Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lebih Dalam Tentang Alkitab; Kitab Suci Agama Kristen

Alkitab satu-satunya kitab suci umat Kristen di seluruh dunia.  Alkitab adalah firman Allah yang ditulis dengan menggunakan bahasa manusia, dan oleh manusia yang di-ilhami oleh Roh Kudus. Istilah Alkitab muncul dari bahasa Arab. Al-Kitab, yang berarti Kitab-Kitab, atau kumpulan Kitab. Namun, ada juga yang menyebutnya BIBLE. 

Kata Bible berasal dari bahasa Latin; BIBLOI, yang berarti Buku atau Kitab. Pada abad ke-2 SM, kelompok-kelompok Yahudi telah menyebut Kitab-Kitab Alkitab sebagai "Kitab-Kitab Suci" (scriptures) dan menyebutnya Kudus. Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil mempunyai kuasa yang menyelamatkan sehingga manusia harus membaca Alkitab atau mendengar tentang Firman dalam Alkitab. 

memahami lebih dalam tentang Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

Beda kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 

Alkitab terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Disebut perjanjian karena Allah bangsa Israel membuat perjanjian kepada manusia. Dalam PL, perjanjian tersebut disampaikan kepada Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Musa, bangsa Israel, dan Daud. Sementara dalam PB, perjanjian itu ada di dalam Yesus sebagai pengantara Allah dengan seluruh umat manusia. 

Adapun mengenai pemakaian bahasa. Hampir semua kitab PL ditulis dalam bahasa Ibrani. Kecuali Kitab Daniel yang ditulis dalam bahasa Aram. Sedangkan PB seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani. Secara keseluruhan Alkitab terdiri dari 66 kitab. Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab, dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 Kitab.

Pembagian kitab PL adalah terdiri dari 5 bagian. Masing-masing terdiri dari:

  1. Pentateukh/Taurat : Kejadian, keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
  2. Kitab-Kitab Sejarah : Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester.
  3. Kitab Puisi : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, Kidung Agung.
  4. Nabi-Nabi Besar : Yesaya, Yeremia  Ratapan, Yehezkiel, Daniel.    
  5. Nabi- Nabi Kecil : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,  Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.

Sedangkan pembagian PB adalah sebagi berikut:

  1. Kitab Injil : Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
  2. Kitab sejarah : Kisah Para Rasul.
  3. Surat-Surat Paulus : Roma,1 korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timoteus, 2 Timoteus, Titus, Filemon.
  4. Surat-surat Umum : Ibrani, Yakobus  1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas.
  5. Kutab Nubuat : Wahyu.

Teknis dan waktu penulisan Alkitab

Awalnya kisah-kisah suci dalam Alkitab disampaikan turun-temurun secara lisan. Biasanya disampaikan dalam keluarga-keluarga yang mengisahkan tentang nenek moyang, dan asal-usul mereka secara lisan dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi ini berlangsung selama berabad-abad dan akhirnya muncul tradisi menulis, untuk menggantikan tradisi lisan. 

Masyarakat di Timur Kuno mulai mengembangkan aksara yang mudah dipelajari dan digunakan. Sehingga mulai menulis kisah-kisah, nyanyian-nyanyian, Mazmur, dan nubuat yang semuanya ternyata menjadi bagian dari Alkitab. Tulisan-tulisan tersebut awalnya ditulis pada papyrus (kulit kayu, rumput yang dikeringkan) atau perkamen (kulit binatang yang dikeringkan). Dalam bahasa Ibrani, Aramaik, dan Yunani.

Alkitab ditulis periode 1.400 SM hingga tahun 90 M. Meskipun terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, namun isi dari Alkitab tidak ada yang saling bertentangan. Kesatuan tema Alkitab itu bisa terjadi karena pada dasarnya Alkitab di-ilhamkan oleh Allah (2 Timotius 3:16). Penulis secara tepat menuliskan apa yang Allah ilhamkan sehingga menjadi Firman Allah yang suci dan sempurna (Mazmur 12 : 6; 2 Petrus 1: 21).

Tujuan pembagian Alkitab 

Guna memudahkan membaca dan memahami isi Alkitab. Dibuatlah pasal-pasal dan ayat dalam Alkitab. Pembagian Alkitab ke dalam buku, pasal, ayat, dan pengurutannya merupakan hasil kanonisasi oleh Bapa-Bapa gereja mula-mula. Dalam Alkitab juga terdapat sub pasal yang disebut sebagai perikop,  yang membahas suatu topik tertentu. 

Alkitab pada dasarnya disusun secara semi kronologis. Karena sebagian waktu penulisan Alkitab ada yang tidak diketahui secara pasti, dan ada pula yang dikelompokkan menurut gaya penulisannya. Maka Alkitab terdiri dari 1.189 pasal, dan 31.102 ayat. Dengan pembagian sebagai berikut:

  • PL terdiri dari 929 pasal dan, 23.145 ayat
  • PB terdiri dari 260 pasal dan 7.957 ayat 

Proses pembentukan/penyusunan Alkitab menjadi seperti yang kita miliki saat ini memakan waktu sekitar 1.800 tahun. Yaitu mulai pada tahun 1400 SM sampai 367 M. Jika, bukan karena kuasa Allah yang bekerja, dipastikan Alkitab tidak terbentuk seperti yang bisa kita lihat saat ini. Ternyata telah berumur hampir 2000 tahun. Dan isi-Nya tidak ada yang saling bertentangan. Justru, saling berkaitan. Oleh sebab itu, kemurnian Alkitab tetap terjaga meskipun telah berumur ribuan tahun.

Kanonisasi Alkitab

Kata Kanon berasal dari bahasa Ibrani, Qaneh yang berarti gelagah atau buluh. Dalam peradaban kuno, gelagah digunakan sebagai tongkat pengukur, atau kayu untuk membuat garis lurus. Istilah ini muncul pada tahun 367 oleh Uskup Athanasius. Merujuk pada ke-66 Kitab, yang telah memenuhi standar dan peraturan-peraturan.

Maksud kanonisasi Alkitab adalah peraturan, standar, ukuran yang dipakai untuk menentukan kitab-kitab yang diakui, dan di-ilahamkan oleh Allah. Khususnya kepada orang-orang yang terlibat dalam penyusunan Alkitab. Sebab siluar Alkitab yang kita kenal saat ini, sebenarnya masih banyak tulisan dan kesaksian iman. Namun tidak memenuhi standar kanonisasi. Sehingga tidak layak disebut sebagai Alkitab.

A. Kanonisasi PL

Ada beberapa hal yang dijadikan rujukan dalam menerima tulisan sebagai ilhah dari Allah. Yakni berkaitan dengan nubuat dan perjanjian yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Kecuali Kitab dalam bahasa Aramaik. Harus disahkan oleh komunitas Yahudi lebih dulu. Sebab hal tersebut mengandung tema besar Yudaisme, yang ditulis sebelum zaman Nabi Ezra. Sementara diyakini bahwa Wahyu sudah berhenti sejak saat itu. 

Sebagai informasi tambahan, PL ditulis dari antara tahun 1400 SM hingga 400 SM. Dituliskan sebagian besar dalam bahasa Ibrani, dan sebagian kecil ditulis dalam bahasa Aram (suatu logat bahasa Ibrani). Dengan demikian simpulan bahwa kanonisasi PL juga selesai tahun 400 SM.

B. Kanonisasi PB

Kanonisasi PB mulai sejak Bapa-Bapa Gereja mula-mula, antara lain Uskup Athanasius dari Alexandria menyusun 27 daftar Kitab PB. Kemudian, pada saat Konsili Laodikia menetapkan bahwa kitab PL dan PB-lah yang dibacakan di Gereja-Gereja. Perkembangan selanjutnya, Konsili Hippo tahun 393 dan Kinsili Kartage tahun 397, meneguhkan PB terdiri dari 27 Kitab.

Ada tiga prinsip sebagai standar utama peng-kanonisasian Kitab PB, yaitu: 

  1. Surat ditulus oleh orang-orang yang memiliki hubungan langsung dengan Yesus. Para Rasul, atau orang yang dekat dengan Rasul.
  2. Mengandung ajaran moral tinggi, serta nilai-nilai rohani yang mencerminkan pekerjaan Roh Kudus.
  3. Diterima oleh tubuh Kristus (Jemaat mula-mula) secara universal. 

Sama halnya dengan penulisan PL, kitab PB juga dimulai dari tradisi lisan. Yaitu dimulai pada abad 2 Masehi, dan berakhir pada saat generasi pengikut Yesus pertama. Pula, pada abad 2 Masehi muncul istilah Kitab Injil. Yang menjadi bagian dari 27 surat/kitab PB.

Otoritas dan kewibawaan Alkitab

Bagi umat Kristen Protestan, keselamatan itu berfokus pada konsep sola scriptura (hanya oleh kitab suci). Doktrin ini menekankan bahwa Alkitab memiliki otoritas yang tidak mungkin keliru. Konsep ini timbul  selama Reformasi Protestan dan denominasi Protestan. Yang mana hingga saat ini tetap menggunakan Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran Kristen. 

Alkitab disusun untuk menuntun orang Kristen mengenal, serta lebih menyelami kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, dalam memahami Alkitab kita harus meminta tuntunan Roh melalui doa, agar kita diberi pengertian untuk memahami isi Alkitab. Doa dengan sikap yang benar, adalah unsur yang sangat penting ketika hendak mulai membaca Alkitab. Bilamana hal tersebut Anda abaikan, dipastikan Anda akan sulit memahami Firman Tuhan.

Setidaknya ada tiga sikap saat membaca Kitab Suci, yaitu:1]. Rendah hati, 2]. Mengakui kewibawaan Alkitab dengan Iman, dan 3]. Kudus. Diatas semua itu, kita harus membaca Kitab Suci dengan niat untuk bertumbuh dalam kekudusan dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Bukan untuk tujuan pribadi, dan bersifat duniawi.

Isi Alkitab secara umum

1. Kitab PL

PL secara umum menceritakan tentang kisah para tokoh, dan Nabi. Jauh sebelum Yesus Kristus lahir. Tepatnya sejak Adam sampai Maleakhi. Kitab PL menggambarkan hubungan pasang surut antara Allah dan bangsa Israel. Secara khusus Pentateukh menceritakan terbentuknya Israel dan bagaimana Allah telah membuat janji kepada Israel.

Dari segi sejarah perjuangan. Kitab PL juga mencatat kemenangan/kesuksesan, serta kekalahan/kegagalan bangsa Israel dalam peperangan. Kitab Puitis memberi pandangan yang akrab antara Allah dengan Israel, serta semangat (gairah-Nya) terhadap bangsa Israel yang menyembah dan taat kepada-Nya. Sementara kitab Pernabian merupakan himbauan Allah kepada Israel untuk bertobat dari penyembahan berhala, dan ketidaksetiaan. Kembali pada hubungan yang taat, dan berintegritas secara rohani.

2. Kitab PB

PB juga sebenarnya berbicara tentang perjanjian antara Allah dan manusia. Namun, melalui Yesus Kristus. Allah yang turun ke dunia untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia. Peristiwa penyelamatan itu dimuat dalam Kitab Injil. Injil memuat bagaimana Yesus, Sang Mesias, memenuhi nubuatan yang dijanjikan dalam perjanjian lamaPL. Sekaligus menjadi dasar dari pengajaran lainnya dalam PB.

Kisah Para Rasul misalnya, mencatat tentang perbuatan Yesus. Adalah kumpulan pria yang diutus Yesus ke dunia untuk menyatakan Injil keselamatan. Kisah Para Rasul menggambarkan permulaan Gereja dan perkembangannya yang luar biasa pada abad pertama. 

Surat-surat Paulus, ditulis langsung oleh Paulus. Adalah surat yang ditujukan kepada Gereja-gereja. Dengan tujuan untuk memberikan doktrin Kristen, dan mengajarkan praktik yang sepaham dengan doktrin tersebut. Surat-surat umum lainnya mempunyai kesinambungan dengan surat-surat Paulus. Serta menambahkan beberapa ajaran dan praktik lainnya. 

Sedangkan kitab Wahyu berupa ramalan tentang berbagai peristiwa yang akan terjadi di akhir Zaman. Yesus adalah tokoh utama dalam Alkitab. Karena seluruh kitab pada dasarnya adalah mengenai Dia. PL menubuatkan kedatangan-Nya dan mempersiapkan kedatangan-Nya ke dalam dunia. Sementara PB menggambarkan tentang kedatanganNya yang pertama sekali, dan karya keselamatan yang dibawa-Nya ke dalam dunia. Demikian pula pada saat kedatanganNya yang kedua kali. Sebagaimana yang dituliskan dalam kitab Wahyu.

Penutup

Yesus bukan sekadar figur sejarah. Tapi, sebuah kenyataan. Dia lebih dari sekadar seorang manusia. Melainkan Allah dalam wujud manusia. Atas kedatangan-Nya ke dunia adalah menjadi peristiwa terpenting dalam sejarah sepanjang masa dan zaman. Allah menjadi manusia selain sebagai Juruselamat, juga sekaligus untuk memberi kita gambaran mengenai siapa Dia. Dia seperti Yesus, Yesus adalah Allah (Yohanes 1:14; 14:9). Yesus adalah tunas/keturunan yang dijanjikan kepada Abraham dan Daud. Seseorang yang akan menggenapi rencana Allah untuk menebus umat manusia dan memulihkan ciptaan.

Sumber: Juak-juank Ni Naibata (Materi Pembelajaran CMJ dan MJ GKPS Distrik VII), 2022.


Posting Komentar untuk " Mengenal Lebih Dalam Tentang Alkitab; Kitab Suci Agama Kristen"