Imbalan Memuliakan Tuhan Dengan Harta Begini Janji Tuhan Begini [Amsal 3 Ayat 9 - 10]
Sejak penciptaan, sebagaimana tertulis dalam kitab Kejadian pasal 1. Tuhan telah memberikan kuasa penuh kepada manusia untuk memenuhi dan menaklukkan bumi, dan berkuasa atas mahluk yang ada di laut, di udara dan di darat. Untuk dikelola dan dimanfaatkan secara baik dan benar.
Pembacaan Firman dan kata kunci
Sebelumnya penting saudara baca Amsal 3:9-10. Pembacaan Firman sebaiknya dimulai dan di akhiri dengan doa. Agar Roh Kudus menuntun saudara memahami makna yang tersirat dalam Firman tersebut.
Ada 5 kata kunci yang tersembunyi dalam ayat renungan hari ini. Yang menjadi dasar bagi kita untuk memuliakan Tuhan dengan harta benda yang kita miliki, yaitu:
- Memuliakan
- Hasil panen pertama
- Penghasilan
- Lumbung melimpah
- Bejana pemerah anggur meluap
A. Arti memuliakan Tuhan dengan harta
Adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh manusia untuk membalas kebaikan Tuhan, atas berkat-berkat yang diperoleh. Misalnya dalam hal bisnis, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hubungan keluarga dan sebaginya.
Walau saya sebut untuk membalas. Namun sesungguhnya memuliakan adalah sebagai kewajiban. Bukan pilihan. Sebab alam semesta telah dimandatkan kepada manusia, sejak dahulu kala.
Maka dari itu, memuliakan Tuhan dengan harta sama dengan mengikutsertakan sumber daya alam. Sebab semua harta yang kita peroleh adalah dari alam. Minimal melalui orang-orang (lingkungan) sekitar.
Akan tetapi pada kenyataannya. Praktik berikut masih sering kita temui diantara umat Tuhan, yaitu:
Enggan memuliakan Tuhan, dengan alasan harta benda yang diperoleh adalah warisan, atau hasil keringat sendiri. Mengeksploitasi sumber daya alam, dengan anggapan bahwa alam adalah hal milik manusia. Terlebih orang berada.
2 contoh diatas adalah gambaran sifat sombong, sekaligus serakah manusia. Yang mengakibatkan dosa, karena menyalahgunakan mandat yang diberikan Tuhan. Serta, memicu kebencian terhadap sesama, karena orang sombong otomatis bersikap semena-mena orang lemah.
B. Hasil panen pertama
Persembahan yang paling disukai oleh Tuhan adalah hasil panen pertama kita. Hasil panen disini bukan berarti harus jadi petani, atau peternak. Tapi termasuk gaji, atau hasil usaha/bisnis pertama sekali. Hal ini lah yang melatar-belakangi pengadaan pesta panen oleh bangsa Israel. Sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Lama (PL).
Lagi-lagi, karena sifat serakah menimbulkan rasa memiliki, dan menguasai. Hingga saat ini masig banyak umat yang tidak memuliakan Tuhan melalui hasil panen pertama. Oleh sebab itu, tidak salah kalau harta dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sesuatu/barang yang menjadi kekayaan atau barang milik seseorang.
Orientasi pemikiran yang mengacu pada KBBI tersebut membuat kita sering lupa, bahwa harta benda yang ada pada kita saat ini adalah bukan pemberian Tuhan. Lalu, dari mana?. Apakah turun dari langit, datang dari hutan, atau muncul sendiri dari perut bumi?.
Jawaban sebenarnya adalah dari Tuhan. Yaitu melainkan melalui orang-orang yang bekerja sama dengan kita. Orang lain adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk memberi berkat, kasih dan karunia kepada kita. Sebab semua manusia lahir tidak membawa apa-apa. Bahkan sehelai benang pun tidak. Apalagi harta.
Maka dari itu, untuk bertahan hidup manusia harus mencari nafkah. Bekerja mencari nafkah artinya mengelola apa yang sudah Tuhan sediakan. Kita garis bawahi mengelola dan sediakan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk sombong, dan mengandalkan kekuatan sendiri.
C. Memuliakan Tuhan dengan penghasilan
Besar kecil hasil panen yang diperoleh umat Tuhan adalah dipengaruhi oleh seberapa besar ia menaruh pengharapan kepada Tuhan. Jadi, bukan sekedar soal kemampuan mengelola (manajerial).
Sebab, bisa jadi usaha yang saudara kelola sangat banyak, tapi hasilnya sedikit. Namun, tidak menutup kemungkinan sebaliknya. Anda hanya mengelola sebuah bisnis kecil, tapi hasilnya luar biasa. Karena diberkati oleh Tuhan.
Maka dari itu, upaya untuk mendapat berkat dari Tuhan harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memberi persembahan persepuluhan. Dalam kitab Amsal 3:9-10 ini disebut penghasilan.
Memuliakan Tuhan dengan penghasilan beda dengan hasil panen. Hasil panen sifatnya tidak menentu/rutin. Tapi, penghasilan dilaksanakan secara rutin, dan lebih sering. Yaitu berdasarkan pemasukan yang kita peroleh sewaktu-waktu.
Penghasilan juga harus dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan, sebab asalnya pun adalah dari Tuhan. Singkatnya, apapun yang kita miliki saat ini dan pada masa yang akan datang adalah pemberian Tuhan. Sebab secanggih apapun metode yang kita terapkan untuk mengelola kekayaan alam, dan bisnis. Jika Tuhan tidak berkenan, maka semua upaya yang kita lakukan akan menjadi sia-sia.
Upah yang dijanjikan oleh Tuhan
Kata kunci yang ke-4 dan ke-5 dalam perikop ini adalah berkaitan dengan upah yang dijanjikan oleh Tuhan, khusus bagi orang-orang yang mau memuliakan-Nya.
1. Lumbung melimpah
Lumbung adalah tempat penyimpanan padi yang berukuran paling besar. Bentuknya berupa bangunan kecil, dan tertutup rapat. Sehingga rayap, atau binatang pengengat tidak masuk. Dengan demikian padi yang tersimpan dengan rapi, dan aman.
Demikian halnya dengan orang yang memuliakan Tuhan dengab harta. Sesungguhnya materi yang diberikan sebagai persembahan tersebut kelak akan kembali pada kita berlipat ganda. Bahkan Tuhan berjanji tempat penyimpanan yang semula akan jadi penuh.
Jadi, bukan pekerjaan yang sia-sia bila kita memberi persembahan kepada Tuhan. Hal itu bagaikan menabung di bank. Dimana suatu waktu uang tersebut akan kembali kepada kita, dengan jumlah yang lebih banyak dari yang kita berikan.
Maka dari itu, tidak ada alasan bagi kita untuk serakah, dan egois akan harta yang kita miliki. Mengembalikan sebagian dari harta tersebut kepada Sang Pemberi Yang Agung. Ternyata tidak sia-sia.
2. Bejana pemerah anggur meluap
Kalimat penguat poin pertama. Juga tertulis dalam Amsal 3:9-10. Bukan saja lumbung kita yang akan melimpah, tapi termasuk tempat pemerasan anggur yang kita miliki akan meluap. Karena panen anggur sangat banyak. Artinya, berkat
Tuhan tidak terhitung besarnya sebagai imbalan bagi orang yang mau memuliakan Dia dengan harta.
Padi dalam hal ini adalah di assosiasikan sebagai bahan makanan, yang berasal dari darat. Sementara anggur adalah mewakili bahan minuman yang berbentu cair. Jadi, baik dari darat maupun air. Tuhan akan membalas persembahan yang kita berikan kepada Tuhan.
Oleh sebab itu tidak heran, bila seorang pengusaha dapat menjalankan beberapa perusahaan sekaligus. Dan, semuanya berjalan dengan baik, serta menghasilkan laba yang besar. Hidup damai dan sejahtera. Bersama-sama dengan orang-orang ada sekitarnya.
[Penutup] Perspektif yang salah tentang harta
Jika saudara menganggap harta adalah tujuan hidup. Maka Anda akan terikat dengan harta tersebut, dan sulit untuk melihat aspek-aspek yang berpengaruh pada kehidupan. Diantaranya adalah tentang keberadaan Tuhan sang pemberi harta tersebut.
Namun, bila Anda melihat bahwa harta itu adalah pelengkap hidup. Maka Anda dapat memaknai hidup secara luas. Bukan untuk diri sendiri, tapi untuk sesama dan kemuliaan Tuhan. Dengan demikian, Anda akan menikmati kebahagiaan yang sejati. Bukan yang semu (pura-pura), dan sementara.
Posting Komentar untuk "Imbalan Memuliakan Tuhan Dengan Harta Begini Janji Tuhan Begini [Amsal 3 Ayat 9 - 10]"