Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Hukum Tabur Dan Tuai Menurut Firman Tuhan Yang Tertulis Dalam Galatia 6:7

Jemaat yang dikasihi Tuhan. Salah satu kondisi dan semangat yang harus kita pertahankan sebagai bukti pengikut Kristus adalah tetap antusias dalam mengasihi. Mengasihi sesama kita laksanakan tentu tidak saja dalam hal perasaan, tetapi dalam tindakan nyata dan sikap. Sikap tanpa pamrih, atau tanpa tujuan-tujuan tertentu. Misalnya agar viral.

Arti hukum tabur tuai  Firman Tuhan Yang Tertulis Dalam Galatia 6:7

Pengertian mengasihi & latar belakang Galatia 6 ayat 7 

Mengasihi adalah tindakan yang terus menerus melekat dalam diri kita dan menjadi ciri khas dan jati diri kita. Dalam perjalanan kehidupan umat percaya di Galatia, semangat untuk mengasihi pernah mengalami kemunduran. 

Jemaat Galatia, seperti yang dilihat oleh rasul Paulus, mengalami apa yang kita sebut, "mereka menjadi jemu dalam melakukan kebaikan." Tidak terlihat dengan nyata kebaikan dan tindakan kasih yang mereka lakukan. Adapun yang menjadi penyebab dari keadaan ini adalah  adanya perselisihan internal yang ada pada mereka, mereka saling mencari hormat dan saling menjatuhkan orang lain (Galatia 5:26). 

Ada juga di antara mereka yang menghakimi orang lain (Galatia 6:3-4). Dari semua keadaan ini, rasul Paulus dengan tegas memperingati jemaat Galatia supaya mereka tidak jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6:9a) dan supaya mereka tidak menjadi lemah (Galatia 6:9b). 

Untuk menjaga diri supaya tidak menjadi lemah dan jemu berbuat baik, maka melalui ayat harian ini rasul Paulus memberi nasehat kepada jemaat Galatia. Yang pertama yang dapat kita lakukan adalah menjaga pikiran dari kesesatan (Galatia 6:7). 

Hal ini merupakan pesan yang mendalam dari rasul Paulus tentang keadaan hati dan pikiran yang dapat dibawa dan dikelabui oleh “arus zaman.” Rasul Paulus melihat bahwa ada kesalahan berpikir secara konseptual dalam pemahaman jemaat Galatia. 

Dalam Galatia 6:6 disebutkan, "Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu." Dengan ayat ini, rasul Paulus melihat bahwa di jemaat Galatia ada yang tidak melibatkan diri dalam pelayanan melalui memberikan materi dalam pelayanan. 

Pemahaman mereka dalam memberikan persembahan dan bantuan materi dalam pelayanan menjadi tidak konsisten. Bahkan mereka menganggap mereka adalah orang yang mempunyai arti dalam jemaat (Galatia 6:3). Padahal sebenarnya ia adalah orang yang menipu dirinya sendiri. Untuk itu rasul Paulus mengatakan bahwa mereka harus menguji pekerjaannya sendiri. 

Untuk itu dengan tegas ia mengatakan, "Jangan sesat." Sesat yang dimaksudkan adalah pemikiran dan sikap hidup yang mendustakan kebenaran Firman Allah. Apapun dalih dan pemahaman dari jemaat Galatia, dengan tegas disebut bahwa Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. 

Kata "dipermainkan" secara harfiah berarti "diolok-olok" (bahasa asli: mykterizo, bandingkan dengan 1 Raja-raja 18:27; 2 Raja-raja 19:21, 2 Tawarikh 36:16). Dalam praktik hidup jemaat Galatia, rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa “ke-engganan mendukung pemberitaan firman secara finansial dan material merupakan penghinaan (olok-olok)terhadap Allah." 

Dengan demikian rasul Paulus secara tegas mengatakan bahwa kebenaran Firman Allah adalah yang terutama dan tidak dapat digagalkan oleh pemahaman apapun. Perbuatan mengasihi harus menjadi yang utama dan terpenting dan jangan mengolok-olok atau mempermainkan Allah.

Pula yang diingatkan rasul Paulus, adalah mengingat konsekuensi yang serius dari sikap "mempermainkan" (mengolok-olok) Allah. Dalam ayat harian ini disebut, "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Merujuk dari Galatia 6:8, pernyataan ini dipertegas bahwa yang menuai dalam daging akan menuai kebinasaan. 

Dengan tegas dijelaskan Paulus pula, bahwa ketidakbersediaan mereka dalam mendukung pelayanan secara finansial dan materi adalah buah dari keadaan rohani mereka. Sebenarnya menurut rasul Paulus, keengganan mereka itu adalah karena mereka belum menerima Kristus sepenuhnya (Gal. 5:24) dan mereka belum memberi diri dipimpin oleh Roh (Gal. 5:25).

Pentingnya memegang komitmen sebagai pengikut Kristus 

Karena bagi yang menerima Kristus dan yang dipimpin oleh Roh Kudus, pasti akan menghasilkan buah-buah Roh (Gal. 5:22). Oleh karena itu siapa yang menabur dalam roh, maka ia akan menuai dalam roh pula. Yaitu kehidupan kekal di kerajaan surga bersama Tuhan Yesus. 

Sebaliknya bagi orang yang tidak komitmen. Padahal sudah mengaku sebagai pengikut Kristus. Mereka pasti melakukan hal-hal yang jahat. Sehingga tidak layak mendapat warisan sorgawi. Maka pada hari penghakiman datang, mereka akan menuai hukuman. Yaitu dibuang pada api neraka.

Jadi, ayat harian ini diberikan bagi kita di dalam Kristus Yesus, dan di bawah tuntunan Roh Kudus. Agar kita semakin suka melakukan perbuatan kasih. Sehingga dapat menuai segala berkat Tuhan, atas tindakan dan sikap iman yang kita lakukan dengan benar. Mari terus mengasihi dan jangan jemu-jemu untuk berbuat baik. Tuhan memberkati.

Posting Komentar untuk "Makna Hukum Tabur Dan Tuai Menurut Firman Tuhan Yang Tertulis Dalam Galatia 6:7"