Alasan Kristen Harus Promosi Diri Dalam Yesus Kristus [1 Timotius 1:17]
Kesombongan akan membuka jalan bagi seseorang agar menjadi pusat perhatian. Menggantikan sosok/figur yang seharusnya kita sentral-kan. Siapa sosok tersebut?. Yesus Kristus.
Ketika kisah hidup kita tidak menceritakan kebesaran Tuhan. Berarti secara tidak langsung kita sudah melakukan promosi diri sendiri. Dan hal itu rentan menimbulkan kesombongan dan tinggi hati.
Sementara kalau kita selalu menceritakan kisah perjumpaan dengan Kristus. Dari sana akan terlihat bahwa kita memuliakan Tuhan dalam sikap, perbuatan maupun ucapan. Oleh sebab itu jangan memusatkan perhatian kepada diri sendiri. Baik tentang kehebatan, kebaikan maupun kelebihan.
Promosi diri dalam Yesus Kristus
Satu-satunya jalan untuk menghindari sikap mempromosikan diri sendiri, dan memuji-muji diri sendiri adalah dengan memuliakan Tuhan yang Mahakuasa. Dengan penuh rasa syukur dalam pujian dan penyembahan.
Mensyukuri anugerah Allah dalam segala sesuatu akan menempatkan rasa bangga pada posisi yang seharusnya. Jadi bukan untuk menghasilkan kesombongan dan keangkuhan. Hal itu terlihat jelas dalam ayat renungan hari ini, yang terambil dari 1 Timotius 1:17; “Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.”
Kita mengakui bahwa tanpa kasih Allah yang tidak berkesudahan, kita tidak akan memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal. Maka dengan senantiasa bersyukur dan memuliakan Tuhan, kita akan tetap menjadikan Yesus menempati peranan utama dalam kisah kehidupan kita.
Jadi promosi diri itu sebenarnya tidak salah. Asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Yaitu dalam koridor ajaran yang Yesus Kristus. Bukan atas dasar ajaran duniawi.
Contoh menjadi pemimpin pujian yang terampil di gereja. Berarti Anda cekatan seni musik dan tarik suara. Nah, dari situ secara tidak langsung Anda akan menjadi pusat perhatian. Karena dapat membawakan lagu dengan sempurna.
Cara mempromosikan diri dalam Yesus
Selain contoh diatas adalah dengan menjadikan diri kita sebagai teladan. Sama seperti Paulus pasca dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayan. Ia menunjukkan teladan yang luar biasa. Dengan cara tetap menempatkan dan mengutamakan Yesus Kristus dalam aspek kehidupannya.
Dalam ungkapan pujian yang sungguh dahsyat, ia menyatakan dengan luar biasa kemuliaan Allah yang maha kekal. Ia menghormati dan menganggap memuliakan Allah adalah satu-satunya yang hidup sampai selama-lamanya, Allah yang baik, Pemilik semesta dan alam.
Singkatnya banyak cara dan tempat yang bisa dijadikan oleh umat Tuhan untuk mempromosikan diri. Hal itu tidak salah. Namun justru dianjurkan sebagai bagian dari kesaksian kita sebagai pengikut Kristus Yesus. Dengan demikian semakin banyak orang yang terpanggil dan mendapat keselamatan.
Promosi Allah terhadap manusia dan imbal baliknya
Kita adalah mahluk yang paling dimuliakan oleh Tuhan Allah. Bukanlah hanya sebutir pasir di tepi pantai. Sejak dalam kandungan ibu, kita telah dipelihara dan dibesarkan oleh Allah Sang Pencipta.
Pun setelah terjerumus dalam dosa, kita dijadikan menjadi biji mata (sasaran dari kasih dan anugerah) Kristus yang kekal. Sehingga IA rela mati dan disalibkan untuk kita.
Maka sudah selayaknya lah kita berlutut dalam kerendahan untuk bersyukur dan memuji Tuhan. Atas segala berkat dan anugerah-Nya, kita bisa bermegah di dalam Dia sampai saat ini(1 Kor. 1:30-31).
Bagaimanakah kita memuji dan memuliakan Tuhan?. Tentu dalam doa kita dapat memuji Dia, atau melalui nyanyian pujian dan penyembahan atau melalui firman-Nya.
Memuji Tuhan secara bersama-sama dengan bernyanyi, membaca Alkitab, dan merayakan secara bersama-sama tentang pengorbanan Kristus untuk menebus kita dari segala dosa.
Memuji Tuhan berarti bersyukur dan memberikan kepada-Nya kemuliaan dan hormat karena nama-Nya. Dialah yang layak dipuji karena kebesaran, kebaikan, dan kemuliaan-Nya. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya hanyalah bagi Dia, Allah kita yang kekal. Amin.
Posting Komentar untuk "Alasan Kristen Harus Promosi Diri Dalam Yesus Kristus [1 Timotius 1:17]"