Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Perbanyak Orang Benar Dan Perkecil Orang Fasik [Amsal 29:2]

Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang mengatakan, “enough for evil to thrive when the good people do nothing.” Arti ungkapan ini kira-kira; “sudah cukup bagi kejahatan untuk merajalela saat orang-orang baik tidak melakukan apa-apa.” 

Cara Perbanyak Orang Benar Dan Perkecil Orang Fasik

Ternyata jauh sebelum ungkapan ini muncul, ayat Alkitab sudah terlebih dahulu mengingatkan. Dan hal Itulah yang menjadi ayat harian bagi kita. Hari ini Firman Tuhan diambil dari Amsal 29:2; “Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.”

Dalam ayat harian ini, menyebutkan ada 2 (dua) kelompok orang. Yaitu orang benar dan orang fasik. Siapa orang benar?. Orang benar bukanlah orang yang tidak berdosa. Orang benar adalah orang yang berdosa, namun langsung menyadari dosanya dan tidak mengulangi. 

Lalu, siapa orang fasik?. Orang fasik adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak mengindahkannya dalam perbuatan dan tingkah laku. Melainkan justru mengakibatkan orang lain menderita. Oleh sebab itu mereka juga berdosa. Singkatnya orang fasik adalah orang yang selalu melakukan dosa.

Cara melawan orang fasik menurut Firman Tuhan

Kita mengakui bahwa firman Tuhan itu baik dan benar. Maka dari itu, siapa yang tidak mau melakukan firman Tuhan berada di pihak yang menentang kebaikan dan kebenaran. Di situlah posisi orang fasik. Lalu penulis Amsal memberi motivasi kepada orang-orang benar untuk bangkit dan bertindak menentang orang fasik.

Apa untungnya jika orang benar bangkit melawan orang fasik?. Penulis Amsal mengatakan bahwa setelah mengalahkan orang fasik akan ada sukacita. Mengapa sukacita itu penting?. Karena dari sana muncul damai sejahtera.

Sisi lain seorang pemimpin sejati pasti berusaha agar rakyat bersukacita. Sebab suasana demikian menjadi salah satu pertanda atas keberhasilan kepemimpinannya. Persoalannya siapa diantara kita yang benar dan siapakah yang fasik.

Dalam konteks ini rakyat disebut sebagai korban atas perilaku kedua kelompok tersebut. Yang satu korban dalam arti positif, sementara yang satunya lagi dalam arti negatif. Nah, kira-kira yang mana Saudara pilih?. Logika kita mengharapkan dampak positif bukan?.

Orang benar mencari sukacita bukan keluh kesah

Kita bersukacita karena Allah memimpin kita kepada kehidupan, bukan kematian. Hal itu terlihat dari karya Allah dalam Kristus Yesus adalah karya kehidupan dan keselamatan. Jadi semua yang Allah sudah lakukan, seperti yang disaksikan di dalam Alkitab, adalah untuk kebaikan manusia. 

Sejak dunia pun diciptakan, hingga manusia jatuh dalam dosa, sampai pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu peristiwa turunnya Roh Kudus. Adalah karya Allah Bapa, sebagai Pemimpin yang menuntun umat-Nya. 

Oleh sebab itu semua orang benar diajak agar menemukan kesukacitaan. Bukan justru menciptakan keluh kesah, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang fasik dalam ayat harian ini.

Jikalau Saudara adalah seorang pemimpin, berarti Anda harus memposisikan diri sebagai orang yang mencari sukacita. Tentu berpijak dan melangkah dengan cara yang diajarkan oleh Firman Tuhan. Dengan demikian lambat laun orang benar akan semakin banyak, sedangkan orang fasik makin sedikit.

Disamping itu, memang haru kita akui tidak semua orang akan menyukai dan mendukung tindakan dari orang-orang yang benar. Bahkan tak jarang yang mengadakan perlawanan terang-terangan. Apalagi ketika dibuhungkan dalam konteks politik.

Namun Firman Tuhan berkata, jangan khawatir, takut atau tawar hati. Tuhan Yesus Kristus sudah melakukannya dahulu bagi kita sebagai contoh?. Toh, masih saja tetap ada orang-orang sezaman-Nya yang tidak menyukai-Nya. 

Maka saat ini kita juga harus siap. Hidup sebagai orang benar, menciptakan sebanyak mungkin suasana sukacita bagi sesama, dan melawan orang-orang fasik dengan cara yang sama Tuhan Yesus lakukan. Amin.

Posting Komentar untuk "Cara Perbanyak Orang Benar Dan Perkecil Orang Fasik [Amsal 29:2]"