Ending Penderitaan Bagi Kristen Adalah Kebahagiaan Kekal Dan Kemuliaan [2 Timotius 2:9-10]
Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan. Baik pada waktu masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan/atau setelah memasuki usia tua. Dengan demikian boleh disimpulkan bahwa penderitaan adalah bagian yang tidak terhindarkan dari kemanusiaan.
Dalam memaknai penderitaan setiap bidang pengetahuan tentu memiliki pengertian/versi masing-masing. Contohnya di bidang kesehatan, berpandangan bahwa seseorang menderita karena mengalami penyakit. Bidang perekonomian berpandangan bahwa orang yang menderita disebabkan karena kemiskinan.
Atas dasar itu dapat diartikan secara umum, menderita adalah sebagai sebuah keadaan yang tidak menyenangkan, namun harus diterima dan harus ditanggung. Dan, bila kaitkan dengan konteks sebagai umat Kristen. Percaya kepada Kristus bukanlah menjadi sebuah jaminan bahwa kita tidak lagi mengalami penderitaan.
Janji Tuhan tentang kebahagiaan pasca penderitaan
Adalah tertulis dalam surat Paulus ke jemaat Timotius. Tepatnya 2 Timotius 2:9-10; "Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal."
Paulus dalam 2 Timotius 3:12 memberitahukan terus terang kepada orang percaya. Bahwa setiap yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menerima aniaya.
Bukankah hal ini justru membuat orang takut beribadah dalam Kristus Yesus?. Jawabnya bisa iya, dan bisa juga tidak. Tergantung seberapa besar iman orang tersebut kepada Yesus.
Apa yang dialami oleh para rasul yang telah tertulis dalam Alkitab, adalah bukti bahwa dalam Kristus juga akan ada penderitaan, bahkan bisa jadi sampai teraniaya. Namun, yang menjadi pembeda penderitaan yang dialami oleh orang percaya adalah orang itu ending-nya akan berbahagia (1 Pet. 3:14.).
Kesaksian Paulus tantang penderitaan dan kebahagiaan
Dalam ayat harian ini, Paulus memberi kesaksian hidup tentang penderitaan yang dialaminya karena pemberitaan Injil. Lalu, Paulus meminta Timotius untuk ikut mengalami penderitaan yang sama dengan para pekabar Injil lain. Yang juga telah bertahan dalam penderitaan demi Injil.
Maksud Paulus disini adalah bukanlah dia harus di penjara, seperti yang dialami Paulus saat itu. Dan, bukan juga berarti seperti ajaran gnostik dimana mereka dengan melukai diri.
Namun yang dimaksud ialah bagaimana ia harus bertahan memberitakan kebenaran Injil, sekalipun tengah dalam menderita. Sebagaimana mereka yang di penjara mempertahankan iman mereka terhadap Kristus.
Melalui ayat ini Paulus meminta kita untuk berlaku seperti seorang prajurit yang setia, siap menderita dan tetap konsentrasi pada pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya. Tanpa perlu memusingkan dirinya sendiri, keluarga atau kerabat lainnya.
Kekuatan ini lah yang dipegang oleh Paulus. Sehingga dia terus bersemangat memberitakan Injil. Sebab dalam tekadnya mengalami penderitaan adalah bagian dari keyakinannya pada Firman Allah. Sehingga ia tidak merasa terbelenggu oleh karena itu.
Paulus juga memberi kesaksian bahwa ada kuasa dari Tuhan yang senantiasa bekerja bagi orang yang memberitakan Firman. Tuhan Yesus juga telah memberi jaminan yang sama. Bahwa akan ada penyertaan kekal dari Tuhan ketika kita berada dalam barisan pengikut Kristus yang setia bersaksi (bdk. Mat. 28:19-20).
Penderitaan karena pemberitaan Firman adalah satu kehormatan
Semangat dari Paulus ternyata dapat memotivasi anak rohaninya, yaitu Timotius. Karena Timotius berhasil juga mengerjakan apa yang diajarkan oleh Paulus. Terutama adalah hal melawan derita, yang datang dari pihak internal maupun eksternal jemaat.
Khabar ini tentu menjadi motivasi juga bagi kita saat ini. Dengan demikian kita tidak takut. Melainkan terus berjuang memberitakan Injil, sekaligus menjadi saksi-saksi Kristus yang setia. Sebab eding-nya adalah kebahagiaan kekal.
Kebahagiaan yang diberitakan Paulus sebagai akibat dari mengabarkan dan memberitakan Injil adalah keselamatan dan kemuliaan.
Keselamatan dan kemuliaan pun akan diperoleh oleh orang lain, jikalau siap menerima aniaya dan penderitaan oleh karena tugas mulai yang diberikan Tuhan Allah kepadanya. Seperti yang dialami oleh Paulus dan Timotius.
Cara memperoleh kebahagian kekal dan kemuliaan dari Tuhan
Paulus memberi kesaksian tentang bagaimana indahnya kemuliaan itu. Hal itu terungkap dalam perkataan bahwa bagi Paulus hidup adalah Kristus dan kematian adalah keuntungan.
Hidup adalah kristus maksudnya disini adalah perihal tujuan dan cara hidup. Sementara kematian adalah keuntungan artinya pasca menjalani hidup benar maka ia kan mendapatkan keselamatan, dan kebahagiaan yang kekal dari Tuhan Allah.
Oleh sebab itu, marilah kita semakin membekali diri. Dengan mengibarkan semangat mengabarkan Injil. Semangat supaya semakin banyak pribadi yang mengalami keselamatan dan kemuliaan bersama Kristus.
Kita adalah saksi-saksi Kristus yang setia. Anak-anak Allah yang telah diberi kuasa dan kekuatan untuk mengalahkan aniaya dan derita. Amin.
Posting Komentar untuk "Ending Penderitaan Bagi Kristen Adalah Kebahagiaan Kekal Dan Kemuliaan [2 Timotius 2:9-10]"