Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenyamanan Rohani Lebih Penting Dari Kenyamanan Duniawi [Matius 4:4]

Ketika sudah memasuki tahun baru, umat Tuhan pasti bersukacita. Karena bisa melewati tahun lalu, dan melangkah ke tahun yang baru. Dengan harapan bahwa tahun yang baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Sebelum itu, tentu banyak hal yang kita alami di tahun yang lalu. Baik yang berbentuk keberhasilan atau pun kegagalan, dalam bentuk sukacita maupun dukacita, bahkan dalam hal-hal yang terasa baru pertama sekali ditemukan/rasakan. Misalnya mendapat pekerjaan, membangun rumah tangga baru dan seterusnya. 

Semua itu harus kita amini sebagai perjalanan yang diketahui Tuhan dan disertai Tuhan. Bahkan harus kita syukuri, sebab hanya oleh kasih karunia yang daripada-Nya lah kita boleh mendapatkannya.

Kenyamanan Rohani Lebih Penting Dari Kenyamanan Duniawi

Kenyamanan rohani vs duniawi

Ada banyak pandangan atau prediksi yang disampaikan orang tentang tahun yang akan kita masuki ini. Dari sisi ekonomi, orang menyebut ada goncangan yang mungkin bisa sampai kepada resesi. 

Sementara di sisi keamanan, ada yang mengatakan bahwa perdamaian di dunia masih belum bisa terwujud 100%. Sedangkan sisi kesehatan kemungkinan akan ada varian virus baru, dan seterusnya. 

Namun kita juga harus mendengar bahwa ada banyak hal positif yang mungkin terjadi. Seperti pertumbuhan ilmu pengetahuan, khsusnya bidang teknologi. Sangat membantu manusia dalam hal berkomunikasi, sistem pertanian yang lebih maju untuk kecukupan pangan, sistem perbankan yang memudahkan transaksi, dan seterusnya.

Gambaran diatas menjadi sebuah perenungan bagi orang percaya. Untuk menentukan apakah persoalan kenyamanan duniawi lebih penting dari kenyamanan rohani. Penting dalam hal ini maksudnya adalah yang kita prioritaskan.

Makanan rohani lebih penting daripada makanan jasmani

Hari ini kita diajak untuk berefleksi tentang apa yang dialami oleh Tuhan Yesus di awal pelayanan di dunia ini. Melalui Injil Matius 4:4. Firman Tuhan berkata: "Tetapi Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 

Kala itu Yesus memasuki tahapan baru dalam pelayanan. Dia tengah diperhadapkan dengan godaan dan tantangan yang cukup berat. Godaan tersebut datang dari iblis. Ia dicobai dengan hal yang sangat fundamental, sangat hakiki, dan bisa membuat manusia jatuh. 

Pertama mengenai makanan. Makanan tentu sangat dibutuhkan manusia. Oleh seba  itu diangkat Iblis untuk menggoda Tuhan Yesus. Seperti kita ketahui, saat itu Tuhan Yesus baru berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Pikiran iblis, makanan lah yang sangat dibutuhkan oleh Yesus. 

Namun ternyata tidak. Tuhan Yesus mampu mengalahkan cobaan itu dengan mengatakan bahwa  hal yang lebih penting dalam hidup manusia adalah firman Tuhan.  Makanan duniawi hanya mampu mengendalikan kebutuhan jasmani. Itu pun bertahan hanya sesaat. Sementara Firman bertahan selamanya-lamanya. Itu lah sebenarnya kenyamanan rohani yang harus kita prioritaskan.

Memilih makan rohani membutuhkan komitmen tinggi

Kita membutuhkan banyak hal dalam kehidupan kita termasuk makanan, pakaian, dan perumahan. Bahkan saat ini kita juga menganggap bahwa kebutuhan telekomunikasi adalah sesuatu yang primer. Tidak salah kita memiliki semua itu. 

Tetapi kita harus tetap mengingat bahwa di atas semuanya itu, kita membutuhkan tuntunan atau pedoman atau arah yang tepat dalam menggunakan semua yang kita butuhkan itu, yakni Firman Tuhan. 

Ketika kita hidup dalam firman Tuhan, maka kita akan mampu untuk menghadapi apapun. Untuk itu jangan pernah lengah dengan tawaran-tawan duniawi, yang menghendaki kita jauh dari Tuhan.

Komitmen untuk memilih kebutuhan utama kita (Tuhan dan firman-Nya) sangat penting. Dengan demikian hubungan kita bisa tetap konsisten dengan-Nya. Dan dapat merasakan sukacita dalam menjalani hidup. Karena kenyamanan secara rohani sekaligus secara duniawi dapat tercapai sekaligus. Amin. 

Posting Komentar untuk "Kenyamanan Rohani Lebih Penting Dari Kenyamanan Duniawi [Matius 4:4]"