Cara Meningkatkan Pelayanan Supaya Makin Berkenan Dihadapan Tuhan [1 Raja-raja 19 : 1-18]
Berita tentang pelayanan dalam kehidupan orang Kristen terdiri dari 3 unsur. Yaitu sejumlah umat, lingkungan dan Tuhan sebagai subjek yang disembah, dipuji, dan di-Imani.
Hubungan unsur-unsur dengan topik meningkatkan pelayanan adalah:
- Kita terlampau sering memaksakan semua hal berjalan sempurna. Padahal hal sederhana pun bisa membuat kita bersukacita.
- Kita lupa bahwa ilmu pengetahuan, talenta, keahlian, jabatan dan sebagainya. Yang kita miliki dapat membawa kita pada permasalahan baru. Sementara tanpa itu semua, kita tetap terbelenggu dalam permasalahan lama.
- Kita sering menerjemahkan Firman Tuhan, dan rahasia kerajaan Allah dengan cara sendiri. Dan, akhirnya membawa kita ke jalan yang sesat. Atau, setidaknya kecewa. Dan, tidak mau lagi meningkatkan pelayanan kepada Tuhan.
Latar belakang kitab 1 Raja-raja 19 : 1-18
Ada 3 poin penting yang terjadi pada saat itu, yakni:
- Pada zaman kitab Raja-raja lah perintahan bangsa Israel terbelah menjadi 2. Yaitu Kerajaan Israel Utara, dan Kerajaan Yehuda. Namun, Nabi (pemimpin rohani) tetap 1 orang. Yakni Elia.
- Ahab pada konteks ini adalah menjabat sebagai raja Israel Utara. Sedangkan Izabel adalah ratu. Kedua pasangan suami istri ini tidak menunjukkan perilaku mulai. Sebagaimana seorang pemimpin tertinggi kerajaan.
- Nats ini lebih banyak menceritakan kesuksesan nabi Elia dalam memberantas nabi-nabi palsu. Dibanding keberhasilan raja. Yang mana jumlah nabi palsu adalah sebanyak 450 orang.
Dan, selidik punya selidik. Ternyata nabi-nabi palsu tersebut adalah suruhan sang permaisuri. Sementara sang Raja sendiri, sama sekali tidak tahu permainan belakang istrinya. Bukan meningkatkan pelayanan, pujia-pujian dan syukur kepada Tuhan Allah. Tapi, menjadi pengikut nabi palsu, dan menyembah berhala.
Unsur kesengajaan yang dilakukan raja adalah tidak mengakui bahwa apa yang dilakukan Elia merupakan karya Allah, untuk menegakkan kebenaran Firman dan pelayanan umat. Justru, terkesan sebagai kemauan Elia sendiri, agar lebih masyhur dibanding raja.
Dalam hal ini, raja telah "menggoreng" berita. Dengan tujuan, agar warga Israel tidak percaya Elia, tapi hanya kepada dia. Lalu, diselidiki pula. Ternyata apa yang dilakukan istrinya, sudah diketahui sejak lama. Namun, Ahab tutup mata.
Jadi, ada 3 dosa besar yanh dilakukan raja Ahab. Yakni: 1]. Tidak mengakui keberhasilan nabi Elia, 2]. Memutar balikan cerita, dan 3]. Tidak melarang istrinya menyembah berhala.
Korelasi Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen
Mendengar fakta-fakta yang sebenarnya. Nabi Elia kecewa, lemas dan takut. Ternyata musuh yang harus di berantas bukan hanya nabi-nabi palsu. Tapi, termasuk raja dan permaisuri.
Jadi, untuk meningkatkan pelayanan, agar bangsa Israel berkenan kepada Tuhan, masih jauh. Sebab masih banyak persoalan internal kerajaan yang harus diselesaikan oleh nabi Elia.
Poin-poin penting yang dapat umat Tuhan pelajari dari kisah ini, antara lain:
1. Jangan paksa semua hal sempurna, apalagi dengan cara tidak benar
Hal sempurna dalam pemikiran nabi Elia, setelah ia berhasil melawan nabi-nabi palsu. Dan, mengharap raja/permaisuri serta rakyat bebas meningkatkan pelayanan kepada Tuhan. Ternyata sebaliknya. Raja dan permaisuri menjadi musuh dalam selimut. Yang telah berlaku layaknya sebagai Tuhan.
Bagaimana dengan kehidupan Anda saat ini. Anda mengalami seperti yang dialami oleh Elia?. Atau, menjadi penghianat umat Tuhan?. Seperti Ahab dan Ezabel.
Oh iya. Cara tidak benar juga diperlihatkan nabi Elia. Setelah ia tahu semua tentang persekongkolan tersebut. Ia pergi meninggalkan pelayanannya. Padahal masih ada 7.000 ribu umat Tuhan yang setia, dan pantas ia gembalakan.
Namun, karena ia pergi begitu saja. Pantas disebut, nabi Elia memasang standar yang terlalu tinggi pada dirinya, tanpa meminta petunjuk dari Tuhan. Akhirnya dalam pelarian, ia menyesal dan berkata (ayat 4b); "Aku tidak lebih baik dari nenek moyangku!".
2. Hal-hal baru belum tentu lebih baik dan berkenan bagi Tuhan
Mengikatkan pelayanan sebagai nabi/gembala tidak mudah. Terlebih sebagai penerus generasi, seperti yang dialami oleh Elia. Permasalahan yang ia alami sebagai Nabi, jauh lebih berat dibanding nabi-nabi sebelumnya.
Dimana, selain kerajaan sudah terbagi 2. Pun, persoalan internal banyak yang harus diselesaikan. Hal ini lah yang dimaksud sangat baru. Tapi, tidak membuat keadaan lebih bagus. Melainkan sebaliknya.
Sama seperti Firman Tuhan di terima masyarakat Batak mula-mula. Mereka justru dimusuhi. Dan, akibat dari permusuhan tersebut, mereka banyak yang hijrah dari kampung halaman. Lalu, tersebar keseluruh penjuru dunia, seperti saat ini.
Di tengah keluarga pun sering terjadi. Ketika seorang anak meminta motor baru. Dengan alasan agar kuliah lancar, dan cepat selesai. Namun, justru motor tersebut yang mengakibatkan ia lalai kuliah. Karena banyak nongkrong dengan komunitas motor. Akhirnya, kuliah jadi molor.
Demikian pula dalam meningkatkan pelayanan di gereja. Kita harapkan akan berjalan mulus, dan tidak ada yang protes. Tapi, justru sebaliknya. Sering sekali sesama pelayan Tuhan yang saling protes. Akhinya pelayanan jadi buruk di hadapan Tuhan, maupun umat.
3. Firman Tuhan bukan alat, tapi tempat yang mulia dan kudus
Firman Tuhan yang mengatakan: "banyak yang terpanggil, namun sedikit yang terpilih" sering kita terjemahkan salah. Ekspektasi manusia kalau sudah terpilih pasti sukses, sukacita, dan damai sejahtera. Padahal tidak!.
Arti terpilih adalah masuk dalam barisan orang-orang percaya, dan setia dalam tugas pelayanan. Baik sebagai gembala, singer, musik, dan sebagainya. Supaya Nama Tuhan semakin mulia di bumi, dan di sorga.
Kalau pada pola pikir pertama. Bahwa orang terpilih jamin sukses. Itu akan membuat kita naif. Lalu, tidak mustahil menghalalkan segala cara untuk kesuksesan tersebut. Diantaranya, Firman Tuhan dijadikan alat. Yang seharusnya adalah alamat puji-pujian dan syukur.
Cara meningkatkan pelayanan gereja
Selama pelariannya, nabi Elia dipanggil Tuhan 2x. Tapi, jawaban Elia tidak nyambung. Hal tersebut terlihat dari perkataan; "aku telah bekerja segiat-giatnya". Yang benar adalah memohon petunjuk. Bukan membela diri.
Itu lah beberapa sisi negatif nabi Elia, yang dapat kita jadikan renungan dalam hidup sehari-hari. Namun, Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Justru, menjemput agar mau kembali melanjutkan pelayanan sebagai pemimpin rohani umat Israel. Terlihat dalam nats, Tuham berkata: "makanlah, bangunlah, berdirilah, dan lanjutkan perjalananmu..."
Intinya, agar dapat meningkatkan pelayanan gereja. Selalu minta petunjuk, dan pertolongan dari Tuhan. Supaya pelayanan itu salah sasaran. Tapi, tepat pada alamat yang di tuju. Yaitu Tuhan Allah.
Bagi pelayan umat, penatua dan pendeta muda ketika hendak membuat kerangka khotbah minggu. Silahkan baca acuan yang diuraikan dalam artikel ini.
Posting Komentar untuk "Cara Meningkatkan Pelayanan Supaya Makin Berkenan Dihadapan Tuhan [1 Raja-raja 19 : 1-18] "