Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semangat Melayani Dan Memberitakan Injil Dengan Kasih [1 Tesalonika 2 Ayat 1 - 8]

Memberitakan Injil bukan hanya tugas 12 murid Yesus, dan hamba-hamba Tuhan. Tapi, seluruh umat Kristen yang berada di seluruh dunia. Baik pria maupun wanita. Dan muda, atau tua. Semua memiliki tanggung jawab yang sama. Sebagai bagian dari proses pertumbuhan iman.

Semangat Melayani Dan Memberitakan Injil Dengan Kasih

Latar belakang 1 Tesalonika 2 : 1 - 8

Tesalonika adalah salah satu kota, sekaligus nama jemaat dibawah penggembalaan rasul Paulus. Penduduk kota ini sangat beragam, dan sudah mengalami kemajuan khususnya dibidang ekonomi.

Bagi Paulus beserta tem Tesalonika sangat terkesan, sebab terbuka pada pendatang. Termasuk dalam hal pemberitaan Injil. Sehingga tidak sampai penolakan, yang berujung pada penganiayaan. Sebagaimana pernah terjadi di Filipi. Pun, sebuah kota sekaligus nama Jemaat yang tergolong dalam misi pelayanan Paulus, dan rekan-rekan.

Oleh sebab itu, ayat terakhir (8a) ia mengatakan; "Demikianlah kami, dengan kasih sayang yang sangat besar akan kamu". Kamu disini secara khusus maksudnya jemaat Tesalonika. Dan, secara umum tentunya seluruh penduduk kota tersebut.

Penjelasan dan aplikasi 1 Tesalonika 2 : 1 - 8 dalam hidup sehari-hari

Sesuai jumlah ayat yang terdapat dalam perikop ini. Ada 8 pernyataan, sikap, kesaksian, perintah, maupun motivasi yang diberikan rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika, maupun kepada umat Kristen saat ini. Yaitu sebagai berikut:

1. Memberitakan Injil tidak sia-sia

Dalam surat yang pertama ini, Paulus secara tidak langsung memuji perkembangan jemaat di Tesalonika. Baik dari kuantitas maupun kualitas iman. Hal itu pula ditujukan kepada rekan-rekan kerjanya. Saya kutip kalimat sederhana dalam ayat 1, Paulus mengatakan: "kedatangan kami tidak sia-sia".

Bagaimana dengan umat Tuhan saat ini?. Apakah siap memberitakan Injil?. Atau, jangan-jangan sudah memiliki ladang pelayanan, seperti Gembala Umat lakukan. 

Kami memilih internet sebagai sarana pelayanan dan pemberitaan Injil. Agar bisa menjangkau seluruh dunia. Tanpa terhalang oleh waktu, tempat, maupun bahasa. Puji Tuhan, walau masih tahap merintis. Namun, ternyata sangat efektif.

Pesan tersembunyi dari ayat 1 adalah menganjurkan semua pengikut Kristus memberitahukan Injil. Sebab tugas ini bukan hanya bagi hamba Tuhan, majelis gereja, dan orang tua. Tapi, termasuk anak muda.

Untuk diketahui, rekan Paulus memberitakan Injil juga ada yang muda loh. Yaitu Titus dan Filemon. Bahkan, setelah Paulus ditangkap (penjara) oleh pemerintah yang berkuasa saat itu mereka yang melanjutkan pelayanan. Termasuk yang menyampaikan surat-surat Pastoral dari rasul Paulus kepada jemaat-jemaat.

2. Allah maha penolong

Mengerjakan yang baik pun sering mendapat penolakan dari orang lain. Apalagi memberitakan Injil. Jelas akan ditantang oleh orang-orang yang merasa dirinya lebih pintar, lebih pengalaman, dan yang di tua-kan.  Padahal tidak dilakukan dengan unsur paksaan, atau syarat-syarat khusus.

Penolakan tersebut umumnya didasari oleh ego, dan ketidaknyamanan. Misalnya karena telah memiliki kepercayaan yang lain. Lalu, apakah karena hal itu kita mundur?. Tentu tidak!. Sejauh tidak menimbulkan kekerasan. 

Tapi, jika cenderung pada kekerasan. Segera menghindar. Injil Matius 10 ayat 26 mengatakan: "cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati". Dengan demikian saudara akan selamat dari pertikaian. 

Tuhan siap sedia menolong kita sewaktu-waktu. Tetapi pekerjaan yang kita lakukan harus seturut dengan kehendak-Nya. Bukan kehendak kita sendiri. 

Hal itu lah yang ingin disampaikan oleh Paulus. Sejauh ini pelayanan mereka boleh disebut tetap lancar, walau di beberapa tempat sempat terjadi penganiayaan. Tapi, karena mereka mengandalkan Tuhan. Maka, mereka tetap bisa melakukan pemberitaan Injil.

3. Melakukan pelayanan secara tulus murni

Poin berikutnya yang tertulis dalam ayat 3. Ternyata melakukan pelayanan harus secara murni. Murni artinya bukan karena paksaan, san bukan dengan cara memaksa.

Murni disini juga berarti membiarkan Roh Tuhan (Kudus) bekerja bagi orang-orang yang melakukan penginjilan, dan yang di Injili. Supaya percaya dan menjadi pengikut Kristus yang sejati. Alias, bukan dengan cara karbitan.

Secara tidak langsung pernyataan ini koreksi bagi orang/pribadi yang melakukan praktik maksud tertentu, dengan dalih pelayanan atau memberitakan Injil. Misalnya dengan meminta sejumlah uang kepada jemaat.

Jadi, secara umum  1 Tesalonika 2  ayat 1 - 8 ditujukan kepada banyak pihak. Diantaranya adalah hamba Tuhan, jemaat, maupun orang awam yang akan menjadi calon pengikut Yesus. Supaya tidak melakukan praktis tipu-tipu. Sehingga merugikan satu kelompok, atau lebih.

4. Kuasa memberitakan Injil diperoleh dari Allah

Harus diakui, bila ditinjau dari sudut pandang pemikiran manusia, memberitakan Injil memang sulit. Sebab, untuk memahami Injil sendiri saudara tidak boleh mengandalkan kecerdasan yang saudara miliki. Tapi, harus menyerahkan diri sepenuhnya agar dipimpin Roh Kudus. Untuk memahami apa maksud, Firman Tuhan.

Pada ayat 4, Paulus mengakui bahwa Tuhan lebih dulu telah melayakkan mereka untuk pekerjaan tersebut. Artinya, sebelum sampai pada pemberitaan Injil. Paulus telah melalui proses panjang, agar diakui sebagai Rasul. Oleh sebab itu ia mampu menyenangkan hati Tuhan, melalui tugas pelayanan dan pemberitaan Injil, yang ia emban pada saat itu. 

Bagaimana dengan umat Tuhan saat ini. Apakah memahami Firman dilakukan tanpa tuntunan Tuhan?. Jika demikian, dipastikan saudara bisa membuat hati jemaat senang, dan tertawa saat mendengarkan Firman yang saudara sampaikan. Tapi, belum Firman tersebut melekat dalam hati orang mendengar. Apakah hal demikian yang diharapkan Tuhan?. Pasti tidak!.

Maka dari itu, sebelum memberitakan Injil penting mendapat kuasa dari Tuhan. Kuasa disini maksudnya tuntunan Roh Kudus agar mampu memahami Firman, serta menyampaikan kepada jemaat dengan benar. Alias, sesuai kehendak Tuhan.

5. Injil bukan janji manis dan bukan untuk diperjualbelikan

Tiga kata kunci dalam ayat 5 yang sangat menarik perhatian. Yaitu mulut manis, dan loba (tamak). Setelah digabung, maka orientasi ketiga kata tersebut adalah merujuk pada sebuah transaksi, atau jual beli.

Layaknya seorang pedang yang menjual barang. Ia akan memuji-muji barang dagangannya agar dibeli orang lain. Padahal kualitas barang tersebut tidak seperti yang ia bangga-banggakan. Demikian pula yang disampaikan Paulus pada jemaat Tesalonika. Pun, pun kepada jemaat Tuhan saat ini. 

Kita tidak perlu memberi janji-janji manis ketika menberitakan Injil. Sebab, hal itu akan menjadi bumerang pada diri kita sendiri, bahkan kepada seluruh orang yang sudah menjadi pengikut Kristus. 

Tapi, cukup lah Allah yang mengadakan janji manis kepada pribadi-pribadi yang sudah menerima karunia keselamatan. Sebagaimana yang tertulis dalam Injil. Oleh sebab itu, tidak boleh tamak.

6. Melayani dan memberitakan Injil bukan untuk mencari kehormatan

Selain bermulut manis, dan tamak. Pada ayat 6 Paulus juga menyatakan bahwa mereka melayani dan memberitakan Injil bukan untuk dipuji, dan dihormati. Hal itu mengingat besarnya resiko yang mereka hadapi. Dari internal jemaat, maupun orang lain.

Pula demikian, bila ada yang orang memuji kinerja mereka. Paulus tidak pernah sombong. Sebab, menyadari bahwa tugas tersebut bisa ia jalankan hanya karena pertolongan Tuhan. Jadi, bukan karena kecerdasan intelektual, kekuatan material dan sebagainya.

Oleh sebab itu sebagai rasul, Paulus mengatakan biarlah pujian-pujian manusia itu menjadi kepunyaan Tuhan. Tidak berhenti pada dirinya sendiri serta team. Sama halnya dengan pemberitaan Injil, seharusnya tidak berhenti pada satu pribadi. Tapi, harus berkesinambungan.

Tidak perlu bermulut manis, tidak bermaksud loba yang tersembunyi, tidak mencari pujian dari manusia, hanya berlaku ramah seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya.

Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menyatakan bahwa oleh karena Allah dia bukan hanya sekadar memberitakan Injil saja, namun juga mempertaruhkan hidupnya bagi mereka oleh karena kasih yang dia miliki.

7. Melakukan pelayanan dimulai dengan sikap ramah dan kasih

Paulus secara spesifik memberi gambaran tentang cara kerja pelayanan, dan pemberitaan Injil. Yakni sikap ramah dan kasih yang dimiliki oleh seorang ibu.

Sejak mengandung, melahirkan bahkan sampai membesarkan seorang anak. Sang ibu tidak henti-hentinya berbuat baik kepada sang anak. Bahkan, ketika sang anak melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki. Sang ibu tetap maklum, dan mengampuni. Maka dari itu kasih ibu disebut sepanjang masa.

Hal ini lah yang menjadi motivasi Paulus dalam melaksanakan tugas. Sekalipun jemaat yang dilayani tidak ia kenal. Tapi, ia mengasihi mereka secara tulus. Sebab, ia sadar bahwa kasih Tuhan juga tidak pernah berbeda pada setiap orang. 

Konteks pekabaran Injil mas kini. Sikap ramah perlu ditunjukkan mengingat orang-orang yang kita temui mayoritas belum kita kenal. Sementara, menunjukkan kasih adalah interprestasi dari sikap pengikut Yesus yang sejati. Karena ramah (lemah lembut), dan kasih adalah buah-buah Roh.

Dengan demikian, hubungan kita dan orang-orang yang kita temui akan menjadi bagus, dan langgeng. Dan, tidak mustahil mereka kelak akan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.

8. Injil harus disebarluaskan ke seluruh pelosok dunia

Sedikit telah disinggung pada ayat 6. Ayat 8 secara tegas mengatakan bahwa Injil harus disebarluaskan hingga seluruh pelosok dunia. Supaya Firman Tuhan semakin dikenal, dan tidak berhenti pada satu masa/generasi.

Bahkan disebut dengan kalimat yang cukup ekstrim. Pemberitaan Injil sekalipun taruhan nyawa, akan tetap dilakukan. Mengapa?. Karena pada saat kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ia akan meminta pertanggungjawaban, sejauh mana kita mengaplikasikan iman kepercayaan. Apakah untuk diri sendiri, atau termasuk orang lain.

Penutup

Sebagai orang yang lebih dulu menerima karunia keselamatan dari Tuhan. Sudah sepantasnya kita menjadi pelaku utama dalam memberitakan Injil. Misalnya, mulai dari lingkungan keluarga. Lalu pekerjaan, kampus, serta tempat-tempat lain.

Injil tetap menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas. Di semua kalangan. Asalkan dilakukan dengan cara-cara elegan, dan penuh kasih. Tidak merugikan orang lain, serta tidak menimbulkan keresahan.

Posting Komentar untuk "Semangat Melayani Dan Memberitakan Injil Dengan Kasih [1 Tesalonika 2 Ayat 1 - 8]"