Batas Kesabaran Orang Kristen Menanti Kedatangan Yesus Begini [Yakobus 5 : 7 - 11]
Sebagian besar menganggap menunggu adalah hal yang tidak menyenangkan. Bahkan tak jarang mengakibatkan penderitaan. Tatkala yang ditunggu-tunggu tidak tiba. Sehingga kita sangat gelisah, akan hal-hal yang mungkin terjadi para orang yang ditunggu tersebut.
Demikian halnya dengan renungan hari ini. Yakobus melihat umat Kristen mula-mula sangat gelisah. Karena menanti kehadiran Tuhan Yesus. Lalu, ia berusaha menenangkan mereka. Agar sabar, dan bertekun dalam doa.
Latar belakang Yakobus 5 : 7 - 11
Ketika Yakobus menyampaikan hal itu kepada jemaat mula-mula, Tuhan Yesus sudah naik ke sorga. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan kedatangan Tuhan dalam perikop ini adalah bukan sebagai Mesias lagi. Tapi, sebagai hakim. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Wahyu.
Sementara itu, kedatangan Yesus yang harapkan pengikut-Nya kala itu adalah masih sebagai manusia biasa (lahiriah). Hal ini dilatarbelakangi oleh kedekatan Yesus dengan mereka selama ini.
Tapi sejak Yesus mati, semua sudah berubah total. Walaupun beberapa kali Ia menampakkan diri, hal itu ternyata tidak bisa mengobati rasa rindu yang dimiliki oleh pengikut-pengikut-Nya. Maka dari itu, Yakobus memberi penghiburan, sekaligus semangat.
Jangka waktu penantian dan syarat-syarat
Menanti sesuatu/seseorang ada 2 pilihan, yaitu: berada pada satu tempat (tidak bergerak). Atau, sambil menyongsong. Kira-kira menurut saudara bagus mana?. Tergantung situasi!. Oke. Jawaban yang paling netral.
Pertanyaan kedua. Dalam konteks ini, menurut saudara para pengikut Kristus berada di tempat yang sama, atau terpisah?. Jika satu tempat, berarti cenderung tidak melakukan apa-apa. Karena ruang gerak mereka terbatas.
Pun mengenai kondisi demikian perlu dipertanyakan. Mengapa hanya berkumpul-kumpul?. Apakah karena takut?, atau masih tetap dalam suasana berkabung?
Sementara kemungkinan kedua. Jikalau mereka berada di tempat yang berbeda, dan melakukan aktivitas masing-masing sebagaimana biasanya. Mengapa Yakobus mengatakan jangan saling menyalahkan?.
Oke sebelum sampai pada syarat-syarat. Jawaban yang benar akan beberapa pertanyaan diatas adalah seperti berikut:
- Sejak kematian Yesus para pengikut berkumpul pada satu tempat. Karena takut kepada orang-orang yang menyalibkan Yesus
- Mereka menanti Yesus tanpa melakukan apa-apa. Alias, tidak kembali pada aktivitas seperti biasa. Sehingga boleh disebut seperti kehilangan arah.
Melihat kondisi tersebut, Yakobus 5 ayat 7 - 11 menyebutkan beberapa syarat menanti Tuhan. Setidaknya ada 4, yaitu:
A. Sabar dalam penderitaan
Sub judul ini secara tidak langsung membantah teologia kemakmuran. Yakobus ingin mengatakan bahwa menjadi pengikut Kristus tidak mudah, dan tidak menyenangkan. Melainkan akan sering menderita, serta mengalami pencobaan. Dengan demikian, iman percaya orang Kristen akan bertumbuh, dan subur.
Batas kesabaran penantian Yesus adalah sampai berganti musim. Dengan kata lain tidak ada batasnya. Dari musim A ke musim B, C dan D. Biarkan siklus tersebut silih berganti, dan rencana kedatangan Tuhan tetap menjadi wewenang Allah. Silahkan baca secara seksama ayat 7c.
Sama seperti seorang petani yang diumpamakan Yakobus dalam perikop ini. Kapan, dan berapa banyak hasil panen yang akan ia peroleh tidak tahu. Namun demikian, ia tetap melakukan yang terbaik demi tanaman yang ia tanam. Mulai dari memilih lahan, menyiapkan pupuk, benih dan seterusnya. Sampai tiba waktunya panen.
Hubungannya dengan penderitaan. Bukankah para petani tidak menderita sampai tiba masa panen?. Paling tidak kemungkinan resiko rugi. Karena telah mengeluarkan sejumlah dana untuk modal. Begitu pula tenaga mengolah tanah, serta merawat tanaman.
B. Meneguhkan hati
Mencegah rasa was-was pada saat menanti seseorang adalah dengan cara meneguhkan hati. Yang berarti menaruh pengharapan penuh kepada Tuhan. Bahwa perjalanan orang tersebut tidak bakal terjadi apa-apa. Sebab dibimbing, dan dilindungi oleh Tuhan.
Demikian halnya yang diharapkan oleh Yakobus kepada pengikut Yesus. Sembari menanti kedatangan Yesus, meskipun dalam situasi yang tidak nyaman. Yakobus menganjurkan agar tidak lupa meminta pertolongan kepada Tuhan. Agar diberi kesabaran, dan kekuatan untuk menghadapi kesulitan yang tengah terjadi.
C. Jangan bersungut-sungut dan saling menyalahkan
Pihak internal mereka. Yakobus juga mengingatkan agar tidak bersungut-sungut dan saling menyalahkan satu-sama lain. Bersungut-sungut soal apa?. Tentu soal situasi yang mereka hadapi. Terlebih adanya berita ancaman dari orang-orang anti Kristus.
Sementara diantara mereka mulai saling menyalahkan. Mengingat kejadian penangkapan Yesus, hingga penyiksaan, dan proses salib yang terjadi di bukit Golgota. Diantara mereka tidak paham bahwa kejadian tersebut adalah rencana Allah. Sebagaimana telah dinubuatkan oleh Nabi-nabi dalam kitab Perjanjian Lama (PL).
Oleh sebab itu pada ayat 10a. Yakobus mengatakan; "turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi". Maksud lain dari teks ini adalah penderitaan yang saudara alami karena mengikut (mengabarkan Firman/Injil) adalah tidak seberapa dengan penderitaan yang pernah di alami oleh hamba-hamba Tuhan sebelumnya. Maka dari itu jangan cengeng. Tapi, harus kuat, dan sabar.
Sesungguhnya bersungut-sungut dan saling menyalahkan tidak pernah membuat situasi jadi baik. Bahkan, justru mengakibatkan perpecahan, dan tidak menemukan solusi atas masalah yang tengah dihadapi.
Oleh sebab itu Yakobus memperingatkan mereka pada ayat 9b. Bahwa ada seorang hakim di depan pintu yang tengah mengawasi mereka. Supaya tidak terpecah belah. Sekaligus menjaga mereka dari ancaman pihak luar.
D. Meneladani nabi-nabi
Upah yang akan kita peroleh setelah bersabar dan tekun adalah bahagia (ayat 11). Bahagia dalam konteks ini sama dengan damai sejahtera. Hal tersebut dapat diperoleh hanya dengan meneladani nabi-nabi. Atau, istilah masa kini disebut hamba Tuhan, serta gembala umat
Memang menuju kesana tidaklah mudah. Dibutuhkan proses yang sangat panjang, kesabaran tingkat tinggi, dan keteguhan hati. Sebab rintangan yang dihadapi sangat banyak. Dari internal kita sendiri, maupun pihak luar.
Akan tetapi, bilamana kita telah mencapai garis finish. Tuhan akan memberikan imbalan tersebut. Sebab Tuhan maha baik, penuh kasih sayang dan belas kasihan. Poin penting disini mari kita garis bawahi belas kasihan. Artinya Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan upaya, dan kerja keras umat karena hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan oleh Tuhan. Emang ada yang sempurna dihadapan Tuhan?.
Refleksi mengenai kesabaran dan study kasus
I. Batas kesabaran orang percaya
Hidup ini cocok kita asumsikan bagai sebuah perjalanan panjang. Dimana titik awal dan akhir yang akan dilalui masing-masing umat pasti berbeda-beda. Oleh sebab itu otomatis rintangan yang akan akan kita hadapi juga tidak sama. Ada yang sangat ekstrim, sedang-sedang, dan tak jarang ada pula yang biasa-biasa saja.
Melihat fakta tersebut, kaitannya dengan Yakobus 5 : 7 - 11 yang baru kita bahas. Ketika jalan yang kita lalui lebih terjal. Apakah kita iri dengan orang lain, dan mengatakan Tuhan tidak adil?. Yakobus menyatakan jangan. Sebab disitu batas kesabaran saudara di uji.
Lalu sebaliknya, ketika keadaan kita lebih menyenangkan dibanding orang lain. Apakah kita pantas membanggakan diri, dan membiarkan orang lain tetap dalam kesulitan?. Bukankah menolong orang lain bagian dari pelayanan dan kesaksian?.
II. Study kasus tentang kesabaran
Bicara tentang kesabaran tidak ada habisnya. Kasus yang lain, misalnya ketika kita menemui orang salah arah. Alias tidak mengandalkan Tuhan dalam kehidupan. Dan ternyata kehidupannya justru lebih baik. Semisal ditinjau dari segi ekonomi, atau bisnis. Sementara kita masih berjuang agar lepas dari kedua problem tersebut. Bukankah orang yang tidak mengenal Tuhan tersebut, membuat iman kita jadi down?.
Yakobus kepada jemaat Kristen mula-mula sudah mengingatkan hal tersebut. Saat mereka menerima Kristus sebagai Juru selamat, maka pada saat itu juga mereka harus melalui jalan yang ditunjukkan oleh Yesus. Maka dari itu, bila ada tawaran dari orang lain. Jangan tergoda!.
Prioritas orang percaya adalah ending dari sebuah perjalanan. Bukan kenikmatan selama perjalanan. Namun demikian, tidak menampik kalau Tuhan berkenan memberi kemudahan dalam perjalanan yang kita lalui. Tapi, jangan karena hal tersebut kita jadi sombong. Pula, jangan membuat kita jadi bersungut-sungut. Bila yang mendapat kemudahan adalah orang lain.
Bila sampai sampai hari ini lika-liku kehidupan kita masih bisa terkendali. Itu termasuk upah yang kita terima dari belas kasihan Tuhan. Oleh sebab itu, tetap lah sabar dan mengandalkan Dia dalam setiap langkah. Sampai kedatangan-Nya yang kedua kali. Tuhan memberkati.
Posting Komentar untuk " Batas Kesabaran Orang Kristen Menanti Kedatangan Yesus Begini [Yakobus 5 : 7 - 11]"