Yohanes 4 Ayat 21-26 Mengisahkan Tentang Perjalanan Yesus Kristus Saat Bertemu Dengan Perempuan Samaria
Alkisah pada satu ketika, Yesus bertemu dengan seorang perempuan Samaria. Dan, pada pertemuan yang singkat tersebut. Terjadi percakapan singkat. Yesus ingin tahu apa pendapat orang Samaria tentang berita keselamatan, yang mulai santer di perdebatkan saat itu.
Namun, sebelum mengetahui apa sebenarnya jawaban perempuan itu. Yesus langsung memberi tahu tentang 2 hal, yaitu:
- Alamat ibadah (kepada siapa kita seharusnya melakukan ibadah dan puji-pujian.
- Berita keselamatan yang ditunggu-tunggu itu sebenarnya sudah tiba. Yakni Yesus itu sendiri. Sehingga ibadah yang benar, bukan dilakukan di gunung-gunung, atau di Yerusalem.
Latar belakang kebudayaan dan tata cara ibadah
Melalui kisah perjalanan hidup Yesus kali ini. Poin pertama yang dapat kita ketahui. Bahwa ada 2 kelompok dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, dan melakukan ibadah ibadah dengan cara yang berbeda pula. Yakni orang Samaria dan Yahudi. Namun, dua-duanya tidak berkenan dihadapan Allah.
Orang Samaria melakukan ibadah di bukit Gerizim. Dan, menyembah sesuatu yang sebenarnya tidak mereka kenal sama sekal. Karena hanya mengikuti kebiasaan dari nenek moyang yang sudah turun temurun.
Sementara, orang Yahudi. Beribadah di Yerusalem, dan Allah yang mereka sembah sudah dikenal (Ayat 22). Namun, mereka meng-komplain, Juruselamat datangNya dari mereka. Sehingga, dilarang bergaul dengan orang luar. Dalam hal ini orang Samaria.
Sumur tua jadi saksi bisu
Tempat pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria sebenarnya di sebuah sumur tua. Yesus tengah dalam perjalanan, dan meminta air kepada perempuan itu untuk minum. Sampai disini, perlu di pertanyakan 3 hal ini:
- Kenapa Yesus memilih tempat pertemuan di sebuah sumur?.
- Mengapa yang ditemui seorang perempuan sebagai perwakilan dari orang Samaria. Semntara, sang perempuan tersebut juga memiliki latar belakang kehidupan yang tidak baik. Yaitu punya banyak suami?.
- Mengapa Yesus tidak langsung ke bukit Gerizim agar bisa bertemu dengan tokoh-tokoh Samaria?.
Jawaban untuk pertanyaan pertama
Sumur adalah salah satu simbol kehidupan bagi orang Samaria, maupun orang Yahudi. Dalam hal ini, sumur tua tersebut adalah warisan orang Samaria. Yang hanya bisa di manfaatkan oleh orang Samaria, untuk kebutuhan sehari-hari. Maupun, untuk keperluan ternak dan tanaman.
Namun, Yesus yang sesungguhnya adalah keturunan orang Yahudi. Mau mampir dan minum dari sumur tersebut. Uniknya lagi. Perempuan Samaria sebenarnya sudah tahu, bahwa yang meminta air adalah orang Yahudi. Tapi, dia mau berbagi. Yang mana, bila hal itu diketahui oleh tokoh-tokoh Samaria, pasti tidak boleh.
Jawaban pertanyaan kedua
Air yang diminta oleh Yesus adalah tidak bisa memuaskan "dahaga" manusia untuk selama-lamanya. Setelah Anda minun, untuk sesaat memang lega. Tapi, beberapa waktu kemudian akan haus lagi.
Sementara "air kehidupan" yang sebenarnya. Yang tidak bakal habis, dan tidak mengakibatkan dahaga berulang-ulang adalah Yesus Kristus itu sendiri.
Dengan kejadian tersebut, terbukti bahwa perempuan Samaria walau penuh dosa. Tidak pandang bulu dalam hal berbagi. Sama dengan kedatangan Yesus Kristus ke dunia. Tidak hanya untuk memberi air kehidupan kepada (menyelamatkan) orang Yahudi. Tapi, segenap umat manusia.
Karena pertemuan tersebut perempuan Samaria merasa sangat berharga, bertobat dari kehidupan lama. Dan, menjadi pengikut Yesus. Mengabarkan berita suka cita, tentang kedatangan Mesias. Sang Juruselamat umat manusia.
Jawaban pertanyaan ketiga
Yesus tidak ingin perselisihan antara orang Samaria, dan orang Yahudi semakin memanas. Oleh sebab itu, IA tidak pergi ke bukit Gerizim untuk menemui tokoh-tokoh agama Samaria. Mengingat mindset orang Samaria tentang berita keselamatan tidak tidak sependapat dengan orang Yahudi.
Lagi pula, konsep garam dan terang yang dari pada Tuhan tidak mengenal latar belakang kehidupan, status, gender, dan usia. Semua manusia memiliki kesempatan yang sama. Namun, Karunia Tuhan yang menentukan, kita layak atau tidak. Termasuk perempuan yang memiliki latar belakang “Broken Home”
Refleksi dalam kehidupan masa kini
Ibadah yang benar dan berkenan di hati Tuhan adalah ibadah yang dijalankan dalam Roh dan Kebenaran. Artinya, persekutuan yang tidak terpisahkan dengan Allah Pencipta, dalam kehidupan sehari-hari terwujud dengan baik dan benar.
Roh (kudus) adalah satu-satunya media yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah. Sementara ibadah dalam roh dan kebenaran. Sama seperti sebuah antena, yang berfungsi untuk menangkap signal. Atau, seperti sebuah lift. Yang mampu mengantarkan sekelompok orang dari lantai bawah ke lantai atas bangunan.
Secara tidak langsung, atas pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria. Kita juga di ingatkan, bahwa banyak roh di dunia ini. Yang ingin agar manusia jatuh/tetap dalam dosa. Oleh sebab itu, harus hati-hati. Terutama saat beribadah, dan berdoa.
Komitmen hidup Kristen sejati
Sebagai penutup. Setiap persekutuan (pertemuan dengan Allah) memerlukan aksi nyata. Sama seperti yang dilakukan oleh perempuan Ssmaria kepada Yesus. Dengan demikian iman percaya kita semakin bertumbuh, dan berbuah. Yang bisa di nikmati oleh banyak orang. Bukan hanya diri sendiri.
Sebaliknya, iman kita akan menjadi kerdil. Bila, membeda-bedakan kehidupan sosial diantara sesama. Atau, menganggap bahwa persekutuan itu hanya sebuah rutinitas.
Menang ibadah dalam Roh dan Kebenaran tidak harus di satu tempat. Tapi, alamat pemujian, dan media perantara tetap satu. Yakni Tuhan Allah, dan Yesus Kristus.
Posting Komentar untuk "Yohanes 4 Ayat 21-26 Mengisahkan Tentang Perjalanan Yesus Kristus Saat Bertemu Dengan Perempuan Samaria"