Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Selalu Mengucap Syukur Kepada Tuhan [Efesus 5:20]

Pentingnya Selalu Mengucap Syukur Kepada Tuhan

Hari ini kita diingatkan untuk mengucap syukur kepada Allah dan Bapa kita. Apa alasan kita mengucap syukur? Ada banyak. Dua di antaranya adalah bahwa Allah tetap setia walau kita tidak setia (2 Timotius 2:13). Tentu ini adalah alasan yang sangat nyata tentang mengapa kita harus mengucap syukur kepadaNya. 

Alasan kedua, adalah bahwa karena pekerjaan Allah, maka mata orang-orang buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli akan dibuka (Yesaya 35:5). Ini pun juga menjadi alasan yang sangat nyata tentang mengapa kita harus mengucap syukur kepada Allah. 

Tetapi, tidak hanya karena dua alasan di atas saja kita harus mengucap syukur kepada Allah. Berdasarkan firman Tuhan pada ayat harian hari ini, rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus agar mengucap syukur atas segala sesuatu. 

Segala sesuatu disini maksudnya tak terhingga, dan tidak terbatas oleh situasi dan kondisi yang tengah kita alami. Oleh sebab itu, sebenarnya alasan kita untuk mengucap syukur sangat banyak.

Mengucap syukur adalah kewajiban orang percaya

Sebagaimana tertulis dalam Surat Paulus kepada jemaat Efesus 5:20. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”

Kita tidak perlu mencari banyak alasan untuk mengucap syukur kepada Allah. Tetapi kita hanya perlu mengingat kembali akan hal-hal apa yang kita alami sebelumnya. Dan menyadari bahwa hal itu bisa kita lalui oleh karena penyertaan Tuhan.

Seseorang bisa bersyukur dengan tulus hanya karena ia telah memikirkan dan mengingat dalam hati akan sesuatu hal. Jika kita tidak memikirkannya, maka akan muncul niat untuk mengucap syukur. 

Mendiang Pendeta Armencius Munthe dalam sebuah khotbahnya pernah mengatakan bahwa dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Kata kerja memikirkan dan bersyukur (berterima kasih) sangat erat hubungannya satu sama lain.

Dalam bahasa Jerman, memikirkan itu adalah denken; dan bersyukur itu adalah danken. Hanya dibedakan oleh satu huruf saja. Sementara dalam bahasa Inggris, memikirkan itu adalah think; dan bersyukur itu adalah thank. Juga hanya dibedakan oleh satu huruf. 

Itulah mengapa orang yang senantiasa mengucap syukur adalah orang yang senantiasa memikirkan karya-karya Allah dalam hidupnya. Dan orang tersebut layak disebut umat yang setia pada kasih Allah.

Mengucap syukur harus tulus dan sungguh-sungguh

Kita perlu mengucap syukur atas segala sesuatu. Termasuk dalam kedukaan sekalipun. Kalau kita bertanya-tanya bagaimana mungkin mengucap syukur dalam kedukaan, maka ingat dan pikirkanlah apa yang dilakukan Ayub

Saat itu sepuluh anak Ayub mati dalam waktu bersamaan. Tujuh ribu ekor kambing domba dan tiga ribu ekor unta dan lima ratus pasang lembu dan lima ratus keledai betina dan budak-budaknya dalam jumlah yang sangat besar dirampas dari padanya.

Apakah hal itu membuat Ayub tidak mengucap syukur?. Tentu tidak. Ia malah sujud dan menyembah sambil berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:20-21).

Itu lah salah satu contoh orang yang sungguh-sungguh dan tulus. Menyakini bahwa kuasa Allah tidak dapat dikalahkan oleh apa/siapa pun. Termasuk ketika itu kematian Ayub sendiri sudah didepan mata.

Pertanyaannya, apakah ucapan syukur Ayub sia-sia?. Tidak bukan?. Justru berlipat ganda dari apa yang sebelumnya ia miliki. Demikian pula hendaknya umat Tuhan saat ini. 

Segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus wajib kita syukuri. Baik yang tidak menjadi kepunyaan kita, terlebih lagi atas hal-hal yang telah Allah karuniakan bagi kita. Haleluya.

Posting Komentar untuk "Pentingnya Selalu Mengucap Syukur Kepada Tuhan [Efesus 5:20]"