Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata Bagi Tuhan Tak Ada Kata Terlambat Untuk Bertobat [Yehezkiel 33:7-11]

Iya, amin dan puji syukur. Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Yehezkiel 33:7-11 membuka kesempatan bagi seluruh umat manusia untuk bertobat. Firman ini tidak hanya ditujukan bagi umat Kristen. Tapi, termasuk kepada orang yang belum menerima Yesus sebagai juru selamanya.

bertobat kepada tuhan dengan tekad bulat

Latar belakang kitab Yehezkiel 33:7-11

Yehezkiel adalah seorang Nabi yang merasakan langsung pahit getirnya masa-masa pembuangan yang dialami oleh bangsa Israel di Babel. Sementara itu, sebagian umat Tuhan masih ada yang tinggal di Yerusalem. 

Sehingga sebagai Nabi, ia khawatir keadaan mereka. Sebab saat itu, ia tidak bisa bebas kemana-mana. Karena Nebukadnezer (raja Babel) membuat aturan ketat. Kepada seluruh tawanan.

Secara keseluruhan kitab Yehezkiel terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

  1. Peringatan kepada Israel bahwa Tuhan akan menghakimi dan Yerusalem akan hancur
  2. Peringatan kepada bangsa-bangsa yang  menindaa, mempengaruhi, dan menyesatkan Israel.
  3. Penghiburan. Karena Yerusalem baru akan di bangun.
  4. Penglihatan Nabi Yekezkiel akan umat yang bertobat, dan bait Allah yang baru.

Perhatian khusus diberikan Yehezkiel kepada bait Allah, dan pentingnya hidup menurut kehendak Tuhan. Karena hanya dengan 2 aspek ini lah kehidupan bangsa Israel bisa lebih baik kembali. 

Mengingat, konteks ini adalah kali kedua bangsa itu di tindas oleh bangsa asing. Jauh sebelumnya adalah perbudakan yang dilakukan bangsa Mesir. Dan saat ini, oleh raja Babel. Oleh sebab itu, Nabi Yehezkiel berusaha keras agar bangsa itu bisa kembali dari pembuangan.

Penjelasan Firman dan aplikasi dalam hidup masa kini

Pula, terdapat 4 poin utama yang tersirat dalam nats renungan hari ini, yaitu:

1. Anak manusia yang menjadi penjaga umat Israel (Yehezkiel 33 : 7)

Sekalipun nabi Yehezkiel hanya manusia biasa, tapi dia dipanggil oleh Tuhan sebagai perpanjangan tangan bagi umat Israel. Selain menyampaikan Firman, ia juga bertugas untuk menjaga iman bangsa itu agar tidak melenceng  dari ajaran Tuhan.

Sama dengan seorang security, yang menjaga sebuah kawasan. Agar tidak terjadi pencurian, security harus kontrol sesering mungkin. Kontrol tersebut dilakukan untuk orang yang bekerja di dalam, maupun orang luar yang ingin masuk kawasan tersebut.

Demikian juga Yehezkiel. Mengingatkan pola hidup orang Israel yang telah menyimpang. Supaya bertobat secepatnya, dan beralih kepada pola hidup yang benar. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab kepada Tuhan. Yang tertulis dalam ayat 7.

2. Besarnya tanggungjawab hamba Tuhan, dan upah yang akan diperoleh (ayat 8-9)

Oh iya, sebelum melanjutkan pembahasan. Saya harap saudara sudah membaca Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Yehezkiel 33 : 7-11. Supaya mudah memahami apa makna yang tersirat, dan yang ter-surat dalam artikel ini.

Dalam situasi yang tidak bebas, Yehezkiel merasakan betapa besarnya tanggungjawab yang harus ia jalankan. Diantaranya, atas nyawa orang jahat yang mati karena dosa. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari Yehezkiel. Apakah sudah diperingatkan, atau belum.

Lanjut Firman Tuhan. Jika sudah diperingatkan, supaya segera bertobat. Tapi orang itu tetap jahat. Berarti, yang salah bukan lagi Yehezkiel. Tapi, orang tersebut yang tidak mendengar perkataan Tuhan, yang disampaikan melalui hambaNya. Oleh sebab itu, ia pantas menerima hukuman.

Kehidupan masa kini juga tidak jauh beda dengan apa dialami oleh Yehezkiel. Satu sisi, para hamba Tuhan was-was saat mengingatkan seorang jemaat. Kalau jemaat tersebut tersinggung, dan marah. Tapi, Firman Tuhan mengatakan harus!. 

Sebab, 1 ekor domba kecil pun sangat berharga bagi Tuhan. Oleh sebab itu, jangan sampai hilang. Apalagi mati, karena tidak di jaga dengan baik.

Kalimat terakhir dalam ayat 9 mengatakan, engkau telah menyelamatkan nyawamu. Memiliki 2 makna, yaitu sebagai upah dan konsekuensi. Upah dalam hidup (dunia), yaitu damai sejahtera, dan dalam kerajaan sorga.Sementara konsekuensi adalah turut menanggung dosa orang jahat.

3. Cara bertahan hidup dalam kebenaran Firman (ayat 10)

Setelah bangsa Israel terbuang ke Babel. Mereka menyadari bahwa mereka sudah berbuat jahat kepada Tuhan, dan kepada Yehezkiel. Mereka tahu Yehezkiel sudah berulang kali mengingatkan agar bertobat. Namun, tidak di gubris. Akhirnya, nasi sudah jadi bubur. 

Akibat dosa tersebut segala aspek kehidupan, bangsa Israel telah porak poranda. Harta benda, dan tanah kelahiran mereka pun telah dikuasai oleh asing. Bahkan, selama di Babel sudah ada yang beralih kepada allah lain. Yaitu kepercayaan orang Bebel asli.

Benang merah yang bisa kita lihat dari kisah ini, adalah pentingnya mempertahankan hidup yang benar. Supaya tidak berdampak kemana-mana. Seperti yang dialami oleh bangsa Israel. 

Caranya hanya satu. Bagi orang berdosa agar bertobat. Bagi orang yang sudah percaya, agar tetap bertahan dalam hidup yang benar. Mudah bukan?. Apakah harus izin kepada orang lain untuk bertobat, dan percaya?. Tentu tidak bukan?. Lalu, masih adakah alasan untuk menunda?.

4. Alasan harus berubah dan percaya kepada Tuhan (ayat 11)

Ayat 11, Tuhan mengatakan tidak suka pada kematian orang fasik/berdosa. Dalam konteks kehidupan saat ini. Tuhan juga hendak menyampaikan kepada kita semua. Bahwa IA tidak suka, jika umatNya hidup dalam susah. Yang di akibatkan oleh perbuatan sendiri, maupun oleh orang lain. 

Ini salah satu berita sukacita bagi seluruh manusia. Yang berlaku dalam waktu yang tak terbatas. Oleh sebab itu, jangan tetap keras kepala. Tapi, harus berubah menjadi orang percaya. Supaya Tuhan senang. Lalu, kita memperoleh berkat yang berlimpah.

Refleksi Firman

Disebut bertobat tidak cukup dengan kata-kata. Pula, tidak untuk sementara. Tapi, harus dengan perbuatan nyata. Serta, untuk selama-lamanya. Jika hanya kata-kata, dan sementara. Berarti sama saja dengan mempermainkan Tuhan.

Tanda orang yang bertobat adalah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Istilah dalam kitab PB (Perjanjian Baru) disebut hidup dalam Kristus. Atau, menjadi umat ciptaan baru. Hal itu selalu terlihat dari bagaimana seseorang bersikap, berperilaku, dan berbicara.

Mari kita lanjutkan tugas sebagai penjaga umat, dan pelayan Tuhan. Sekalipun banyak rintangan yang menghadang. Tuhan pasti memberi jalan. Demi keselamatan umat yang Dia kasihi. Kemenangan bagi orang susah, dan kesembuhan bagi yang sakit. 

Dalam hal tugas pelayanan ini gembala umat juga tidak mau ketinggalan. Kami memiliki komitmen pelayanan dari bidang dunia blog. Semoga makin berkembang dan bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Ternyata Bagi Tuhan Tak Ada Kata Terlambat Untuk Bertobat [Yehezkiel 33:7-11]"