Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Dan Implementasi Tuaian Banyak Tapi Pekerja Sedikit [Matius 9 : 37]

Sudut pandang seseorang terhadap suatu benda sering dipengaruhi oleh status sosial, jabatan, serta profesi. Apakah benar demikian?. Mari buktikan melalui Firman Tuhan yang tertulis dalam Injil Matius 9 ayat 37. Saudara pasti sudah sering mendengar perumpamaan ini. Tapi belum tentu tahu makna, dan cara mengimplementasikan dalam hidup.

Implementasi tentang Tuaian Banyak Tapi Pekerja Sedikit

Konteks dan latar belakang

Pernyataan Yesus "tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit"  sebenarnya bukan saja ditujukan kepada murid-murid. Tapi, termasuk kepada pemimpin agama Ortodoks (Farisi). Yesus ingin koreksi pengajaran mereka, terkait eksistensi orang banyak dalam kehidupan sosial.

Jadi, dalam teks ini ada 4 kelompok/pelaku yang terlibat langsung dengan pekerjaan menuai. Yaitu: 1]. Yesus, 2]. Murid-murid, 3]. Farisi, dan 4]. Orang banyak, atau masyarakat luas. 

Di umpamakan sebuah ladang, Yesus adalah pemilik merangkap pekerja. Lalu, murid-murid adalah pekerja tambahan yang di rekrut untuk membantu Yesus. Sementara orang Farisi adalah tetangga sebelah yang lebih dulu menanam tanaman. Dan, masyarakat maksudnya adalah ladang itu sendiri.

a. Makna penyataan Yesus pada Matius 9 : 37

Pemakaian kata memang dan tapi, pada Injil Matius 9 : 37 memiliki makna yang dalam. Kata memang dipakai Yesus sebagai awalan untuk menunjukkan sebuah fakta. Sementara penggunaan kata tapi, adalah sebagai bukti bahwa fakta yang disebut Yesus tidak bisa dimanfaatkan/dikelola dengan baik.

Apa fakta tersebut?. Dan, mengapa tidak dikelola?. Yesus melihat kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat saat itu. Misalnya antara orang kaya dan miskin, antara intelek dan yang tidak berpendidikan. Dan, masih banyak ketimpangan yang lain. Termasuk soal pelayanan kesehatan. 

Kondisi tersebut semakin hari makin parah, sebab tidak ada upaya sama sekali untuk memperbaiki. Baik dari pihak pemerintah, maupun dari pemuka agama. Namun demikian, Yesus tidak serta merta menyalahkan mereka. Tapi memberikan fakta yang lain, yaitu karena pekerja sedikit.

Pekerja sedikit disini tidak merujuk pada satu kelompok, atau golongan. Tapi, semua lapisan masyarakat. Termasuk Yesus sendiri. Sebab, Allah mengutus Yesus ke dunia salah satunya adalah disebabkan oleh kondisi tersebut. Karena dosa semakin merajalela, kesombongan diri makin tinggi, sementara nilai-nilai.kemanusiaan makin bobrok.

b. Perbedaan Yesus dengan Farisi soal orang banyak

Para Farisi memandang masyarakat golongan lemah layaknya sekam yang harus dibakar, dihancurkan, dan dibuang. Sedangkan Tuhan Yesus memandang mereka sebagai tanaman perlu diberi pupuk, dirawat, dan di jaga. Agar menghasilkan buah yang banyak. 

Jadi, pandangan Yesus ini sejalan dengan artikel yang beberapa hari lalu kami posting dalam blog ini. Tentang perumpamaan biji sesawi dan ragi. Sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 13: 31-35.

Sikap orang Farisi yang berusaha menghancurkan orang lemah dan berdosa, adalah upaya untuk mempertahankan eksistensi golongan mereka sendiri. Sedangkan misi Tuhan Yesus adalah memberikan karunia keselamatan kepada mereka. Agar tidak binasa, tapi beroleh kehidupan yang kekal (Yohanes 3:16).

Oleh sebab itu, tidak ada alasan membenarkan sikap Farisi. Mengingat kebenaran yang ditegakkan Yesus adalah berlaku untuk semua orang, dan berlaku selama-lamanya. Dalam hal ini panen tidak ada, jikalau tidak menanam. Dan hasil yang dipetik (tuaian) tidak banyak, jika pekerja tidak merawat tanaman dengan baik/benar.

Makna tuaian dan pekerja konteks maka kini

Satu sisi harus diakui pula, bahwa Yesus membutuhkan manusia untuk menyempurnakan misi yang ditugaskan oleh Allah kepada Dia. Sama seperti perumpamaan tadi. Seseorang disebut pemilik ladang, karena secara legal ia memiliki sebidang ladang, atau lebih. Konteks masa kini kita adalah ladang Tuhan.

Pada saat Yesus hidup di dunia, "suara Tuhan" hanya bisa menjangkau beberapa orang. Hal ini digambarkan Yesus dengan kalimat "pekerja sedikit". Salah satu penyebabnya adalah karena kurang SDM (tenaga pelayan), dan ditambah lagi kurang luasnya wilayah pelayanan.

Saat itu harus diakui mewartakan Injil harus dilakukan dengan manual. Yaitu dari mulut ke mulut, dan door to door. Oleh sebab itu penginjilan dilakukan sebatas wilayah Palestina saja. Sementara dunia luar masih sangat luas. Sehingga apa yang diharapkan Yesus agar seluruh umat manusia mendengar langsung kabar sukacita itu belum terealisasi.

Dan, bila pun diantara masyarakat luar Palestina telah menerima berita itu. Adalah melalui orang ketiga, atau hanya sekedar kabar-kabar burung. Jadi dalam Injil Matius 9: 37 ini kata tuaian tidak hanya untuk meluruskan sikap/cara pandang Farisi terhadap masyarakat sekitar mereka. Tapi, sekaligus rencana pelayanan kasih kepada masyarakat dunia. Yang terbukti belum bisa ditangani dengan baik.

Saat ini, kelompok seperti Farisi sudah jelas tidak ada. Sebab masyarakat global melalui PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah menjamin kebebasan warga untuk menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing. Pula, menjunjung tinggi hak azasi manusia.

Sisi lain, pewartaan kabar baik tidak lagi dengan cara manual. Tapi, telah didukung oleh sarana transportasi, dan telekomunikasi yang canggih. Pertanyaan, apakah pekerja masih sedikit?. Sehingga tuaian tetap tidak maksimal?. Kalau demikian, berarti pengikut Kristus belum melaksanakan tugas pelayanan seperti yang diharapkan oleh Tuhan Yesus.

Penutup/Kesimpulan

Yesus Kristus menghendaki agar setiap orang percaya menjadi pekabar Injil,.dan menuai panen yang masih tersedia sebanyak mungkin. Supaya pada saat kedatangan Tuhan yang kedua kali, saudara-saudara kita yang masih belum bertobat tidak turut binasa. Melainkan beroleh keselamatan, menikmati bumi dan langit yang baru.

Memang ada sebagian orang yang terbatas secara fisik, keuangan, dan kurang cakap menyampaikan Firman Tuhan. Tapi, seharusnya kendala-kendala tersebut tidak menjadi alasan untuk terlibat. Setidaknya bisa mendukung melalui doa, agar para "pekerja-pekerja Tuhan" di kebun-Nya bisa bekerja dengan semangat dan lancar.

Atau, bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas internet. Sebab, teknologi dunia maya ini terbukti sangat efektif mengabarkan Injil, bahkan informasi-informasi yang lain. 

Dengan demikian atas berkat dan penyertaan Tuhan, satu atau dua orang bisa kita bawa kepada Tuhan, agar mendapat keselamatan, dan hidup sebagai pengikut Kristus. Amin

Posting Komentar untuk " Makna Dan Implementasi Tuaian Banyak Tapi Pekerja Sedikit [Matius 9 : 37]"