Unsur Tambahan Ibadah Natal Agar Semakin Meriah Dan Menyenangkan [Part 2 of 3]
Setelah artikel sebelumnya telah membahas tentang susunan tata ibadah Natal. Artikel bagian ke-2 ini juga tak kalah penting. Walaupun sifatnya memang sekedar tambahan, tapi termasuk unsur utama dalam sebuah ibadah Natal.
Agar suasana ibadah semakin semarak, dan menyenangkan bagi peserta. Sebab memungkinkan semua peserta terlibat langsung dalam pelaksanaan ibadah. Sebaiknya dalam tata ibadah Natal dilengkapi dengan unsur-unsur berikut:
1. Persembahan lagu pribadi atau kelompok
Lagu pujian yang dibawakan secara pribadi, atau kelompok dapat membuat suasana Natal semakin hikmat. Sebab lagu tersebut dinyanyikan hadapan umat, sebagai bentuk kesaksian, ucapan syukur, dan puji-pujian kepada Tuhan.
Oleh orang yang menyusun tata ibadah Natal. Lagu pujian pribadi/kelompok umumnya ditempatkan sebelum lagu pujian bersama. Sehingga jumlahnya bisa lebih dari 1.
Satu lagi yang sangat unik adalah tema/judul lagu. Dipastikan berkaitan tentang Natal. Oleh sebab itu, orang yang bersedia mempersembahkan lagu pujian secara pribadi dipastikan orang yang telah terpanggil. Serta, melakukan latihan dengan matang.
2. Puisi
Puisi Natal cocok untuk anak sekolah minggu dan remaja. Acara ini sebaiknya dimasukkan dalam tata tertib ibadah, agar anak-anak sekolah minggu dan remaja turut berpartisipasi dalam Natal.
Dengan terlibatnya anak-anak, otomatis orang tua semakin antusias untuk mengikuti Natal. Terlebih jikalau yang tampil adalah anak sendiri. Oleh sebab itu, puisi sangat efektif untuk menambah kemeriahan Natal.
3. Drama atau pragmen
Walau tergolong ketinggalan zaman, drama atau fragmen tetap efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Natal. Bahkan, masih disukai banyak orang. Karena pentas seni yang satu ini sering mengundang tawa penonton. Sehingga perayaan Natal menjadi meriah.
Namun demikian, untuk menampilkan drama atau pragmen pada sebuah Natal butuh persiapan yang panjang. Sebab, melibatkan puluhan personil, yang berasal dari kalangan anggota saja.
Maka dari itu, selain kendala waktu, bakat akting dari anggota juga sering menjadi kendala. Namun, bukan berarti drama/fragmen Natal mustahil ditampilkan. Toh, sampai kini acara ini masih eksis oleh beberapa organisasi gereja. Sebab dengan adanya keterbatasan tersebut, justru membuat penonton jadi terhibur.
4. Tari-tarian
Sama halnya dengan drama, atau fragmen. Pentas seni tari dalam perayaan Natal juga sangat bagus. Melalui penampilan para penari, semangat Natal semakin terasa bagi para hadirin. Mengingat peserta tari juga adalah dari kalangan internal. Dalam hal ini, bisa aja anak remaja maupun dewasa.
Adapun pertunjukan seni tari, maupun drama dan fragmen paling cocok adalah setelah kebaktian/ibadah Natal. Hal tersebut dilakukan karena acara ini cenderung mengundang tawa. Maka dari itu, tidak tepat dimasukkan dalam tata ibadah.
Lagi pula, khusus tari-tarian. Tak jarang terjadi aksi spontanitas dari penonton. Yaitu turut maju kedepan untuk menyumbang para penari. Lalu, ikut menari. Hal itu, tentu membuat suasana semakin semarak. Namun, sebenarnya mengganggu konsentrasi penari. Oleh sebab itu, tari-tarian tidak pernah dimasukkan dalam ibadah Natal.
Cara menyampaikan liturgi Natal agar semarak
Umumnya menyampaikan liturgi pada saat ibadah Natal adalah dilakukan dengan membaca teks. Sehingga terkesan monoton, dan membosankan. Nah, untuk mengatasi hal tersebut. Sebenarnya beberapa diantara liturgi tersebut bisa juga disampaikan dengan cara yang berbeda.
Contoh, liturgi tentang janji keselamatan. Diambil dari Injil Yohanes 3:16. Dan, disampaikan dalam beberapa bahasa. Atau, sering disebut dengan liturgi ragam bahasa.
Maka semua peserta liturgi ragam bahasa, wajib menyampaikan ayat bacaan sembari menggunakan seragam/baju adat yang bersangkutan. Dengan demikian makna Natal terasa hingga pada daerah-daerah asal bahasa tersebut. Walau sebenarnya ibadah Natal dilakukan ditempat yang berbeda.
Contoh kedua. Liturgi yang sering dilakukan dengan cara semi dialog adalah tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Nats liturgi tidak diambil dari Alkitab, tapi melalui pengalaman hidup sehari-hari. Atau, sering disebut dengan liturgi ragam profesi.
Dalam konteks ini peserta liturgi memberitahukan kelebihan masing-masing diantara sesama. Hal itu dilakukan dengan cara membantah pernyataan peserta liturgi sebelumnya.
Contoh liturgi ragam profesi seperti yang tertulis dalam tautan ini. Terlihat jelas dalam artikel tersebut liturgi ragam bahasa disampaikan dengan cara bersahut-sahutan. Serta, menonjolkan diri masing-masing. Oleh sebab itu tergolong dalam kategori dosa.
Tema untuk drama Natal yang paling cocok dan cara menentukan susunan acara
Satu lagi yang menentukan meriah tidaknya perayaan Natal, adalah terkait dengan tema drama yang ditampilkan. Selain tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Tema drama Natal yang paling cocok adalah perihal kelahiran Yesus Kristus.
Namun penting diketahui, tema drama sebaiknya tidak tumpang tindih dengan nats liturgi. Artinya, jika Anda telah menggunakan liturgi kelahiran Yesus dari nats kitab Perjanjian Baru (PB). Maka tema drama sebaiknya jangan lagi Anda ambil dari sumber tersebut. Melainkan tentang nubuat-nubuat para Nabi. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama (PL). Demikian sebaliknya. Dengan demikian tata ibadah tidak terkesan di ulang. Dengan cara yang berbeda.
Begitu pula bila Anda mengambil tema drama tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Sebaiknya liturgi Natal tentang hal yang sama Anda hindari.
Sebelumnya contoh liturgi kejatuhan manusia dalam dosa diambil dari ragam profesi. Kali ini tema drama boleh diambil dari perilaku/sikap manusia terhadap sesama, maupun lingkungan alam. Misalnya melawan orang tua, semena-mena terhadap orang lemah, dan lain sebagainya.
Tips dan trik
Penutup artikel bagian kedua ini. Banyak sumber inspirasi yang dapat dijadikan bahan drama Natal. Karena Natal identik dengan kehidupan manusia sehari-hari. Serta, tidak terbatas oleh usia, gender, status sosial maupun budaya.
Dalam hal ini yang dituntut dari orang yang menyusun tata ibadah, dan unsur-unsur pelengkap perayaan Natal adalah alur ibadah. Supaya urut, tidak berulang-ulang, serta tidak monoton.
Urutan tata ibadah Natal yang baik telah saya uraikan dalam artikel bagian pertama. Sedangkan cara menghindari tata ibadah agar tidak berulang, dan monoton adalah seperti yang tertulis dalam artikel ini.
Natal berjalan hikmat adalah harapan semua umat Kristen sejak dahulu kala. Tapi, perayaan Natal yang dilakukan secara meriah pun adalah impian setiap orang. Oleh sebab itu, mari jadikan Natal sebagai salah satu mood booster, untuk menyambut tahun baru. Selamat menjelang Natal.
Posting Komentar untuk "Unsur Tambahan Ibadah Natal Agar Semakin Meriah Dan Menyenangkan [Part 2 of 3]"