Cara Yang Benar Menyusun Tatib Ibadah Natal Masa Kini [Part 1 of 3]
Mendekati bulan November, bahkan Oktober pada umumnya umat Kristen sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut Natal. Hal itu dilakukan agar momen Natal yang diperingati sekali setahun itu tidak lewat begitu saja.
Akan tetapi, harus dijadikan sebagai wujud ucapan syukur dan terima kasih kepada Allah. Karena telah mengutus anak-Nya yang tunggal ke dunia ini. Untuk menebus semua dosa manusia. Agar manusia tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.
Persiapan menyusun tata ibadah Natal
Mengikuti ibadah Natal akan lebih khusuk bila terlibat langsung di dalam tata acara. Semisal menjadi peserta Liturgi, Singer, Song Leader. Bahkan sekedar petugas kolekte pun pasti sangat bermakna.
Namun tahukah Anda, diantara sekian banyak yang berperan dalam Natal. Paling berkesan adalah orang yang menyusun Tata Ibadah Natal itu sendiri. Sebagaimana telah Saya alami sejak tahun 2012 hingga saat ini. Untuk perayaan Natal salah satu Perkumpulan Keluarga di Semarang.
Agar tata ibadah Natal berkesan bagi seluruh peserta, berikut persiapan awal yang saya lakukan:
- Mengadakan rapat dengan pengurus dan anggota. Bertujuan untuk menentukan tempat dan jumlah peserta Natal. Meliputi anggota tetap, tambah tamu undangan.
- Menerima masukan dari para peserta rapat, khususnya tentang bentuk Liturgi dan lagu pujian. Apakah beraliran konvensional/tradisional atau modern.
Unsur-unsur yang wajib dalam tata ibadah Natal
Hemat saya, mungkin berbeda dengan pengalaman teman-teman sesama gembala. Tidak ada bedanya Natal modern dengan konvensional. Susunan tata ibadah Natal harus terdiri dari 8 unsur berikut, yaitu:
1. Tema dan sub tema
Tema Natal umumnya diambil dari nats Alkitab, yang berhubungan dengan janji keselamatan dari Tuhan, serta kelahiran Yesus Kristus. Adalah sebagai panduan untuk menyusun votum, liturgi, sekaligus akan dijadikan sebagai bahan renungan.
Sementara sub tema adalah penjabaran tentang tema. Berisi anjuran kepada seluruh peserta Natal, agar merubah cara hidup lama yang tidak berkenan kepada Tuhan. Menjadi hidup baru yang memuliakan, dan mengagungkan nama Tuhan.
Singkatnya, tema dan sub tema dalam ibadah Natal adalah bagaikan sebuah jalan raya, serta rambu-rambu yang tersedia disebelah kanan, atau kiri. Sehingga para pengguna jalan tahu arah yang akan dilalui untuk menuju satu tempat. Karena dilengkapi dengan berbagai petunjuk, yaitu rambu-rambu.
2. Votum dan doa pembuka
Votum liturgi umat Protestan umumnya bersahut-sahutan. Pemimpin ibadah, dalam hal ini diwakili oleh seorang majelis membacakan beberapa kalimat. Lalu, dilanjutkan oleh peserta ibadah.
Demikian seterusnya, hingga votum selesai. Dan, pemimpin ibadah membawakan sebuah doa pembuka. Yang berarti ibadah Natal sudah mulai. Dengan berlandaskan oleh kuasa, dan penyertaan Tuhan Allah.
Oleh sebab itu, sebelum votum mulai peserta ibadah seharusnya telah melakukan saat teduh. Guna mengundang kehadiran roh kudus dalam hati, jiwa dan pikiran. Supaya dapat mengikuti ibadah dengan hikmat, dan lancar. Pun, telah menon-aktifkan hp. Agar tidak mengganggu ibadah.
3 Lagu-lagu pujian dan syukur
Jumlah lagu puji-pujian yang dinyanyikan bersama dalam ibadah Natal adalah tergantung banyaknya tahap-tahap ibadah. Dalam hal ini, jika Anda ikuti adalah tata ibadah Natal yang saya buat ini. Berarti lagu pujian sebanyak 10 macam.
Masing-masing lagu pujian Anda tempatkan diantara tahap-tahap ibadah. Contoh sebelum dan sesudah votum. Lalu, pada setiap liturgi Natal, dan seterusnya hingga sebelum doa penutup.
Maka dari itu, agar lagu pujian konnek dengan dengan seluruh tata ibadah. Jenis/judul lagu harus disesuaikan dengan baik. Artinya tidak boleh sembarang memilih lagu pujian. Oleh sebab itu, sebaiknya memilih dan menempatkan lagu pujian tahap akhir.
4. Liturgi Natal
Adalah proses pembacaan Firman Tuhan, serta kejadian-kejadian alam dalam kehidupan manusia masa kini, oleh beberapa orang peserta Natal. Yang dilakukan dalam beberapa tahap, untuk menggambarkan betapa besar kuasa, kasih, dan pertolongan Tuhan kepada manusia.
Liturgi Natal dilakukan secara selang-seling dengan lagu pujian. Minimal terbagi menjadi 6 tahap, yaitu:
- Tentang penciptaan
Dalam liturgi ini peserta membacakan ayat-ayat Firman Tuhan yang mengisahkan tentang proses penciptaan langit dan bumi. Beserta segala isinya, dan manusia (Adam dan Hawa). Yang tertulis dalam kitab Kejadian pasal 1.
Umumnya liturgi tentang penciptaan adalah dibawakan oleh anak-anak Sekolah Minggu, dan remaja. Sejumlah 7-8 orang. Masing-masing membacakan tahap-tahap proses penciptaan yanh dilakukan oleh Allah.
- Kejatuhan manusia dalam dosa
Dalam hal ini Adam dan Hawa dikisahkan masih tinggal di taman Eden. Namun, sudah melakukan interaksi dengan ciptaan lain. Lalu, tergoda dengan hal-hal yang justru sebenarnya dilarang oleh Tuhan. Sehingga jatuh dalam dosa.
Nah, yang menjadi bahan Liturgi Natal adalah proses kejatuhan dalam dosa. Antara lain cara pikir manusia yang tidak sejalan dengan perintah Tuhan. Sehingga mengucapkan kata-kata kotor, atau berbuat yang tidak benar. Serta, masih banyak contoh lain.
Pada konteks ini, peserta Liturgi dan hadirin yang mengikuti Natal diajak introspeksi. Apakah pernah mengalami/berbuat hal yang sama. Sekaligus mengajak untuk bertobat. Agar tidak mengulanginya kembali.
- Akibat dosa
Setelah liturgi ke-2, manusia akan mengalami berbagai kesusahan dalam menjalani hidup sehari-hari. Hal tersebut bisa terjadi secara langsung, maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya bisnis tidak berjalan lancar, anak-anak terjerumus pada pergaulan bebas, dan lain sebagainya.
Sementara secara tidak langsung misalnya terjadi banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Mengakibatkan manusia sulit untuk beraktivitas. Akhirnya pendapatan menjadi berkurang.
Singkatnya, liturgi ketiga ini mengingatkan peserta ibadah agar melakukan tindakan-tindakan antisipasi. Sehingga hubungan dengan sesama, dengan alam, maupun dengan Tuhan teta baik.
- Janji keselamatan
Melihat dosa semakin menguasai bumi, Tuhan tidak tinggal diam. Bagaimana pun Dia tetap sayang kepada manusia. Sehingga Ia menjanjikan suatu misi penyelamatan. Sebagaimana telah tertulis dalam kitab-kitab para Nabi Perjanjian Lama.
Disini peserta liturgi harus menyampaikan janji tersebut, supaya umat manusia tahu bahwa satu-satunya jalan untuk lepas dari dosa adalah menerima misi penyelamatan dari Tuhan. Yakni melalui anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.
- Kelahiran Yesus Kristus
Liturgi kelahiran Yesus berarti pemberitaan kembali tentang kisah kelahiran Tuhan Yesus, serta orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Nats bacaan yang akan disampaikan umumnya diambil dari Injil Matius, Markus, Lukas, atau Yohanes.
- Poin utama yang menjadi perenungan dalam liturgi ini adalah:
- Perjuangan Maria dan Yusuf menjelang kelahiran Yesus,
- Reaksi warga Galilea ketika Maria dan Yusuf mencari penginapan
- Tempat kelahiran Yesus Kristus adalah di kandang domba.
- Reaksi para gembala, dan orang Majus setelah melihat tanda kelahiran Yesus.
Dengan memberitahukan kembali proses kelahiran Yesus, diharapkan peserta Natal lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Mengutip Firman Tuhan yang tertulis dalam Yohanes 3:16. Karena begitu besar kasih setia Tuhan kepada manusia, supaya Ia mau mengaruniakan anakNya yang tunggal. Sekalipun proses yang dilalui sangat hina.
- Hidup baru
Liturgi hidup baru maksudnya komitmen umat Tuhan setelah mendengar khabar kelahiran Yesus Kristus. Konteks saat ini, berarti setelah merayakan Natal.
Isi liturgi umumnya berisi tentang pernyataan-pernyataan pribadi. Untuk merubah sikap, pola pikir maupun cara hidup. Agar semakin berkenan dihadapan Tuhan.
5. Penyalaan Lilin
Penyalaan lilin wajib dilakukan bersamaan dengan menyanyikan lagu yang berjudul: Malam Kudus. Dengan tujuan untuk mengenang kembali malam kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu, lampu dalam ruang ibadah pun harus dipadamkan. Supaya benar-benar gelap. Dan, yang tersisa hanya sinar dari lilin.
Lilin di nyalakan pada satu tempat, sejumlah 5 buah. Masing-masing dinyalakan oleh perwakilan anak sekolah minggu, perwakilan muda-mudi, perwakilan orang tua, Majelis dan Pendeta.
6. Khotbah
Khotbah pada saat ibadah Natal, jikalau tidak disampaikan oleh seorang pendeta, minimal oleh majelis gereja. Karena ibadah Natal tergolong khusus. Sehingga harus dilaksanakan secara khusus pula.
Maka dari itu, setiap petugas yang terlibat dalam ibadah harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Supaya ibadah Natal tidak terkesan sebagai rutinitas, atau sebatas perayaan biasa saja.
Demikian halnya dengan bahan khotbah. Umumnya diambil sesuai dengan tema Natal. Kemudian dikembangkan sedemikian rupa, agar bisa menjadi sebuah perenungan, dan koreksi kepada peserta Natal. Sehingga pada masa yang akan datang lebih baik lagi.
7. Mengumpulkan persembahan
Sama dengan kebaktian minggu pada umumnya. Pengumpulan persembahan pada saat ibadah Natal, juga dilakukan sambil menyanyikan lagu puji-pujian.
Persembahan tersebut sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas penyertaan, berkat dan karunia yang diterima oleh peserta ibadah Natal. Dan, akan digunakan untuk kepentingan gereja, panti asuhan, atau untuk aksi sosial lainnya.
8. Doa penutup
Adalah disampaikan oleh pendeta/majelis yang menyampaikan khotbah, kepada seluruh peserta ibadah Natal. Isi doa meliputi:
- Ucapan syukur karena ibadah Natal berjalan lancar,
- Persembahan yang dikumpulkan agar berguna untuk kemulian nama Tuhan
- Pernyataan berkat sekaligus pengutusan peserta, agar hidup dalam kekudusan dan menjadi saksi Kristus.
Dengan demikian susunan tata ibadah Natal yang benar. Setelah ibadah selesai, umumnya dilanjutkan dengan salam-salaman, makan bersama, serta perayaan. Berupa tari-tarian, serta unsur-unsur pelengkap Natal yang lain. Yang sifatnya untuk membuat suasana Natal makin meriah dan menyenangkan.
Posting Komentar untuk "Cara Yang Benar Menyusun Tatib Ibadah Natal Masa Kini [Part 1 of 3]"