Persiapan Dasar Sebelum Menyusun Materi Khotbah Kristen [Part 2 of 4]
Seorang pengkhotbah yang sudah memiliki jam terbang dan pendidikan tinggi sekalipun, selalu mohon bimbingan Roh Kudus saat hendak menyusun dan menyampikan khotbah. Karena dari segi pengetahuan dan pengalaman tidak menjamin bahwa firman yang akan disampikan sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan Allah.
Bagaimana dengan saudara-saudara yang masih tergolong pemula. Tentang hal apa yang membuat saudara tidak berani menyampikan khotbah dalam ibadah?. Faktor internal atau eksternal?. Adakah khotbah yang tidak menarik, dan membosankan?. Bukankah khotbah tersebut berisi Firman Tuhan?.
Antara khotbah, pengkhotbah dan Allah
Anggapan bahwa ada khotbah yang tidak menarik adalah gambaran dari iman percaya seseorang yang belum teguh. Dengan kata lain, ia masih mengandalkan pemikirannya sendiri pada saat mendengar/menerima khotbah. Akibatnya, seberapa banyak Firman Tuhan pun yang akan disampaikan kepadanya tidak akan menjadi pencerahan baginya.
Sisi yang lain. Bila pengkhotbah tarik diri dari pelayanan karena persepsi-persepsi demikian, berarti ia belum melaksanakan pelayanan dalam kerendahan hati, dan mengakui bawah kuasa Roh Kudus yang bekerja baginya saat menyampaikan Firman. Seperti tertulis dalam 1 Korintus 2:4-5: ”Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”
Mari garis bawahi kata-kata hikmat. Saudara tahu apa contoh kata-kata hikmat?. Antara lain kata-kata bijak, pantun, pepatah, cerita inspirasi dan sebagainya. Jadi kalau jemaat menginginkan yang demikian, tentu tidak harus datang ibadah. Tetapi, cukup menonton konten-konten terkait dalam youtube.
Hemat penulis mendengar dan menyampaikan khotbah sama-sama sulit. Namun demikian akan sama-sama mudah, jika kita berada dalam kuat kuasa Allah melalui Roh Kudus. Oleh sebab itu, sebaiknya persepsi-persepsi diatas kita jadikan motivasi untuk belajar mempersiapkan khotbah dengan baik.
Oleh jemaat yang sebelumnya beranggapan demikian. Pun harus menyadari bahwa semua khotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan adalah baik. Terlepas pengkhotbah menyampaikan dengan monoton, terlalu singkat/panjang, pelan, terbata-bata, dan sebagainya.
Karena berkhotbah adalah salah satu pelayanan yang harus kita lakukan dalam setiap ibadah. Sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan Allah. Maka dari itu jangan disamakan dengan ceramah atau diskusi antara sesama. Sebab saat menyampaikan khotbah, pengkhotbah tidak mewakili dirinya pribadi melainkan sebagai utusan Tuhan, yang berbicara ditengah-tengah jemaat.
Tujuan dan dasar-dasar khotbah
Tujuan menyampaikan khotbah dalam ibadah kristen adalah:
- Memberitakan Injil kepada seluruh umat manusia
- Menumbuhkan iman bagi orang yang belum percaya
- Meneguhkan iman percaya
Surat Paulus dalam Roma 10:14 berkata: ”Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?”
Dalam ayat ini ada 3 kata kunci yang berkaitan dengan persiapan menyusun materi/bahan khotbah. Antara lain percaya, mendengar dan memberitakan. Objeknya adalah orang percaya dan tidak percaya, sementara Subjeknya adalah Dia (Tuhan Allah). Lalu, konteksnya adalah Firman Allah. Dan, pokok permasalahan terdapat pada kata tanya “bagaimana”.
Kata tanya bagaimana di awal ayat tersebut adalah menunjukkan bahwa ada satu kerinduan besar dari rasul Paulus, agar menyampaikan khotbah sesegera mungkin kepada seluruh penduduk kota Roma waktu itu. Kerinduan tersebut menggambarkan bahwa masih banyak orang belum mendengar, dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Poin kedua yang bisa kita ambil dari ayat tersebut adalah masih minimnya hamba Tuhan yang mampu menyampaikan berita sukacita tersebut bagi orang-orang Roma. Disebabkan oleh belum mendapat berita sukacita. Oleh sebab itu penulis menyebut khotbah adalah sebuah keharusan.
Persiapan dasar menyusun materi khotbah
Materi khotbah adalah sebuah topik pembahasan tentang ayat Alkitab yang ditentukan untuk sebuah ibadah yang terdiri dari latar belakang konteks, korelasi dan aplikasi dalam kehidupan masa kini. Sementara unsur pendukung materi tersebut adalah sejumlah literatur yang kita sisipkan, yang berkaitan langsung dengan topik atau tidak guna meyakinkan pendengar atas Firman Tuhan yang kita sampaikan.
Langkah awal, sebelum menyiapkan materi pengkhotbah wajib memperhatikan 4 hal berikut:
1. Bimbingan Roh Kudus
Otoritas tertinggi bagi seorang pengkhotbah bukan dirinya sendiri, melainkan pada amanat khotbah yang ia bawakan dibawah bimbingan Roh Kudus. Oleh karena itu tidak perlu ragu dalam mempersiapkan materi khotbah, dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Namun demikian pengkhotbah harus menjadi yang orang pertama meyakini tentang topik yang ia khotbah-kan. Dan tidak mengharapkan pujian atas khotbah yang disampaikan. Melainkan pemujian untuk Tuhan Allah sumber dari segala materi yang disampaikan dalam khotbah.
Keimanan pengkhotbah tidak diukur dari seberapa bagus materi khotbah yang sampaikan. Melainkan sebesar apa penyerahan diri dalam bimbingan Roh Kudus untuk menyatakan kebenaran dan kehendak Allah. Sebaliknya jangan ukur pula iman orang lain berdasarkan keseriusannya mendengar saudara berkhotbah. Sebab hadirat Roh Kudus bagi setiap orang berbeda-beda.
2. Topik harus mudah dipahami
Agar khotbah yang akan disampaikan sistematis dan mudah dipahami, sebaiknya materi khotbah disusun menggunakan kerangka yang bagus. Yaitu terdiri dari: tema, sub tema, poin-poin utama, dan poin-poin khusus. Perhatikan contoh berikut :
Yesus --> Murid/Rasul --> Yohanes --> Policarpus ---> Papias
Khusus bagi pengkhotbah yang sudah menguasai materi yang akan disampaikan, kerangka tersebut bisa juga dimulai dari bawah ke atas yaitu:
Papias --> Policarpus --> Yohanes --> Murid/Rasul --> Yesus
Dari diagram ini saudara bisa tahu tema khotbahnya apa?. Silahkan saudara tulis dalam kolom komentar dibawah iya.
3. Jangan kehilangan fokus dan tujuan
Selain menyusun kerangka dengan benar. Agar pengkhotbah tidak kehilangan fokus maka materi khotbah juga harus disampaikan secara ter-struktur. Antara lain dimulai dengan pendahuluan (Doa pembukaan, Pembacaan ayat Alkitab, dan Sapaan kepada jemaat). Setelah itu menyampaikan pokok materi, dan terakhir adalah kesimpulan/penutup.
Pun, oleh pengkhotbah yang telah profesional. Tak jarang antara pokok materi dan kesimpulan dibuat selang-seling. Dengan tujuan, agar semua tujuan khotbah bisa ter-sampaikan dengan baik. Hal ini umum dilakukan karena poin-poin yang akan disampaikan sangat banyak.
4. Memperhatikan latar belakang pendengar
Pengenalan akan latar belakang suku, pendidikan, gender, umur dan sebagainya, juga perlu dilakukan agar materi khotbah yang disampaikan tidak salah sasaran. Contoh, jika pendengar adalah mayotritas pemuda/i. Maka gerak tubuh dan ekspressi wajah pengkhotbah harus energik. Demikian pula dalam penggunaan bahasa (kosa kata dan istilah-istilah), alangkah baiknya pakai bahasa anak muda (viral).
Akan tetapi jika ternyata adalah gabungan. Disini pengkhotbah harus berusaha keras agar bisa menyampaikan materi khotbah dengan teknik-teknik khusus. Yaitu menggunakan tata bahasa dan ekspresi sesuai dengan tujuan poin-poin yang akan disampaikan.
Dalam kondisi seperti ini memang lah sering muncul asumsi bahwa khotbah yang disampaikan tidak bagus, atau tidak tepat sasaran. Oleh sebab itu makin kompleks latar belakang pendengar, maka semakin banyak materi khotbah dan teknik yang harus kita siapkan.
Demikian ulasan mengenai persiapan dasar sebelum menyiapkan materi khotbah dalam ibadah kristen. Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Posting Komentar untuk " Persiapan Dasar Sebelum Menyusun Materi Khotbah Kristen [Part 2 of 4]"