Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tertib Acara Memasuki Rumah Baru Dalam Adat Batak Paling Lengkap

Tertib Acara Memasuki Rumah Baru Dalam Adat Batak Paling Lengkap Yang Sering Diadakan Di Kota

Memasuki rumah baru dalam bahasa Batak disebut Mambongoti Bagas (Bagas = rumah/kediaman). Adalah sebuah ritual adat yang dilestarikan turun temurun sejak dahulu kala bagi warga suku Batak. Khsusnya Bata Toba.

Hingga kini acara ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Batak yang domisili di Bana Pasogit (kampung halaman), tetapi termasuk orang-orang Batak diaspora (yang berada di perantauan).

Hal itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan kepada budaya dan adat istiadat, sekaligus untuk menunjukkan memapanan orang/keluarga Batak dalam hal finansial.

I. Persiapan acara adat dan syarat-syarat

Syarat utama agar bisa melakukan acara memasuki rumah adalah jikalau orang Batak sudah berumah tangga, serta bangunan rumah tersebut adalah yang pertama baginya.

Disini perlu digaris bawahi adalah kalimat rumah pertama. Artinya, rumah milik pribadi yang pertama sekali. Jadi, andai kata orang tersebut memiliki rumah yang baru, maka tidak boleh mengadakan acara yang sama, jikalau sudah pernah diadakan sebelumnya.

Atau, bilamana orang tersebut sebelumnya telah memiliki rumah, namun belum melakulan acara memasuki rumah dengan cara adat Batak. Maka pada rumah yang berikutnya (kedua/ketiga) boleh dilakukan.

Mengapa demikian?. Jawabnya karena pelaksanaan satu jenis adat Batak pada umumnya dilakukan hanya 1x seumur hidup. Seperti adat Tardidi, adat Manaksihon, perkawinan, hingga adat meninggal dunia.

A. Menyusun jadwal pelaksanaan

Keluarga yang hendak mengadakan acara memasuki rumah baru, lebih dulu memastikan bahwa rumah tersebut telah siap huni. Dan, pada dasarnya sudah tinggal di rumah tersebut beberapa waktu. Tepatnya <1 bulan.

Selama kurun waktu tersebut dilakukan untuk menyiapkan acara mulai dari:

  • Menetapkan tanggal,
  • Menyusun tertib acara
  • Membuat daftar undangan,
  • Menghitung anggaran biaya.

Untuk menentukan tanggal yang baik menurut kalender Batak memang bisa dilakukan. Namun praktik ini sudah lama ditinggalkan, karena identik dengan animisme.

Maka dari itu, oleh orang Batak yang di perantauan dilakukan menurut jadwal yang tepat menurut waktu kerja, maupun jarak jangkau para undangan. Misalnya hari Sabtu atau pada hari libur Nasional.

B. Contoh acara adat memasuki rumah

Lebih konkrit berikut sebuah contoh acara adat memasuki rumah baru di kota Semarang yang Kami hadiri beberapa waktu lalu.

Tuan rumah (keluarga) yang melaksanakan adat ini adalah Bapak Sinaga istri Boru Panjaitan. Sementara itu, konsep acara secara umum dilakukan sebagai berikut:

  1. Kebaktian pukul 09.00 - 10.15 Wib
  2. Acara adat I pukul 10.15 - 11.00 Wib
  3. Makan siang pukul 11.00 - 12.00 Wib
  4. Acarra adat II pukul 12.00 - 13.30 Wib

Petugas ibadah kebaktian adalah dari kelompok persekutuan rohani Katolik setempat. Terdiri dari:

  • Pembawa pujian dan liturgi
  • Pemusik keyboard dan
  • Seorang Pastor.

Sedangkan perserta dan undangan adat memasuki rumah adalah:

  1. Dongan Tubu, boru/bere marga Sinaga yang berada di kota Semarang dan sekitarnya. Tambah 4 orang yang berasal dari kampung halaman Sumatera Utara.
  2. Marga Panjaitan beserta rombongan. Juga terdiri dari boru bere. Berperan dalam itu adalah sebagai Hula-hula.
  3. Marga Siallagan sebanyak 3 keluarga. Berperan sebagai Tulang.
  4. Dongan Sahuta. Alias keluarga Batak yang berada satu wilayah dimana rumah tersebut berada. Dalam hal ini karena berada di perumahan padat penduduk, maka diambil batas wilayah satu RW.

Jadi, total peserta dalam acara tersebut kurang lebih 60 orang. Sehingga boleh disebut adat memasuki rumah na etek (sederhana/kecil). Namun sarat makna, karena telah memenuhi seluruh unsur dan syarat-syarat.

C. Persiapan konsumsi dan perlengakapan adat

Oleh pihak tuan rumah (keluarga Sinaga) persiapan yang dilakukan terkait dengan acara adat dan konsumsi antara lain:

  1. Menyiapkan sejumlah uang dalam amplop yang dibagi menjadi 2 bagian. Amplop pertama kelak akan diberikan kepada Hula-hula, sementara amplop kedua diberikan kepada Tulang.
  2. Menyiapkan 1 ekor Lomok-lomok yang tersusun rapi sesuai dengan adat Batak dalam sebuah tampah.
  3. Menyiapkan konsumsi makan siang beserta snak, teh dan kopi.

Sementara itu oleh pihak keluarga Dongan Tubu / Dongan Sahuta adalah memyiapkan Tumpak. Tumpak boleh diberikan dalam bentuk uang atau kado. Dengan tujuan untuk meringankan biaya yang dikeluarkan oleh tuan rumah untuk mengadakan acara tersebut.

Sedangkan pihak Hula-hula dan tulang masing-masing menyiapkan: 

  • 2 buah Ulos dengan ukuran besar dan sedang
  • 3 ekor ikan mas ( dimasak Arsik) dalam piring besar
  • 1 Tandok Boras (beras).

D. Tata cara mengundang adat Batak

Undangan sebaiknya disampaikan minimal 1 minggu sebelum hari H. Khusus untuk Tulang dan Hula-hula tidak boleh melalui pesan WA. Melainkan minimal telpon langsung. Dan lebih baiknya lagi adalah datang kerumah.

Pun dalam penyampaian undangan, jika ternyata datang langsung ke rumah yang bersangkutan (Tulang/Hula-hulw). Maka oleh pihak tuan ruma harus menyiapkan sejumlah uang dalam amplop. Yang disebut dengan Batu Demban.

Amplop tersebut disampaikan pada saat manyampaikan maksud kedatangan mereka. Dengan harapan baik Tulang maupun Hula-hula berkenan hadir beserta rombongan.

Sementara itu, karena pada umumnya pihak Dongan Tubu dan Dongan Sahuta dianggap adalah bagian dari pihak tuan rumah, maka undangan dapat disampaikan dengan cara WA atau telpon. 

Hal tersebut sudah dianggap hal yang lumrah mengingat kesibukan tuan rumah dalam menyiapkan segala sesuatu. Bahkan, tak jarang tanpa pemberitahuan resmi pun para Dongan Tubu khususnya Boru sudah turut serta dari persiapan awal.

II. Tertib acara pada hari H

Sebagaimana disinggung diatas, pada hari H susunan acara memasuki rumah terbagi menjadi 5 bagian. Yaitu sebagai berikut:

A. Kebaktian keluarga

Pada contoh yang Kami sebutkan diatas, kebaktian dilakukan dengan cara ibadah Katolik karena sang tuan rumah memang Agama Katolik. Oleh sebab itu para undangan non Katolik lebih memilih di luar.

Penting diketahui dalam hal memilih tema ibadah agar tidak menyimpang dari acara. Mulai dari nyanyian pujian, doa, maupun pembacaan firman Tuhan tentu yang berkaitan dengan acara memasuki rumah baru.

Jadi, dalam hal ini petugas yang menyusun tatib ibadah kebaktian harus seorang majelis gereja. Dan melaporkan konsep tatib ibadah yang akan dilaksanakan sebelum hari H. 

B. Adat memasuki rumah I

Setelah ibadah selesai, seorang Protokol yang mewakili tuan rumah memberi aba-aba bahwa acara adat akan dimulai.

Maka yang berkaitan untuk itu harus dipersiapkan sedemikian rupa. Baik oleh pihak tuan rumah, maupun dari pihak para undangan. 

Acara adat pada bagian pertama terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Mangalo-alo (penyambutan)

Penyambutan dalam hal ini maksudnya adalah mempersilahkan para undangan untuk memasuki rumah. Urutan pertama adalah Hula-hula, kemudian Tulang, lalu Dongan Sahuta dan undangan-undangan umum lainnya.

Pada saat proses penyambutan ini, pihak Hula-hula dan Tulang akan menyerahkan Boras Sipirni Tondi. Dan disambut (terima) oleh pihak Boru dari sang tuan rumah.

2. Penjelasan tentang maksud acara

Kemudian setelah para undangan duduk ditempat masing-masing, sang Protokol akan memberi kata sambutan singkat. Lalu, dibalas oleh Hula-hula dengan ucapan terimakasih sekaligus menanyakan (memperjelas) maksud pengadaan acara.

Tujuan pengadaan acara penting diperjelas kembali agar semua undangan paham, serta yang berkaiatan dengan itu supaya dipersiapakan sesuai dengan adat Batak pada umumnya. Dalam hal ini adalah Surduk-surduk.

3. Manurduk Hula-hula

Setelah Protokol menjelaskan tentang maksud acara, maka dilanjutkan dengan acara Manurduk 1 ekor Lomok-lomok kepada Hula-hula, yang dilakukan oleh tuan rumah beserta dengan "jajarannya". Yakni Dongan Tubu, Boru dan Bere.

Pada saat penyerahan Lomok-lomok tersebut dibarengi dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan kepada Hula-hula, dimana proses pembangunan rumah berjalan dengan lancar. 

Serta berharap kedepan rumah tersebut menjadi rumah yang selalu diberkati oleh Tuhan. Sehingga orang menempati, maupun bagi yang datang bertamu mendapat sukacita yang berlimpah.

4. Manurduk ikan mas dohot pasahathon ulos

Dalam pada itu balasan kepada tuan rumah, Hula-hula melakukan 2 hal ini, yaitu:

  • Manurduk ikan mas sembari memberi kata-kata petuah/berkat.
  • Memberi ulos (Mangulosi) tuan rumah dan anak-anak.

Teknik pemberian ulos adalah sebagai berikut:

  1. Ulos ukuran besar diberikan sekaligus kepada keluarga tuan rumah. Yaitu kepada sang bapak, ibu dan anak-anak.
  2. Ulos ukuran sedang diberikan khusus kepada anak-anak keluarga tersebut.

Catatan tambahan. Ada kalanya pemberian ulos kepada anak dilakukan dengan 2 tahap yakni: 1]. Ulos khusus kepada anak laki-laki, serta 2]. Ulos kepada anak perempuan.

Setelah pihak Hula-hula selesai, kemudian disusul dengan pihak Tulang dengan cara yang sama. Yakni Manurduk ikan mas, serta Mangulosi tuan rumah.

C. Makan siang bersama

Pasca pemberian ikan mas dan ulos selesai, Protokol langsung memberi aba-aba makan siang bersama. Oleh sebab itu pihak tuan rumah, dalam hal ini diwakili oleh Parboru membagikan makanan dan minuman. 

Namun demikian, jikalau ternyata makan siang dilakukan secara prasmanan, sebagaimana sering pada pesta dilakukan di kota-kota besar. Maka Parboru hanya memastikan bahwa makanan/minuman sudah siap.

Adapun doa makan siang dalam acara memasuki rumah adalah oleh Paidua Suhut. Artinya, orang yang satu marga dengan tuan rumah serta memiliki kekerabatan yang dekat sekali.

D. Adat memasuki rumah II

Pasca makan siang, acara adat memasuki rumah dilanjutkan dengan bagian kedua. Yaitu terdiri dari:

1. Mandok Hata

Dalam istilah adat Batak Mandok Hata artinya menyampaikan sepatah dua patah kata kepada keluarga yang mengadakan acara (Hasuhuton), dengan tujuan untuk meneguhkan, menghibur, memberi dorongan, nasehat hingga pada doa dan harapan-harapan. 

Supaya kedepan Hasuhuton semakin diberkati Tuhan, jauh dari sakit penyakit, lancar dalam sekolah/kualiah, pekerjaan dan lain sebagainya. 

Adapun urutan Mandok Hata adalah dimulai dari Hula-hula, Tulang, Dongan Sahuta, lalu Dongan Tubu. Lebih detail tata cara Mandok Hata, masing-masing pihak tersebut diatas pada umumnya dimulai dari Boru/Bere, kemudian Namardongan Tubu.

Semisal dalam acara memasuki rumah tersebut pihak Tulang adalah Kami (Keluarga Siallagan). Maka tiba pada giliran kami untuk Mandok Hata, maka yang kami persilahkan lebih dulu adalah Boru dan Bere kami. Setelah mereka selesai, kemudian kami.

Penting diketahui bahwa pada saat Mandok Hata tiba pada giliran Dongan Tubu / Dongan Sahuta. Maka kado dan Tumpak yang telah disediakan sebelumnya diserahkan kepada tuan rumah.

2. Mangappu dari tuan rumah

Mangappu artinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh undangan atas berkenan hadir dan memberi doa dan ucapan selamat atas selesainya pembangunan rumah.

Pihak tuan rumah yang layak turut serta Mangapu selain keluruh anggota keluarga yang mendiami rumah tersebut adalah Paidua Suhut dan mertua. 

Jadi, urutan Mangappu yang paling pas adalah dimulai dari: Anak, Ibu, Bapak. Namun jikalau Paidua Suhut dan mertua turut serta, maka mereka dipersilahkan setelah anak-anak.

3. Penutup

Acara penutupan memasuki rumah baru dilakukan setelah Mangappu. Oleh protokol memberitahu bahwa rangkaian acara telah rampung, lalu meminta kesediaan Hula-hula untuk membawa doa penutup.

Harus diakui bahwa setiap kegiatan yang melibatkan orang banyak di suku Batak, selalu dilakukan dengan tata acara adat. Hal tersebut tidak hanya Batak Toba, tetapi termasuk Simalungun, Karo, Nias, Mandailing dan Pakpak. Maka dari itu mau tidak mau, yang berdomisili di kota-kota besar harus turut melestarikan.

Umpasa yang cocok disampaikan pada acara memasuki rumah:

Bona ni aek puli di dolok sitapongan, Sai tubu ma di hamu akka nauli, 

di bagas na imbaru, na martua on, sai godang ma akka pangomoan


Marmutik ma inggir-inggir, Bulung nai rata-rata

Hata nauli, hata pasu-pasu pinasahat nami,

Amanta Debata ma Na pasauthon .


Posting Komentar untuk "Tertib Acara Memasuki Rumah Baru Dalam Adat Batak Paling Lengkap"