Ternyata Allah Menghendaki Manusia Agar Melakukan Hal Ini [1 Petrus 2:15-16]
Tanda bahwa seseorang sudah merdeka secara jasmani dan rohani adalah selalu melakukan kebaikan dalam hidup sehari-hari. Tanpa pandang bulu, dan tidak didasari oleh maksud tertentu. Rangkaian kalimat bijak ini sesungguhnya berasal dari nats renungan kita hari ini.
Yaitu diambil dari 1 Petrus 2 ayat 15-16. “Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
Yesus adalah teladan dalam hal kebaikan
Ada begitu banyak hal bisa kita pelajari dan teladani dari Tuhan Yesus. Salah satunya adalah patuh pada kehendak Allah. Hal itu terlihat pada saat Ia berdoa terakhir kali,sebelum ia di salib. Yesus berkata: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).
Kepatuhan atas kehendak Allah itu lah, yang mau kita giatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai wujud tanggungjawab sosial kita atas kemerdekaan yang kita peroleh dari pemerintah. Dan, sebagai tanggungjawab moral kita atas keselamatan yang kita peroleh dalam Yesus Kristus.
Mari kita perhatikan teladan yang diberikan Yesus saat ini di dunia. Tidak hanya kepada orang dewasa, tetapi termasuk juga kepada anak-anak kecil. Juga tidak hanya kepada orang yang Ia kenal, melainkan termasuk kepada orang lain yang sama sekali tidak mengenal-Nya.
Bentuk konkrit perbuatan baik yang dikehendaki Tuhan
Sebelumnya kita perlu mengetahui apa kehendak Allah terhadap kita. Pertama adalah supaya kita menjadi orang baik. Agar menjadi orang baik berarti harus melakukan perbuatan-perbuatan baik. Berbuat baik sini memiliki arti yang sangat luas. Yaitu tidak pandang bulu, dan tidak didasari oleh maksud tertentu.
Contoh perbuatan baik adalah memberi makan orang yang kelaparan. Menggandeng tangan kakek/nenek pada saat menyeberang jalan. Termasuk mengingatkan, atau menegur seseorang yang berbuat salah. Dan masih banyak contoh-contoh lain.
Lalu, perbuatan baik yang seperti apa yang dimaksud ayat renungan hari ini dari kita?. Penulis menyimpulkan ada 2 macam yaitu:
1) Sebagai warga negara
Alkitab mengajarkan kita untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna dalam negeri di mana kita tinggal. Maka dari itu kita harus menghormati pemerintah. Pemerintah bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dihormati. Bentuk konkritnya bagaimana?. Perhatikan beberapa ayat Alkitab berikut ini.
Yesus berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Matius 22:21). Rasul Paulus berkata, “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang ada di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma 13:1).
Perbuatan baik lain sebagai seorang warga negara juga diajarkan rasul Paulus dalam 1 Timotius 2:1-2: “Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”
Jadi, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menolak peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Sekalipun peraturan tersebut tergolong memberatkan. Sampai ditetapkan-Nya pemimpin yang berikutnya untuk kita. Oleh sebab itu jangan jemu-jemu mendoakan pemimpin. Agar mereka takut akan Tuhan. Alias mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang baik.
2) Sebagai orang merdeka rohani dan jasmani
Hidup sebagai hamba Allah tentu tidak menyalahgunakan kemerdekaan. Kekristenan tidak mengajarkan kita untuk menjadi orang yang anarkis. Namun justru sebaliknya, yaitu menjauhkan diri dari anarkisme. Yaitu dengan menebar kebaikan kepada semua orang. Misalnya saat di sekolah/kampus, kantor, proyek, terminal bus dan tempat-tempat umum lainnya.
Kemerdekaan rohani yang telah kita terima atas penjajahan, maupun atas kuasa Iblis dan kematian. Juga tidak mengharapkan kita agar melakukan pembalasan. Sebab pembalasan terhadap orang-orang yang berbuat jahat kepada kita, adalah wewenang Tuhan Allah. Tepatnya pada saat kedatangan Yesus kedua kali.
Jadi, jikalau kita balas dendam. Berarti adalah orang picik, bodoh dan yang menyalahgunakan kemerdekaan. Sama halnya orang yang anarkis, melawan peraturan pemerintah, dan tidak berlaku sebagai hamba Tuhan yang baik.
Oleh sebab itu, tetaplah berbuat baik. Dengan cara menghormati pemerintah, tidak menyalahgunakan kemerdekaan, dan menjauhi anarkisme. Dengan demikian kepicikan orang-orang jahat pun akan terbungkam. Tanpa harus terjadi kekerasan fisik atau psikis. Amin.
Posting Komentar untuk "Ternyata Allah Menghendaki Manusia Agar Melakukan Hal Ini [1 Petrus 2:15-16]"