Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membangun Bait Allah Secara Rohani Dan Jasmani [1 Tawarikh 29:11]

Raja Daud sangat terkenal. Kala itu ia berencana untuk membangun Bait Allah di Yerusalem. Karena sebelumnya orang Israel belum punya. Oleh sebab itu setiap ibadah masih dilakukan di tenda-tenda. Jadi, memang masih sangat memprihatinkan dan tidak layak.

Namun keinginan yang mulia itu ternyata tidak terealisasi. Karena Allah tidak mengijinkan Daud yang melakukannya. Melainkan keturunannya kelak, yaitu Salomo. 

Namun demikian raja Daud tidak menyesali apa perintah Allah. Ia tetap turut berpartisipasi pada rencana tersebut. Yakni dengan melakukan segala yang dibutuhkan pada tahap persiapan awal.  

Proses pembangunan Bait Allah secara jasmani

Gambaran tentang impian raja Daud untuk membangun Bait Allah terlihat pada kitab 1 Tawarikh 29:11; "Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala."

Proses persiapan pembangunan Bait Allah dimulai raja Daud pada masa tuanya. Yaitu dengan cara barang-barang yang telah ada dalam rumah Allah. Lalu menyerahkannya kepada Allah sambil menyanyikan lagu puji-pujian. 

Nah, lagu pujian tersebut diantaranya adalah yang tertulis dalam ayat renungan kita hari ini. Dan dari ayat ini diketahui betapa ia mengagungkan Tuhan Allah. Terlihat dari syair lagu yang mengatakan tentang kebesaran, kejayaan dan kemasyuran Allah melebihi segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.

Pujian ini dilakukan Daud waktu itu disaksikan oleh segenap orang Israel. Sebagai bentuk ucapan syukur bagi Allah. Sekaligus cara Daud untuk  mempersembahkan yang terbaik bagi Allah atas segala sesuatu yang ia raih selama ini.

Bait Allah secara rohani

Secara rohani Daud sebagai raja yang paling terkenal saat itu, telah menyaksikan bahwa ada yang lebih berkuasa dari dirinya. Yaitu Tuhan Allah. Karena kekuasaan Tuhan tidak terbatas, dan Tuhan mengepalai segala-galanya. Baik yang terlihat secara mata jasmani maupun tidak.

Pengakuan ini menunjukkan secara tidak langsung kepada kita bahwa kepercayaan Daud kepada Allah tidak kepalang tanggung. Dengan kata lain sudah mencapai puncak tertinggi diantara orang-orang percaya.

Maka dari itu sebagai wujud dari kesaksian Daud secara rohani, ia ingin membangun Bait Allah secara jasmani (fisik/gedung). Untuk dipersembahkan kepada Allah sang pemilik dari segala sesuatu.

Sebagai orang percaya saat ini kita juga mengakui bahwa hidup kita, dan apa yang ada pada diri kita adalah milik Tuhan. Sekalipun kita bebas mengelola dan memanfaatkannya setiap waktu.

Namun pada dasarnya diri kita adalah Rumah Tuhan atau Bait Allah yang hidup. Adalah tempat yang sesungguhnya bagi kita untuk mengumpulkan berkat-berkat Tuhan, sekaligus tempat untuk mempersembahkan apa yang telah Tuhan berikan pada kita. 

Oleh sebab itu mari mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Jangan sekedar mengakui keagungan dan kemahakuasaan Tuhan dalam bentuk ucapan saja. Melainkan harus dibarengi dengan tindakan nyata. 

Sebab dengan demikian kita dapat membangun bait Allah secara rohani. Sambil menunggu waktunya tiba, Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk membangun Bait Allah secara jasmani. Seperti yang diimpikan oleh raja Daud. Tuhan Yesus memberkati. Amin. 

Posting Komentar untuk "Membangun Bait Allah Secara Rohani Dan Jasmani [1 Tawarikh 29:11]"