Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hanya Tuhan Sumber Dan Tempat Perlindungan Yang Tepat Bagi Manusia [Kejadian 28 : 10 - 22]

Diantara kita pasti sering melakukan perjalanan jauh bukan?. Entah dalam hal tugas, study, piknik, atau urusan keluarga. Lalu, apa yang saudara-saudara persiapkan agar perjalanan tersebut lancar?. Yang terutama pasti berdoa, agar Tuhan melindungi kita bukan?. Iya benar. Sebab hanya Tuhan sumber dan tempat perlindungan yang tepat

Hanya Tuhan Sumber dan Tempat Perlindungan Yang Tepat Bagi Semua Manusia

Renungan kali ini saya mengajak teman-teman mempelajari perjalanan hidup seorang yang diberkati Tuhan. Yakni Yakup. Namun sebelum itu, seperti biasa sebaiknya saudara baca Firman Tuhan yang tertulis dalam Kejadian 28: 10 - 22. Dimulai dengan doa. Lalu, doa penutup nanti setelah membaca renungan ini.

Latar belakang kitab Kejadian 28 ayat 10 - 22

Yusuf merasakan perlindungan Tuhan setelah kejadian dirumah. Dimana pada saat pembagian hak kesulungan. Yang seharusnya jatuh kepada kakaknya (Esau), ternyata jatuh ke tangannya. Oleh sebab itu, ahli waris sang ayah (Ishak) adalah Yakup.

Kisah ini bagi sebagian besar pembaca, mungkin menganggap Ribka (ibu Yakup) main curang, dan pro ke Yakup. Sebenarnya tidak. Sebab Esau dan Yakup tidak satu ibu. Ribka adalah asli keturunan bangsa Israel, sementara ibu Esau tidak. Melainkan orang Kanaan.

Maka dari itu, sang kakak sendiri sebenarnya telah menyadari akan terjadi polemik mengenai hak waris tersebut. Hal ini terbukti melalui Kitab Kejadian 28: 8. Menyebutkan bahwa perempuan Kanaan tidak disukai oleh Ishak ayahnya untuk menjadi istri dari anak-anaknya. 

Namun demikian, secara manusiawi tetap ada kemarahan di dalam hati Esau kepada Yakub. Oleh sebab itu, atas saran ibu dan juga ayahnya. Yakup pergi jauh, yaitu ke rumah Laban. Laban adalah saudara laki-laki Ribka. Sekaligus meminang putri Laban, untuk dijadikan istri.

Cara Tuhan melindungi umat yang dikasihi

Sampai pada perikop ini ada 2 hal penting yang harus diketahui tentang Yakub, yaitu:

  1. Ia tidak pernah merencanakan untuk merebut hak waris dari kakaknya
  2. Ia tidak melarikan diri karena takut kepada Esau, tapi karena menghormati perintah orang tua.

Setelah melakukan perjalanan beberapa lama, dan hari menjelang malam. Yakup istirahat tidur dan bermimpi. Garis besar tentang mimpi tersebut ada 3, sebagai berikut:

A. Tuhan selalu bersama-sama dengan orang-orang yang diberkati

Setelah diberkati oleh ayahnya, Yakub tidak sadar bahwa pada saat itu juga Tuhan memberkati dia. Sebab ayahnya adalah bagian dari penerus perjanjian yang dibuat Allah dengan bangsa Israel. Maka dari itu, secara tidak langsung Yakup sudah terikat dengan perjanjian tersebut.

Umat Kristen masa kini juga sering mengalami hal serupa. Kita sering tidak menyadari bahwa Tuhan sudah hadir disetiap aktivitas, serta menjadi penolong bagi kita. Adalah berkat doa-doa yang kita panjatkan sendiri, atau oleh doa orang lain yang mengasihi kita.

Jadi, tidak perlu mencari Tuhan jauh-jauh. Apalagi dengan cara berteriak. Sebab Tuhan selalu bersama kita (Immanuel). Persoalannya, bagaimana cara kita agar hadirat Tuhan dominan dalam hidup kita. Salah satu cara telah diberitahu Yakup. Yaitu patuh pada orang tua.

Kita tidak perlu menunggu hal-hal yang besar terjadi, agar Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita. Tapi sewaktu-waktu bisa kita rasakan. Misalnya dengan cara membaca Alkitab, berdoa, mengikuti persekutuan gereja, mendengar lagu rohani, dan masih banyak lagi.

B. Tuhan menyatakan diri sebagai pemilik sorga

Hal ini terlihat dari mimpi Yakup, sebagaimana tertulis pada ayat 12b sampai ayat 13a. Tangga, malaikat-malaikat dan Allah yang berdiri disamping Yakup. Adalah gambaran bahwa Allah adalah pemilik bumi dan kerajaan sorga. Dan, tujuan akhir manusia adalah kesana.

Selain itu, dengan mimpi tersebut Tuhan juga menyatakan bahwa tak seorang pun yang bisa sampai ke kediaman-Nya, kalau tidak melalui jalan yang Tuhan siapkan. Dalam kitab Perjanjian Baru (PB) jalan yang dimaksud disempurnakan, yaitu melalui Yesus Kristus.

 Selain itu,Pesan yang ketiga. Tentang kehadiran Tuhan disamping Yakup saat tidur. Adalah bukti bahwa Tuhan bukan saja sekedar menolong. Tapi, juga selalu menjaga kita saat aktivitas, maupun pada saat istirahat.

Jadi, sangat berhubungan dengan artikel yang saya tulis beberapa hari lalu dalam blog ini. Prioritas hidup kita bukan menyelesaikan persoalan dunia. Misalnya makanan, pakaian, keturunan, harta, jabatan, nama baik, dan seterusnya. 

Akan tetapi, kehidupan yang akan datang. Yaitu ahli waris kerajaan sorga. Sebab itu lah berkat yang terbesar yang Tuhan siapkan bagi manusia. Khususnya orang-orang percaya.

C. Berkat yang diterima Yakup = Berkat yang diterima oleh orang percaya kepada Yesus

Ketika Tuhan berjanji akan menyertai, melindungi, serta memberi berkat yang melimpah kepada Yakup. Sesungguhnya pernyataan ini berlaku universal. Artinya bukan hanya kepada Yakup, dan bangsa Israel. Tapi janji tersebut juga sampai pada orang Kristen saat ini (Roma 3: 23-24). 

Lalu, pertanyaan muncul. Bagaimana respon kita atas berkat Tuhan?. Apakah seperti Yusuf bersyukur dan bersukacita?. Atau biasa-biasa saja, seolah-olah bahwa sudah kewajiban Tuhan menolong dan memberkati kita?.

Satu lagi respon Yakup atas pernyataan Tuhan dalam mimpinya adalah membuat nazar. Hal ini menunjukkan betapa tingginya komitmen Yakup terhadap Tuhan. Yaitu memberi persembahan se-persepuluhan, serta mendirikan bait suci di tempat ia beristirahat.

Penutup

Kisah perjalanan panjang Yakup menuju kediaman pamannya. Adalah satu gambaran kehidupan orang Kristen masa kini. Saat itu Yakup melakukan perjalanan sendiri, dan dengan bekal (makanan/pakaian) yang terbatas. 

Hal yang sama. Diantara kita juga banyak yang merasa sendiri. Padahal dalam keramaian. Pun, ada yang merasa tersingkir dari tengah-tengah keluarga yang disebabkan oleh adanya perselisihan internal keluarga. Dan, ada juga yang terpaksa mencari biaya hidup sendiri, karena yatim piatu.

Problem-problem tersebut seharusnya tidak membuat kita jadi patah semangat. Apalagi putus asa. Karena kita memiliki Tuhan, yang senantiasa siap menuntun dan menolong kita, saat kita terjatuh. Maka dari itu, serahkanlah semua beban persoalan hidup saudara kepada Tuhan.

Posting Komentar untuk " Hanya Tuhan Sumber Dan Tempat Perlindungan Yang Tepat Bagi Manusia [Kejadian 28 : 10 - 22]"