Kuasa Allah Bukan Sekedar Atas Janji-janji Yang Dibuat [Roma 4:21]
Ayat renungan hati ini berbicara tentang riwayat Abraham, yang menerima janji dari Tuhan, bahwa “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” (Kej. 15:5). Janji itu diterima Abraham dengan penuh keyakinan, walau tubuhnya sudah sangat lemah, usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Keyakinan Abraham atas janji Allah tersebutlah yang membuatnya dibenarkan. Jadi, Abraham dibenarkan karena iman. Tetapi sesungguhnya Abraham meletakkan keyakinannya bukan pada janji yang Allah sampaikan.
Melainkan, Abraham meletakkan imannya di atas dasar “bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Oleh karena itu, kekuasaan Allahlah yang sesungguhnya diyakini oleh Abraham.
Ayat harian tentang kuasa Allah pada janji-Nya
Salah satunya terlihat dalam Surat Paulus ke jemaat Roma pasal 4 ayat 21; “dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”
Apa yang Tuhan janjikan bagi kita?. Melalui para murid, Tuhan Yesus berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20). Jadi, janji Tuhan pada kita adalah waktuNya.
a. implementasi janji dalam hidup
Menyertai itu kan butuh waktu. Bagi orang tua yang menyertai anaknya untuk memulai sekolah di hari-hari pertama, itu artinya orang tua memberikan waktunya bagi anak-anaknya.
Bagi para bapak yang menghadiri perayaan seksi wanita misalnya di gereja. Karena istri sedang pelayanan, berarti si-bapak tersebut memberikan waktu bagi istrinya. Setidaknya ikut mengantar atau menjemput. Demikian sebaliknya.
Bagi para istri yang duduk di samping tempat tidur suaminya di sebuah ruangan, atau di kamar inap rumah sakit. Berartinya istri tersebut memberikan waktunya bagi suaminya. Bukan sekedar menjaga atau menemani, tetapi sekaligus sebagai pelayan bagi sang suami.
Bagi seorang satpam (satuan pengaman) yang memegang tangan anak-anak. Dimana anak-anak tersebut sedang menyeberang jalan di depan sekolah, itu artinya satpam tersebut memberikan waktunya bagi anak-anak yang mau menyeberang jalan.
b. Janji Allah tidak pernah meleset
Maka, saat seseorang memberikan waktunya bagi orang lain, orang tersebut sedang memberikan dirinya bagi orang lain. Dengan membayangkan hal-hal seperti di atas, maka semoga kita bisa membayangkan betapa siap sedianya Tuhan bagi kita, bahkan sampai akhir zaman.
Itulah janji Tuhan kepada kita. Tetapi, sama seperti Abraham, bukan kepada janjiNya itu kita berkeyakinan. Melainkan kepada Tuhan yang berkuasa melakukan janjiNya tersebut.
Janji-janji yang dibuat Allah tidak pernah meleset, karena IA memiliki kuasa penuh atas segala ciptaan. Bahkan atas apa yang diucapkan-Nya (dalam bentuk Firman). Yang berupa nubuat, janji, atau hal-hal lain apapun.
Iman yang benar pada kuasa Allah
Bagaimana dengan keyakinan yang ada dalam diri kita?. Seberapa besar keberadaannya? Atau, seberapa kecil sisanya?. Masihkah ada keyakinan di dalam diri kita terhadap Tuhan yang berkuasa?.
Tentu tidak gampang mempertahankan keyakinan.Bahkan, sangat sulit. Itulah mengapa Tuhan sangat memperhitungkan keyakinan Abraham. Dan Tuhan melihat itu sebagai sebuah kebenaran berdasarkan iman (Roma 4:16).
Jagalah dan rawatlah keyakinan kita kepada Tuhan. Jangan sampai kita ragu kepadaNya?. Dan jangan sampai kita semakin jauh dari-Nya?. Kita renungkan di dalam hati kita, dan kita aktualisasikan di dalam perilaku kita.
Kedekatan kita kepada Allah adalah bukti dari iman yang telah mengalami pertumbuhan. Dan dengan iman yang bertumbuh tersebut, kita akan percaya akan segala sesuai yang TUHAN perbuat dan ucapkan. Amin.
Posting Komentar untuk "Kuasa Allah Bukan Sekedar Atas Janji-janji Yang Dibuat [Roma 4:21]"