Persiapan Menyongsong Bumi Dan Langit Yang Baru [Wahyu 21 : 1-4]
Semakin bagus persiapan yang dilakukan sebelum memulai sesuatu, maka kemungkinan besar hasil yang akan kita peroleh menjadi maksimal. Demikian pula sebaliknya. Jika tahap persiapan kita lakukan asal-asalan, maka hasil yang akan kita peroleh pun akan jauh dari ekspektasi. Bahkan, proses yang harus dilalui sering sekali tidak lancar.
Begitu pentingnya tahap persiapan menyongsong bumi dan lagit yang baru bagi umat Krisiten, karena menyangkut 2 dunia yang berbeda. Yaitua kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.
Masa kini adalah satu-satunya momen yang kita miliki untuk menentukan kemana tujuan kita pada masa yang akan datang (pasca kematian). Sedangkan masa yang akan datang, adalah suatu tempat dimana kita akan menikmati, atau meratapi perbuatan kita pada masa lalu.
Latar belakang kitab Wahyu 21 : 1-4 dan hubungannya dengan Yohanes
Kita Wahyu tertulis dalam Alkitab Perjanjian Baru (PB), dan berada pada bagian terakhir. Secara umum berisi nubuat, ilham, serta penglihatan oleh Yohanes tentang masa yang akan datang. Termasuk tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Oleh sebab itu, dibandingkan dengan kitab-kitab PB dan PL (Perjanjian Lama). Kitab Wahyu adalah yang paling sulit dimengerti. Terutama jika mengandalkan kecerdasan pikiran saja. Maka dari itu, kitab ini tergolong langka untuk dijadikan sumber renungan dalam persekutuan-persekutuan.
Terkait latar belakang penulis kitab Wahyu. Adalah Yohanes pembabtis. Bukan Yohanes murid Yesus. 2 figur ini berbeda. Namun, menjadi pelayan/hamba Tuhan hampir dalam waktu yang bersamaan.
Setelah Yohanes membabtis Yesus di sungai Yordan. Ia tetap konsisten dengan pekerjaannya, walau ia melakukannya hanya sendirian. Oleh sebab itu terkenal dengan sebutan Yohanes pembabtis.
Akan tetapi, penguasa dan tokoh-tokoh agama saat itu menangkap Yohanes pembabtis. Karena dianggap menyebarkan ajaran sesat. Lalu, di buang/asingkan di pulau Patmos. Dan, di pulau tersebut lah ia mendapat wahyu.
Sedangkan Yohanes sang murid. Mulai bersama-sama dengan Yesus berselang beberapa minggu setelah Yesus di babtis. Mereka dan 11 murid yang lain selalu bersama-sama mengabarkan karunia keselamatan dari Allah, hingga penangkapan Yesus oleh pasukan Romawi. Atas perintah tokoh-tokoh agama Yahudi.
Pengertian bumi dan langit yang baru
Bumi dan langit yang baru maksudnya adalah suatu tempat yang menjadi impian setiap orang percaya. Yang mana ditempat tersebut tidak ada lagi air mata, maut, dukacita, ratap tangis maupun perkabungan. Tapi, semuanya telah sempurna, kudus, dan berhias dengan cantik. Sehingga Allah pun ada (tinggal) disana. Rangkuman ayat 1 - 4.
Secara khusus Yohanes menulis kitab ini untuk menghibur, serta memberi penguatan iman kepada umat Kristen yang berada di Asia Kecil. Karena ternyata mereka juga mendapat intimidasi, dan penganiayaan dari pemerintah Romawi.
Inti penguatan tersebut. Merupakan lanjutan dari renungan beberapa hari lalu. Yang berjudul "Batas Kesabaran Orang Kristen Menanti Yesus". Pun, dalam kitab Wahyu ini, Yohanes secara tidak langsung mengatakan akan tiba waktunya Yesus datang kembali (eskatologis). Dan, Dia lah yang menciptakan langit dan bumi yang baru tersebut.
Oke, sekali lagi. Langit dan bumi yang baru artinya bukan merubah bentuk/tampilan cakrawala, tata surya, maupun planet layaknya Tuhan melakukan proses penciptaan langit dan bumi. Tapi, langit dan bumi yang baru adalah kiasan dari kehidupan yang akan datang. Setelah manusia meninggal.
Oleh sebab itu, satu-satunya yang mengetahui dimana, dan bagaimana tempat tersebut sebenarnya adalah Yesus. Karena Ia telah pernah mengalami kematian. Dan, bangkit kembali untuk memberitahu (melalui wahyu) manusia tentang gambaran tempat tersebut.
Apa pentingnya memberitahu?. Karena semua umat manusia, tak terkecuali non Kristen. Akan mengalami hal sama dan, menuju kesana.
Oleh sebab itu, penglihatan Yohanes dalam kitab Wahyu ini tetap identik dengan profesi yang ia geluti sebelumnya. Yaitu menyiapkan jalan, dan meratakan gunung-gunung serta lembah.
Cara menyambut bumi dan langit yang baru
Bumi dan langit yang lama adalah dunia yang menjadi tempat tinggal kita sekarang. Sekaligus tempat satu-satunya bagi kita untuk menanti, serta mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali membawa bumi dan langit yang baru.
Sampai disini, perlu saudara ketahui. Fokus renungan kali ini bukan tentang proses penantian kedatangan Yesus. Tapi, mengenai apa yang akan dibawa Yesus kelak. Jadi, setingkat lebih spesifik dari renungan-renungan sebelumnya.
Poin kedua, yaitu tentang teknis melakukan persiapan. Karena Yesus akan datang "membawa" langit dan bumi yang baru. Maka sudah seharusnya kita menyiapkan diri agar layak berada/tinggal di tempat tersebut. Caranya bagaimana?. Yaitu bertobat.
A. Meninggalkan perbuatan jahat dan dosa
Ayat 1c menyebutkan bahwa "laut pun tak ada lagi". Makna kalimat ini sebenarnya adalah segala kejahatan sudah tidak terjadi lagi. Laut disini adalah sebuah kiasan tempat yang penuh dosa, kelam dan bergejolak/memberontak.
Oleh sebab itu, laut dianggap tempat paling berbahaya di bumi. Sehingga banyak orang yang fobia. Termasuk saya pribadi. Untuk bepergian, saya lebih nyaman jalan darat dibanding naik kapal laut. Sebab laut menyimpan banyak misteri, yang tidak bisa kita selami.
Maka tidak heran Yohanes memakai salah satu ciptaan Tuhan ini sebagai gambaran tentang dosa. Selain kedalamannya tidak ter-prediksi. Kondisi permukaan, dan temperatur air laut juga berubah setiap saat.
Nah, berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa kehidupan di laut tidak menyenangkan. Lalu, apakah saudara akan tinggal di tempat tersebut?. Serta, mampukah Anda menyongsong Tuhan dengan berbagai macam gejolak?.
B. Taat dan setia kepada Tuhan
Gambaran tentang taat dan setia tertulis dalam ayat 2b; "bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya". Kiasan yang sangat mirip demikian.
Pada saat pulang kerja, sang suami pasti sangat bahagia kalau disambut oleh sang Istri dengan senyum. Lalu, menyuguhkan segelas air minum. Maka tidak heran, jika suami akan sering pulang bawa oleh-oleh.
Demikian halnya yang harus kita lakukan kepada Tuhan Yesus. Sebab, Dia telah "mati-matian" menyiapkan tempat yang terbaik bagi kita. Jadi, sudah seharusnya pada saat kedatangan-Nya kedua kali, kita sambut dengan baik.
Menyambut Tuhan berarti mempersiapkan diri agar layak masuk dalam iring-iringan-Nya. Yaitu dengan cara meninggalkan dosa dan kejahatan.
Refleksi hidup baru
Langit dan bumi yang baru sangat relevan dengan hidup baru. Hidup baru artinya perilaku, pola pikir serta ucapan yang berubah menjadi lebih baik, sopan, dan santun.
Bilamana hal tersebut dapat saudara terapkan, maka otomatis pintu akan terbuka bagi Anda untuk masuk dalam pekerjaan Tuhan. Dan, memperoleh sukacita yang tak berkesudahan.
Namun, jikalau hidup kita tetap buruk. Jangankan layak menyongsong langit dan bumi yang baru. Kita akan tenggelam sendiri oleh apa yang kita perbuat kepada orang lain. Sebab bukan saja Tuhan yang tidak berkenan kepada kita, tapi seluruh mahluk dan ciptaan lain akan menjadi musuh.
Singkatnya, tidak ada pilihan lain dalam kehidupan yang akan datang. Yang benar-benar membuat kita senang. Kecuali masuk dalam tempat yang Tuhan sediakan.
Posting Komentar untuk " Persiapan Menyongsong Bumi Dan Langit Yang Baru [Wahyu 21 : 1-4]"