Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bila Tuhan Memberi Ultimatum Ternyata Sekeras Ini [1 Samuel 2:30]

Ultimatum sering dibuat pada saat keadaan genting. Untuk memberi penegasan tentang sesuatu hal, atau bisa juga sebagai wanti-wanti. Agar orang yang menerima ultimatum tersebut tidak berbuat sewenang-wenang. Melainkan harus sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang mengeluarkan ultimatum.

Renungan hari ini juga berkaitan erat dengan hal itu. Secara tidak langsung kita telah mendapat sebuah ultimatum dari Tuhan. Walaupun saat itu memang disampaikan kepada bangsa Israel. Sebagaimana tertulis dalam kitab 1 Samuel 2:30. Yang berbunyi: "Sebab itu - demikianlah firman TUHAN, Allah Israel - sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaum-mu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang - demikianlah firman TUHAN - : Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah."

Abstrak

Ada kisah dimana seorang ayah berjanji akan mengurus SIM C bagi seorang anak laki-lakinya. Tepatnya ketika anak tersebut berumur 17 tahun. Suatu saat, sang ayah melihat anaknya membentak ibunya sendiri. Karena ada permintaan lain yang tidak dikabulkan. 

Melihat kejadian tersebut, sang ayah pun membatalkan janjinya untuk membuat SIM C. Ternyata sang ayah ingin memberikan pengajaran kepada anaknya tentang perlunya menghormati orang tua. Hukuman harus diberikan dengan tujuan, agar ada pembaharuan hidup kepada yang lebih baik.

Sekilas tentang kitab 1 Samuel 2:30 

Inti dari buku 1 Samuel  adalah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal ini dituliskan dalam pasal 2:30 di atas, ketika Tuhan berkata kepada imam Eli: "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina." 

Sebelumnya, Ia berfirman dan berjanji bahwa keluarga imam Eli akan hidup di hadapan Tuhan selama-lamanya. Selanjutnya dituliskan, "Sekarang jauhlah hal itu dari pada-Ku!" Tuhan membuat perubahan itu karena anak laki-laki Eli.Yaitu Hofni dan Pinehas, adalah orang-orang dursila, tidak mengindahkan Tuhan. Yang mana imam Eli sendiri lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan. 

Dosa inilah yang menyebabkan Tuhan membatalkan janji-Nya, sehingga keluarga Eli tidak dapat lagi melayani Tuhan. Ia telah menghina Tuhan dengan sikap, perbuatan dan tingkah laku yang tidak mengutamakan Tuhan. 

Beberapa hal yang diingatkan Tuhan pada kita, orang-orang percaya, adalah pertama. Jangan bermain-main dengan pelayanan dan urapan Tuhan. Jadilah hamba yang dapat dipercayai, yang menghormati Tuhan dengan segala kesalehan dan kekudusan.

 Kedua, anak-anak haruslah hormat kepada orang tua melalui perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ketiga, orang tua harus tegas dalam mendidik anak-anak dan berperilaku yang sesuai dengan kehendak-Nya. 

Ingatlah bahwa Tuhan memberi otoritas kepada orang tua untuk mendidik anak dengan penuh kasih, dan dengan tujuan yang benar. Agar si-anak sepanjang hidupnya memuliakan Tuhan. 

Saat Anda gagal mendisiplinkan anak berarti secara tidak langsung Anda sudah lalai dalam mengasihi mereka. Akan tetapi sebaliknya, saat Anda berhasil mendisiplinkan anak. Berarti Anda berhasil dalam mengasihi mereka, sekaligus menempatkan Tuhan sebagai landasan dalam mendidik anak.

Hal-hal yang dikehendaki oleh Tuhan 

Kata kunci dalam kitab 1 Samuel 2:30 ini, yang dianjurkan untuk kita teladani adalah kita adalah menghormati. Sementara itu, yang dilarang oleh Tuhan adalah menghina. Dalam hal ini tidak boleh dilakukan kepada sesama, terlebih kepada Tuhan.

Selanjutnya akibat bagi orang-orang yang tidak patuh pada perintah tersebut. Juga ditegaskan dalam ayat renungan ini. Yakni tidak mendapat hormat, serta dipandang rendah oleh Tuhan. Anda tahu maksud kata hormat, dan dipandang rendah disini?.

Tuhan tidak menghormati, maksudnya adalah Tuhan akan mengabaikan segala janji yang pernah IA buat terhadap nenek moyang orang Israel. Sekaligus menganggap tidak penting lagi orang-orang Israel masa kini (umat Kristen). Sebagai akibat karena tidak mengindahkan perintah Tuhan.

Bagaimana dengan saudara saat ini?. Tentu di tengah-tengah rumah tangga pun butuh dihormati bukan?. Jadi tidak hanya di hadapan Tuhan?. Anda pasti tidak suka direndahkan oleh teman-teman?. Apalagi direndahkan oleh Tuhan?.

Kalau begitu, mari pengang teguh perjanjian yang telah ditetapkan dalam Alkitab. Lalu, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberitakan-Nya ke segala penjuru dunia melalui sikap, ucapan dan perbuatan nyata. 

Dengan demikian Tuhan tidak bakal berpaling dari kita. Apalagi sampai memberi ultimatum keras. Melainkan akan menjaga dan memelihara kita dengan kasih, damai dan sejahtera. Amin.

Posting Komentar untuk "Bila Tuhan Memberi Ultimatum Ternyata Sekeras Ini [1 Samuel 2:30] "