Teladan Daud Bagi Orang Kristen Kala Minta Pertolongan Begini [Mazmur 109:26]
Meminta sesuatu kepada orang lain baiknya adalah dengan merendah. Bukan dengan cara sombong, memaksa, apalagi pura-pura tidak butuh. Contoh yang bagus seperti yang dilakukan oleh raja Daud dalam renungan hari ini. Seperti apakah itu?. Simak tulisan ini sampai selesai.
Nats renungan diambil dari kitab Mazmur 109 ayat 26: “Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu". Dalam ayat ini kata kunci mudah ditemukan. Yaitu tolong, selamatkan, dan kasih.
Realita dalam kehidupan masa kini
Bagi sebagian orang berjalan melewati masa-masa sulit adalah hal yang lumrah, tapi bagi yang tidak terbiasa akan merasa bagaikan tengah dalam hukuman. Atau menganggap sedang dalam pencobaan. Parahnya lagi, menganggap pencobaan itu dilakukan oleh orang lain yang tidak sudah dengannya.
Ketika masa-masa sulit tersebut datang, biasanya manusia akan mencari pertolongan. Dan berharap segera mungkin menemukan, agar persoalan segera bisa diatasi. Nah pada masa pencarian itu pula, kita sering mengandalkan posisi, kuasa, dan kedudukan/jabatan yang kita miliki.
Tidak jarang pula, semakin tinggi kedudukan dan popularitas seseorang. Makin tinggi pula standar pertolongan yang diharapkan. Dengan dalih agar secepatnya berakhir, dan disebabkan oleh banyaknya ragam masalah yang dihadapi.
Maka tidak heran kalau kita sering mendengar perkataan; “Kamu tidak tahu siapa saya?". Padahal dalam posisi meminta. Bukankah hal tersebut terkesan memaksa?. Lalu, bisakah orang melakukan pertolongan dengan maksimal, kalau dalam keadaan terpaksa?.
Ironinya, tak jarang pula kita temui orang yang pura-pura butuh pertolongan, dan memanfaatkan kedudukan kepada orang lain agar mau membantu. Padahal sebenarnya dia tidak dalam salah. Pun ketika punya masalah, sebenarnya dia bisa menyelesaikan sendiri.
Penjelasan kitab Mazmur 109:26
Daud sebenarnya telah banyak mengalami masa-masa yang sulit. Namun yang paling berat dalam hidupnya adalah yang disebabkan oleh musuh-musuh internal. Alias yang berasal dari keluarga kerajaan. Dalam hal ini adalah raja Saul sendiri.
Jadi, kalau sekedar persoalan biasa. Sebenarnya bagi Daud sudah hal yang lazim. Kita ingat ketika ia sebagai gembala di padang gurun. Musuh yang ia hadapi adalah binatang buas. Lalu ketika terjun dalam medan perang, yang ia hadapi adalah tentara raksasa bangsa Palistin (Goliat).
Beranjak dari pengalaman tersebut lah, maka Daud selalu berseru meminta pertolongan Tuhan. Dia menginginkan agar Allah yang menyelamatkannya (memberi kemenangan). Namun kemenangan tersebut bukan sekedar oleh karena kebaikan, melainkan agar dijadikan sebagai wujud dari kasih Tuhan kepada dia.
Dalam hal ini, Daud tidak ingin pertolongan Tuhan datang sebagai bentuk jawaban dari sebuah doa. Yang artinya berlaku sekali pakai. Melainkan untuk jangka panjang. Alias melekat pada dirinya sebagai orang yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Allah.
Jadi, dia tidak mengandalkan kekuatan dan kehebatan. Walau pada saat itu sudah dinobatkan jadi raja atas Israel. Tetapi tetap mengharap dan mengandalkan kekuatan Tuhan saja. Sama seperti sebelum-sebelumnya sebelum jadi raja, ketika ia dalam keadaan sulit.
Berikut teladan yang bisa kita ambil dari kehidupan Daud, khususnya berdasarkan kitab Mazmur 109 ayat 26 ini, yaitu:
- Sama seperti sering menghadapi masa-masa sulit yang telah dia anggap sudah lumrah. Berseru kepada Tuhan juga bagi Daud adalah sesuatu yang lebih dari sekedar lumrah. Alias wajib.
- Daud berseru kepada Tuhan karena sudah merupakan sebuah komitmen. Bukan karena sebelumnya telah melakukan hal-hal baik bagi Tuhan. Seperti kata pepatah "ada udang dibalik batu".
Aplikasi kitab Mazmur 109:26 yang benar saat ini
Pasca kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke sorga, sesungguhnya Allah tidak punya kewajiban lagi untuk menyelamatkan manusia dari kesusahan. Namun demikian, Allah kita adalah Allah penuh kasih dan karunia. Ia setiap saat bersedia mendengar setiap doa-doa yang kita sampaikan.
Persoalan sekarang, ketika meminta pertolongan Tuhan, apakah kita mengandalkan kasih dan kebaikan-Nya?. Fokus pada pertolongan Tuhan saja, bukan kepada diri sendiri?. Atau, jangan-jangan pertolongan Tuhan kita jadikan cadangan/alternatif?.
Dalam hidup ini, kita pasti menghadapi masa yang sulit dan memerlukan pertolongan Tuhan. Setiap orang, tidak terkecuali orang percaya, pasti akan menghadapi kesulitan dan tantangan. Dalam menghadapinya, ia sangat membutuhkan pertolongan.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk selalu berseru kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya. Maka dalam meminta pertolongan kepada Tuhan, janganlah fokus pada diri sendiri melainkan pada Allah saja.
Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah demi kebesaran kasih karunia. Dan jika Allah menolongmu, itu bukan karena apa yang telah kamu perbuat, melainkan hanyalah berkat kasih-Nya yang sungguh besar. Hanya oleh kasih-Nya yang sungguh besar, maka Ia ingin menolong kita dan menjadikan kita semakin bertumbuh.
Sikap rendah hati harus kita tunjukkan pada Tuhan, bukan kesombongan dan keangkuhan diri. Demikianlah orang percaya menyadari bahwa sesungguhnya bagian yang pantas baginya hanyalah kematian akibat dosa dan menerima hukuman kekal. Oleh sebab itu, lakukanlah hal yang sama seperti Daud ketika meminta pertolongan pada Tuhan. Tuhan akan mengabulkan. Amin
Posting Komentar untuk "Teladan Daud Bagi Orang Kristen Kala Minta Pertolongan Begini [Mazmur 109:26]"