Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kebaktian Tahun Baru Terindah Dari Kitab Keluaran 13:17-22

Tema untuk kebaktian tahun baru kali ini, adalah tentang kasih Tuhan tidak berkesudahan baik kemarin, hari ini, maupun hari yang akan datang. Terambil dari Perjanjian Lama (PL) kitab Keluaran 13:17-22. Semoga dapat memberi kita penguatan iman, harapan baru dan semangat baru, untuk menyongsong tahun baru saat ini.

Kebaktian Tahun Baru Yang Terindah

Latar belakang kitab Keluaran 13:17-22

Antara lain mengisahkan tentang:

1. Keberadaan

Bangsa Israel saat itu berada dalam perbudakan bangsa Mesir.  Lalu, Tuhan berencana hendak melepaskan mereka dari perbudakan tersebut, dengan memanggil Musa yang akan menjadi pemimpin. Untuk membawa mereka dari Mesir menuju tanah Kanaan (Tanah Perjanjian). Tertulis juga dalam kitab Keluaran 2:1-10.

2. Realita hidup

Kehidupan umat Tuhan dalam kitab P, adalah mengungkapkan posisi Tuhan (Yahweh) terhadap umat pilihanNya. Dan sisi lain, umat itu sendiri (Israel) diminta agar menerima, sekaligus berperan langsung dalam tindak peristiwa sejarah Alkitab. Yang mana menjadi pemimpinnya adalah Tuhan Allah.

3. Motivasi dan peran

Upaya pembebasan dari bangsa Mesir adalah tanda kasih setia Tuhan kepada bangsa Israel. Bukan upaya untuk dihormati. Melainkan agar manusia mengenal Dia. Tuhan Allah yang memang ada, dan mengadakan semua mahluk di bumi sejak dulu. Termasuk manusia. Sehingga, seyogianya semua ciptaan kembali kepada Sang pemberi hidup.

Refleksi saat kebaktian tahun baru

Sadar atau tidak, Tuhan yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub (Keluaran 3:6), selalu menjadi pemeran utama dalam kehidupan bangsa Israel. Dan, hal itu tetap berlanjut hingga saat ini. 

Bangsa Israel yang menjadi umat pilihan Tuhan saat ini, bukan lagi bangsa Israel yang berada di Timur Tengah saja. Tapi, seluruh umat yang percaya kepada Allah, Anak dan Roh Kudus. Sehingga, kita termasuk di dalamNya.

1. Perbudakan masa lalu dan  kini

Masa lalu, bentuk perbudakan misalnya yang dialami bangsa Israel dalam nats renungan kebaktian tahun baru ini. Juga, ketika  berada di pembuangan Babel. Bangsa Israel dihancurkan oleh raja Nebukadnezer, lalu menawan semua warga. Dan, dibawa ke Babel, untuk kerja paksa.

Saat ini bentuk perbudakan adalah kemiskinan, kebodohan, kesenjangan sosial, ketidaktahuan informasi, cuek, dan seterusnya. Hal-hal yang tertindas bukan lagi fisik atau raga. Tapi, psikis. Yang mana, juga berdampak pada pola hidup, dan perilaku umat. Pada umumnya adalah semakin menjauh dari Tuhan.

Maka, dengan perayaan tahun baru saat ini, dan melalui kebaktian tahun baru ini. Apakah kita sudah siap menjadikan langit dan bumi yang baru?. Atau, apakah kita sudah nyaman dengan kondisi sekarang. Lalu, tidak perlu lagi melakukan perubahan?. 

Hemat saya harus ada perubahan. Jika tidak, berarti kita sama saja masih dalam perbudakan. Bukan oleh orang lain, tapi diri sendiri. Yakni ego.

2. Manusia cenderung tidak konsisten

Selain tidak konsisten adalah plin plan, dan merasa sudah paling benar. Hal itu pula yang membuat bangsa Israel jatuh ke tangan bangsa Mesir. Karena tidak konsisten kepada Tuhan. Lalu, Tuhan mengizinkan bangsa itu diperbudak ratusan tahun. Namun demikian, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.

Hal yang sama juga terjadi saat ini. Ada kalanya kehidupan kita jauh dari Tuhan. Misalnya bersungut-sungut, takut, bimbang, dan jarang ke gereja. Firma Tuhan pada saat kebaktian tahun baru mengatakan; kembalilah menjadi umat pilihan yang benar!. Mari berjalan di jalan Tuhan. Sebab dengan Dia, hidupmu tidak lagi sebagai tawanan, atau budak. Tapi, menjadi damai dan sejahtera.

3. Pengetahuan manusia yang disalahgunakan

Langsung atau tidak, perkembangan ilmu pengetahuan juga membawa manusia pada 2 situasi. Yakni lebih baik, atau menjadi lebih buruk. Dua-duanya seimbang. Artinya, ketika iman Kristen tidak kuat, maka ia akan memberontak karena kehidupannya selalu pas-pasan. Mengapa?.

Karena, merasa memiliki pendidikan tinggi. Dan, akhirnya melakukan segala cara untuk mencapai apa yang dianggap sudah selayaknya ia peroleh. Parah bukan?. Oleh sebab itu, tidak heran banyak umat Tuhan yang korupsi, pergi ke dukun, dan bahkan pindah agama. Supaya dapat jabatan tinggi.

Nah, melalui renungan kebaktian tahun baru ini. Tuhan mengatakan. Sesekali Tuhan mengizinkan kehidupan umatNya berduri. Atau, bila di analogikan pada saat berlayar. Tuhan tidak pernah berjanji lautan akan tetap tenang (Keluaran 13:17). Namun, ada kalanya kegagalan kita alami.

4. Pentingnya belajar dari masa lalu 

Tuhan mengizinkan kita gagal, bukan karena Ia benci sama kita. Atau, bukan karena tidak berharga lagi bagi Dia. Tapi, untuk menjadi introspeksi. Sekaligus sebagai ujian peningkatan iman percaya. Oleh sebab itu, jangan mudah putus asa, atau sungut-sungut.

Ingat pula, sekalipun seperti bangsa Israel yang sengaja melakukan dosa. Karena tidak puas dengan apa yang mereka terima dari Tuhan. Mereka tetap mendapat belas kasihan. Terbukti dari upaya Tuhan membawa bangsa itu kembali ke jalan yang benar. Bahkan, menuju tempat yang jauh lebih baik dan baru.

Maka dari itu, pelajaran berharga bagi umat bukan pada saat menerima berkat yang berlimpah. Tapi, ketika mengalami pergumulan rohani yang begitu dalam. Lalu, tetap teguh dalam pendirian iman. Maka, dengan proses tersebut iman kita semakin kuat. Dan, berhak dapat pahal yang lebih besar dari Tuhan. Katakan amin dalam hati saudara. Amin. 

Komitmen orang percaya yang dikehendaki Tuhan

Setiap awal tahun, tepatnya tgl. 1 Januari. Umat Kristen selalu mengadakan kebaktian tahun baru. Hal ini sangat bagus untuk mengawali kegiatan setahun yang akan datang. Dengan demikian kita akan yakin bahwa tahun ini adalah tahun penuh rahmat. 

Namun, dibalik itu semua perlu kita kaji ulang sejauh mana komitmen sebagai orang percaya. Apakah benar-benar sudah siap menghadapi tantangan yang ada di depan?. Sehingga kita tidak bakal menyesal, ketika pada suatu saat situasi buruk?. 

Pada saat ini, sebagai bentuk puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Atas apa yang telah kita lalui tahun lalu. Mari kita Aminkan, hal itu semua sebagai pelajaran berharga, dan cara Tuhan untuk menunjukan kasihNya kepada kita. Oleh sebab itu, harus lebih dekat dengan Tuhan.

Dekat dalam arti tidak berpangku tangan. Tapi, lebih kreatif, dan kritis terhadap keadaan. Supaya tidak tergoda, dan jatuh dalam dosa.

Singkatnya, komitmen yang kita buat saat kebaktian tahun baru ini, harus dipertahankan sampai tahun baru yang akan datang. Dengan demikian, umat Tuhan akan memperoleh berkat yang berkelimpahan. Bahkan, disebut dalam renungan sebelumnya. Tidak ada habisnya.

Kesempatan yang indah ini, gembala umat juga ingin menyampaikan Selamat Tahun Baru, kepada pembaca sekalian. Mohon di doakan juga agar blog ini semakin berkembang. Guna mengabarkan Firman Tuhan kepada masyarakat luas. Agar semakin banyak jiwa-jiwa yang percaya kepada Yesus.

Tuhan Memberkari.


Posting Komentar untuk "Renungan Kebaktian Tahun Baru Terindah Dari Kitab Keluaran 13:17-22"