Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persiapan Horja Adat Pamasu-masuon Sitombol Simalungun [Part 4 of 4]

Rangkaian terakhir, sekaligus puncak acara sebuah pernikahan dalam adat Simalungun adalah Horja (Pesta) Adat. Acara ini umumnya dilakukan di sebuah gedung besar, atau di halaman yang luas. Dengan tujuan agar undangan dapat ditampung seluruhnya.

Pengertian horja adat dan sitombol

Horja adat pamasu-masuon artinya sebuah rangkaian acara pesta yang dilaksanakan pada satu tempat yang telah ditentukan oleh dua belah pihak (Paranak dan Parboru), untuk mengukuhkan bahwa pengantin telah syah sebagai pasangan suami istri menurut adat istiadat Simalungun.

Tempat yang ditentukan tersebut sekaligus menjadi sub tema dari horja adat. Misal Sitombol. Sitombol berarti pihak penyelenggara pesta adat adalah keluarga pengantin perempuan. Oleh sebab itu segala persiapan dan kesiapan yang diperlukan untuk acara tersebut adalah tanggungjawab pihak perempuan.

Oleh pihak keluarga laki-laki, Sitombol sama dengan Alop Dear. Karena setelah selesai pesta adat, kedua pengantin akan dibawa pulang ke rumah orang tua sang laki-laki. Jadi, dalam hal ini pihak keluarga laki-laki layaknya sedang menjemput pengantin.

Kebalikan dari Sitombol adalah ketika pesta adat berlangsung di tempat keluarga laki-laki. Dengan demikian segala kebutuhan untuk pesta tersebut adalah tanggungjawab pihak laki-laki. Mulai dari gedung, konsumsi, musik, dan sebagainya.

Tahapan persiapan horja adat

Misal pesta adat Simalungun dilaksanakan dengan cara Sitombol. Tahap-tahap persiapan lakukan sebagai berikut:

I. Mendata kerabat dekat

Tolak ukur kerabat dalam adat Simalungun adalah dari orang tua pengantin perempuan. Atau sering disebut Suhut. Jadi, bukan sang pengantin. Oleh sebab itu yang termasuk kerabat dekat dari pihak ibu adalah:

  1. Tondong jabu
  2. Tondong ni tondong

Sedangkan dari pihak bapak adalah:

  1. Tondong bona
  2. Tondong pamupus
  3. Tondong mangihut marsanina / marhaha-maranggi
  4. Bapa tua / bapa anggi
  5. Sanina
  6. Anak boru sanina
  7. Anak boru jabu
  8. Polu
  9. Boru
  10. Panagolan
II. Menghitung undangan

Seluruh undangan perlu dihitung guna mengetahui kebutuhan konsumsi dan ketersediaan tempat (gedung). Undangan yang dimaksud disini antara lain:

  1. Kerabat dekat orang tua pengantin perempuan
  2. Rombongan pengantin laki-laki
  3. Pendeta dan jemaat gereja yang melaksanakan Pemberkatan Pernikahan
  4. Pemerintah setempat
  5. Hasoman sahuta
  6. Tumpuan (marga dan sebagainya)
  7. Namaposo (muda-mudi)
  8. Undangan umum

Sebagai gambaran, horja adat pamasu-masuon Simalungun yang sering dilaksanakan di kota Semarang, adalah berjumlah 600 – 750 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk Penerima undangan, Pemain musik, Panortor, Tukang dekorasi dan Dokumentasi. Yang diperkirakan mencapai 20-25 orang.

III. Memilih tempat/gedung

Tips memilih gedung yang representatif untuk horja adat pamasu-masuon Simalungun adalah:

  1. Tidak jauh dari gereja yang melaksanakan Pemberkatan Pernikahan
  2. Parkir luas
  3. Luas bangunan ±1.500 m²
  4. Berada di lantai 1 (dasar)
  5. Meja dan kursi telah tersedia dalam gedung
  6. Pemilik bangunan mengijinkan catering makanan dari luar
  7. Pemakaian gedung bisa diperpanjang sampai jam 19.00 Wib

IV. Memilih musik dan panortor

Harus diakui tidak semua musik Batak yang ada di kota, bisa memainkan musik/lagu-lagu Simalungun. Demikian pula panortor (penari). Maka dari itu panitia harus cermat. Supaya horja adat berjalan hikmat dan penuh makna.

Dalam hal ini, jikalau pemain musik dan panortor tidak tersedia. Sehingga harus di datangkan dari luar kota. Hemat penulis hal itu adalah yang terbaik. Sekalipun biaya yang dibutuhkan lebih mahal. Daripada memaksakan musik dan panortor tampil, padahal bukan bidang yang dikuasai. Akan membuat horja adat pamasu-masuon Simalungun terkesan formalitas.

V. Menyiapkan Ulos Suhi Ampang Na Opat

Keluarga pengantin perempuan menyiapkan Ulos Suhi Ampang Na Opat sesuai dengan kesepakatan pada saat Pajabu Parsahapan dengan pihak keluarga laki-laki. Jumlah ulos pada umumnya adah 17. Namun tidak menutup kemungkinan mencapai 24 buah.

Jenis ulos-ulos tersebut sangat beragam. Yang yang paling bagus dan mahal pada umumnya adalah ulos Hela. Selanjutnya urutan kualitas ulos disesuaikan dengan keluarga laki-laki yang menerima ulos. Oleh sebab itu, belanja Ulos Suhi Ampang Na Opat sebaiknya dilakukan sekaligus, dan pada tempat/toko yang sama.

Terkait dengan acara menyampikan ulos. Karena jumlah ulos sangat banyak. Maka sebelum horja adat mulai, sebaiknya ulos-ulos tersebut diberi nomor, sesuai dengan urutan keluarga yang akan dipanggil memerima ulos. Dalam hal ini yang bertugas pada umumnya adalah Anak Boru Jabu.

VI. Kalkulasi jumlah konsumsi

Berikut jenis-jenis konsumsi yang dibutuhkan pada saat horja adat pamasu-masuon yang kami sediakan, untuk udangan 600 orang. Bulan Juni 2024 lalu, di sebuah acara pernikahan adat Simalungun di kota Semarang.

  1. Nasi kotak, lengkap dengan air mineral 600 ml = 750 buah
  2. Air mineral tambahan 330 ml = 30 dus
  3. Air mineral tambahan 600 ml = 10 dus
  4. Minuman Florida = 8 dus
  5. Bir besar = 4 krat
  6. Bagot = 60 liter
  7. Lappet = 400 bj
  8. Keripik singkong/pisang = 5 dus
  9. Gelas kopi, bir dan teh = 600 bh
  10. Kopi dan teh manis = 300 gelas
  11. Dayok binatur = 1 ekor
  12. Namarminak 1 ekor = 80 kg
  13. Cap sangsang = 500 kotak
  14. Piring plastik/streofoam = 300 bh
  15. Karung beras = 15 bh
  16. Plastik sampah = 15 bh

Petugas yang bertanggungjawab menerima dan menjaga konsumsi ini adalah dari Boru dan Bere dari pihak Parboru. Sementara pada saat leden dibantu oleh Boru dan Bere dari pihak Paranak. Dengan demikian jumlah yang bertugas sekitar 25-30 orang.

Kalkulasi total biaya pamasu-masuon

Yang dimaksud dengan biaya pamasu-masuon adalah seluruh biaya yang timbul sejak acara Pajabu parsahapan, Maralob, Marpadan marhajabuan, Tonggo/Ria raja, Pemberkatan pernikahan, hingga Horja adat yang dilangsungkan di gedung. Antara lain meliputi biaya:

  1. Cetak undangan
  2. Beli amplop
  3. Persembahan ke gereja
  4. Perlengkapan Pajabu parsahapan dan Maralob
  5. Konsumsi-konsumsi
  6. Batuni demban
  7. Sewa musik dan sound sistem
  8. Seragam dan make up panortor
  9. Honor parsinabung (Raja parhata)
  10. Dekorasi dan dokumentasi
  11. Sewa mobil pengantin
  12. Sewa gedung
  13. Belanja ulos
  14. Transportasi/akomodasi
  15. dan sebagainya.

Garis besar susunan acara adat

Adat pamasu-masuon di gedung umumnya dimulai antara pukul 11.00 - 12.00 Wib. Dan, berakhir sekitar pukul 18.00 Wib. Mengapa dimulai siang hari?. Karena acara pagi hari adalah kebaktian pemberkatan pernikahan di gereja.

Adapun susunan tata acara adat sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah pihak. Yaitu antara keluarga pengantin laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini umumnya diwakili oleh Parsinabung masing-masing. Secara garis besar kesepakatan tersebut adalah tentang:

  1. Tahap-tahap memasuki gedung
  2. Proses makan siang bersama
  3. Proses pemberian ulos
  4. Olob-olob (Penutup)
  5. Horja sadari

Dengan demikian berakhir sudah rangkaian acara pernikahan dengan adat bagi warga jemaat GKPS. Dan kedua pengantin secara tidak langsung dinyatakan syah sebagai suami istri untuk membentuk sebuah rumah tangga.

Posting Komentar untuk "Persiapan Horja Adat Pamasu-masuon Sitombol Simalungun [Part 4 of 4]"