Upah Bagi Orang Yang Setia Dan Berpegang Teguh Pada Perjanjian Allah Ini [Keluaran 19 Ayat 1 – 8]
Sumber renungan adalah kitab Keluaran 19:1 – 8. Perikop ini membuktikan kepada seluruh umat manusia bahwa Tuhan sangat baik, penuh kasih sayang dan sangat perhatian. Ia membuat perjanjian dengan bangsa Israel tanpa embel-embel, atau syarat bermacam-macam. Melainkan, hanya dengan satu syarat. Yaitu setia.
Beda dengan perjanjian yang dilakukan oleh/antara manusia. Umumnya didasari oleh faktor kepentingan. Misalnya karena urusan bisnis, atau dagang. Sementara perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah murni untuk kepentingan bangsa itu sendiri. Agar makmur, hidup damai dan sejahtera.
Seperti biasanya. Saya harap, Saudara telah membaca Keluaran 19 ayat 1 – 8. Nats ini tertulis dalam Kitab Perjanjian Lama (PL), nomor urut kedua. Serta berdoa, agar Roh Kudus memberi hikmat dan pengertian untuk memahami Firman Tuhan. Berikut latar belakang, penjelasan maupun aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Latar belakang kitab Keluaran 19: 1 - 8
Setelah 3 bulan bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir. Di tuntun oleh Tuhan, melalui kepemimpinan Musa. Akhirnya mereka tiba di padang gurun Sinai yang luas. Di daerah tersebut juga terdapat sebuah gunung, yang bernama Sinai.
Atas perintah Musa, mereka mendirikan kemah di daerah itu. Dengan tujuan istirahat, sekaligus hendak meminta petunjuk dari Tuhan, tentang perjalanan yang hendak mereka tempuh berikutnya. Namun, apa yang terjadi saudara-saudara. Pengalaman mereka sesampainya di padang gurun Sinai ini. Adalah menjadi salah satu pengalaman penting dalam perjalanan hidup bangsa Israel. Pula, sangat cocok menjadi perenungan penting bagi umat Tuhan masa kini.
10 Titah diterima Musa di gunung Sinai
Di gunung Sinai, Allah menurunkan Sepuluh Firman, atau yang sering disebut Titah kepada Musa. Sebagai tanda perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel. Dalam hal ini adalah sebagai bangsa milik Allah sendiri. Namun demikian, sebelum Allah menyatakan perjanjian itu, Allah lebih dahulu ingin mendengar pengakuan bangsa itu. Apakah sungguh-sungguh mengikatkan diri bersama dengan Allah dalam perjanjian itu, atau Tidak.
Hal itu dilakukan Tuhan, mengingat kejadian sebelumnya. Sejak Allah dengan kuasaNya membebaskan bangsa Israel dari tangan raja Firaun. Dan, mereka sendiri telah melihat bagaimana kuasa Allah yang sesungguhnya. Takkan ada yang bisa menandingi atau menghalangi, apabila Tuhan Allah telah memutuskan untuk bertindak. Oleh sebab itu, semua kehendak Allah pasti terjadi. Termasuk pada saat itu membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
Namun apa yang terjadi?. Belum beberapa lama setelah keluar dari Mesir, bangsa itu telah berkali-kali bersungut-sungut kepada Allah. Bahkan, disebabkan oleh persoalan sepele. Misalnya pada saat mereka haus/lapar. Mereka bersungut-sungut, serta terkesan menyalahkan Tuhan. Sebab dalam pikiran mereka lebih baik tetap berada di Mesir. Yakni dalam kuasa raja Firaun. Notabene hanya sebagai manusia biasa. Dari pada dibawah perintah Tuhan.
Walau demikian, Tuhan tetap menunjukkan kasih setiaNya kepada bangsa itu. Salah satunya dengan memberi kemenangan (perang) atas orang orang Amalek. Maka dari itu Tuhan memerlukan komitmen dalam mengikat perjanjian bersama dengan Dia. Sebab selama ini, kesungguhan tersebut belum terlihat dalam benak, maupun melalui perbuatan bangsa itu.
Pentingnya memegang teguh perjanjian dengan Allah
Mengikat perjanjian dengan Allah sesungguhnya bukanlah sesuatu yang berat, atau memberatkan. Namun, justru akan banyak berkat yang akan mereka terima. Apabila dengan sungguh-sungguh mengikat perjanjian dengan Allah. Mereka akan menjadi harta kesayangan Allah.
Sebab bagi Tuhan, mereka akan menjadi kerajaan imam yang kudus, yang siap melayani Tuhan. Oleh sebab itu, perjanjian tersebut pantas untuk diterima, dan dipegang teguh.
Alasan berikutnya. Disebut tidak memberatkan, karena persyaratan dalam perjanjian itu sebenarnya sangat simple. Yaitu mendengarkan Firman Allah, dan setia untuk melakukan apa yang dianjurkan oleh Tuhan, serta menghindari apa yang tidak ingin dilakukan. Apakah 3 hal tersebut sulit?.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Mendengar Firman dalam kehidupan sehari-hari dengan sungguh-sungguh adalah bertujuan untuk memastikan bahwa hidup kita telah berjalan pada arah yang benar. Alias, tidak tersesat pada ajakan dunia yang penuh dosa, serta tipu daya. Sekaligus untuk mengenal, dan mengerti apa kehendak Allah. Dengan demikian, otomatis kita juga akan mampu mengenal diri kita sendiri.
Kemudian tentang kesetiaan. Adalah hal utama yang dituntut Allah dari umat Israel masa kini. Oh iya, sudah tahu maksud Israel masa kini bukan?. Yaitu umat seluruh Kristen. Dia sendiri telah menyatakan kesetiaanNya bagi kita. Kesetiaan tersebut, bahkan telah Dia disempurnakan melalui Yesus Kristus yang rela berkorban di kayu salib. Untuk menebus manusia dari dosa, dan maut.
Maka dari itu, sebagai umat yang telah mengaku sebagai orang Kristen. Tidak ada alasan untuk tidak setia kepada Tuhan. Sebab, Ia sendiri telah lebih dulu membuktikan kesetianNya kepada perjanjian yang telah Ia buat kepada kita. Hal itu terjadi pada bangsa Israel, ketika tengah perjalanan dari Mesir menuju Kanaan. Juga terjadi saat ini. Kepada seluruh umat Kristen.
Tuhan akan menolong, melindungi, dan penyelamatan kita untuk menuju suatu tujuan mulai. Yaitu hidup damai sejahtera di bumi dan di kerajaan sorga. Tanpa campur tangan Tuhan, tentu tujuan tersebut tidak pernah kita capai.
Namun demikian, sama halnya dengan rintangan yang dihadapi oleh bangsa Israel saat itu. Kehidupan umat Kristen saat ini juga tidak pernah lepas dari cobaan, dan godaan. Bilamana hal tersebut saudara alami, jangan bersungut-sungut, berontak, atau menyalahkan Tuhan!. Sebab Dia tidak pernah menginginkan hal itu terjadi, kecuali karena kita tidak setia pada perjanjian yang telah Tuhan buat.
Penutup/Introspeksi
Mengutip kembali inti dari pada topik ini adalah bahwa Tuhan itu sangat baik, penuh kasih sayang dan sangat perhatian. Sekarang mari introspeksi. Bagaimana dengan kita?. Apakah sudah setia, sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan?.
Sebagai seorang pemimpin. Apakah kita telah berbuat sebagaimana yang telah diteladankan oleh Musa, ketika memimpin sebuah bangsa yang sangat besar mengarungi gurun pasir berpuluh-puluh tahun?. Atau, jangan-jangan kita sendiri yang bersungut-sungut. Karena tidak setia dan berpegang teguh pada Firman Tuhan?.
Satu sisi perikop ini mengajarkan kita agar setia dan berpegang teguh pada Firman/Perjanjian Tuhan. Namun, pada sisi yang lain. Figur Musa adalah teladan yang baik bagi seorang pemimpin masa kini. Pemimpin dalam bisnis, gereja, keluarga bahkan pada perkumpulan/organisasi.
Selama memimpin bangsa Israel, Musa selalu meminta petunjuk dari Tuhan tentang segala hal yang akan dilakukan. Termasuk mengenai strategi perang melawan musuh yang menghadang perjalanan mereka. Ia tidak pernah mengandalkan kekuatan, atau pikiran sendiri.
Oleh sebab itu, ia mampu memimpin bangsa itu puluhan tahun. Dan, mengantarkan bangsa Israel mendekati tanah Perjanjian (Kanaan). Bagaimana dengan kita?. Apak mau melakukan hal yang sama?. Semoga. Tuhan memberkati. Amin.
Posting Komentar untuk "Upah Bagi Orang Yang Setia Dan Berpegang Teguh Pada Perjanjian Allah Ini [Keluaran 19 Ayat 1 – 8]"