosial, serta persekutuan dengan sesama Kristen untuk menaikkan pujian dan terimakasih kepadaNya. Atas terang yang IA berikan secara cuma-cuma dalam kehidupan (rohani dan fisik) ini.
Barometer dalam melaksanakan kebenaran
Kalimat pertama dalam ayat ini menyebut barang siapa. Ini menggambatkan bahwa setiap manusia punya peluang untuk melakukan hal-hal yang benar. Akan tetapi tidak otomatis hal tersebut dapat dibenarkan 100%, alias menjadi satu kebenaran.
Maka dari itu makna yang tersimpan dalam ayat ini adalah perlunya syarat-syarat (barometer) dalam melaksanakan satu kebenaran. Syarat-syarat tersebut adalah mendatangi sumber kebenaran itu sendiri. Yaitu Tuhan Allah. Dengan demikian IA akan menuntun saudara untuk melaksanakan kebenaran secara sempurna.
Sebaliknya, jikalau sebuah perbuatan dilakukan tanpa berlandaskan Firman Tuhan dapat diambil kesimpulan bahwa hal tersebut bukan dilakukan atas tuntunan terang dari Allah. Melainkan atas kehendak sendiri atau dorongan dari orang lain. Dan, dapat disimpulkan pula bahwa hal tersebut bukan untuk kemuliaan Allah Bapa di Sorga. Melainkan untuk kemuliaan manusia.
Posting Komentar untuk "Menjadi Anak Terang dan Syarat-syaratnya Menurut Firman Tuhan [Yohannes 3:21]"