Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Ragu Atau Khawatir Sebab Tuhan Maha Tahu Dan Hadir [Wahyu 2 : 1 – 7]

Ragu atau khawatir adalah salah satu sikap umat yang tidak sepenuhnya percaya pada penyertaan, dan bimbingan Tuhan ada dalam hidupnya. Hal ini sering terjadi kala di perhadapkan pada situasi untuk mengambil suatu keputusan. Misalnya ketika terpilih sebagai pelayan gereja. Lalu, berkata belum siap. Karena, saya masih muda. Dan, masih banyak contoh lain.

Jangan Ragu Atau Khawatir Sebab Tuhan Maha Tahu Dan Hadir

Latar belakang kitab Wahyu 2 : 1 - 7

Kitab Wahyu secara keseluruhan ditulis oleh rasul Yohanes. Tanpa ragu atau khawatir, ia menulis kitab Wahyu melalui sebuah penglihatan. Ketika berada di Pulau Patmos. 

Selain kepada jemaat yang berada di Efesus. Ada 6 jemaat lagi yang mendapat surat yang sama dari Tuhan, melalui perantaraan Yohanes. Jadi, ke tujuh jemaat tersebut adalah” Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia.

Saudara mungkin pertanyaan dalam hati. Masih adakah jemaat-jemaat tersebut hingga sekarang?. Saya yakin masih. Hanya, nama jemaat mungkin sudah berubah. Lalu, pertanyaaan selanjutnya. Apa hubungannya dengan jemaat Tuhan saat ini?. Tentu ada. Tujuh kelompok/jemaat tersebut adalah perwakilan (cermin/gambaran) gereja-gereja masa kini. Baik dalam hal watak, perangai, karakter, sifat dan kebiasaan.

Oh iya, satu lagi. Yohanes yang dimaksud disini adalah salah satu murid Yesus. Bukan Yohanes pembatis. Yohanes murid Yesus berbeda dengan Yohanes pembatis. Oleh sebab itu, dia disebut rasul. Namun demikian, ada kalanya kata rasul tidak di tulis. sehingga sulit membedakan tokoh yang dimaksud. Dalam hal ini, berarti Anda harus meneliti sumber bacaan. Dan, latar belakangnya.

Jangan mengaku orang percaya kalau masih ragu atau khawatir

Allah maha tahu dan maha hadir artinya pengalaman ber-gereja, dan ber-jemaat selama ini adalah pengalaman bersama Tuhan. Sebaliknya, seseorang yang jarang, atau tidak pernah mengikuti kegiatan gereja, tidak mungkin dapat merasakan bahwa Tuhan hadir. Namun, jikalau Anda aktif. Maka, sekecil apapun kegiatan gereja yang Anda ikuti. Anda tetap merasakan penyertaan Tuhan.

Jadi, sinkronisasi/gabungan antara "kemaha-tahuan dan kemaha-hadiran" Tuhan, membuat semua aksi dan reaksi per-pribadi, atau jemaat serba transparan di hadapan-Nya. Dan perlu kita ketahui, transparansi tersebut tidak hanya mengenai tugas pelayanan di gereja saja. Tapi, di segala bidang. Hal ini diperkuat oleh Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Mazmur 139. Mengatakan: "Engkau mengetahui aku baik duduk atau pun berdiri, sedang berbaring dan sedang berjalan"

 Jadi dapat disimpulkan, Allah melihat umat, 1.000x lebih terang daripada matahari di siang bolong. Tuhan bisa melihat semut warna hitam, ketika sedang berada  dibawah batu kerikil pada malam yang pekat. Bayangkan, kemaha-tahuan dan kemaha-hadiran Tuhan. Masih pantaskah kita ragu atau khawatir?.

Plus minus masing-masing jemaat pasti ada 

Ketika, Tuhan mengangkat perbuatan baik jemaat Efesus. Yaitu dalam hal ketekunan, dan kesabaran di dalam memikul salib. Pula, kejelian tersebut ternyata mampu mengantisipasi kinerja rasul-rasul sesat. Sehingga, jemaat tidak perlu lagi mengatakan: "kami sudah melakukan lebih dari itu" untuk protes. Hal itu juga sia-sia. Karena Tuhan mengamati setiap sikap dan perilaku umatNya.

Oleh sebab itu, tidak ada yang sampai melakukan protes. Sebab semuanya telah berdasarkan realita. Dan, bukan lagi karena faktor-faktor lain. Terlebih hal-hal yang duniawi. Misalnya, ketika umat Tuhan di bangga-banggakan. Hal itulah yang patut kita contoh. Namun, sebaiknya sesusi dengan ayat 3, yang mengatakan: "engkau tetap tekun dan sabar, bahkan menderita oleh karena namaKu." 

Satu sisi Firma Tuhan tersebut bisa menjadi sebuah jebakan. Khususnya pada orang-orang yang suka di puji, dan sok-sok rohani. Hal itu sering terjadi pada sesama umat, bahkan pelayan gereja. Maka dari itu, sebaiknya jangan memiliki pikiran negatif terhadap seseorang. Bahkan kepada Tuhan. Jika tidak mau disebut orang yang ragu atau khawatir.

Menghakimi dan mencela ciptaan Tuhan dimulai dari sebuah pemikiran. Layaknya pengajaran yang berasal dari orang-orang Farisi atau ahli taurat. Menganggap paling benar, padahal tidak dibuktikan dengan perbuatan. Dalam hal ini, secara tidak langsung mereka tidak mau menerima keberadaan orang lain. Yang tidak sepaham dengan mereka.

Kehidupan orang kristen bagaikan ikan hias 

Pemilik aquarium tidak mungkin menempatkan sembarang ikan. Sebab, tujuan memasang aquarium dalam sebuah bangunan, adalah untuk membuat ruangan tambah cantik. Dari sisi kanan, kiri, depan maupun belakang. Bahkan dari atas pun terlihat jelas. Sebab terbuat dari kaca bening (transparan). 

Satu hal lagi, perlu kita ketahui makanan ikan hias hanya berasal/dapat di beri dari atas. Demikian juga layaknya kehidupan orang kristen. Transparan dari segala sudut pandang. Serta, mendapat anugerah dan berkat dari Tuhan Allah. 

Pertanyaan bagi umat-Nya sekarang. Bagaimana cara agar hidup kita selalu indah dipandang?. Jawaban paling pas, terkait dengan nats adalah jangan ragu atau khawatir. Sikap dua hati juga tidak mencerminkan kehidupan orang kristen yang baik. Oleh sebab itu, harus bisa jadi teladan.

Semakin berubah dan berbuah demi kemuliaan Tuhan

Jawaban kedua, untuk pertanyaan tadi adalah berubah dan berbuah. Kata berubah maksudnya adalah dari negatif menjadi positif. Jangan sebaliknya!. Contoh, seorang jahat bertobat. Berarti ia mengalami perubahan mendasar dalam hal pola pikir, sikap, dan perilaku. 

Firman Tuhan mengatakan kepada jemaat Efesus "bertobatlah, jika tidak demikian, Aku akan mencabut kaki Dianmu (jatahmu/bagianmu)". Dalam perumpamaan ikan hias. Berarti tidak diberi makan. Hal ini adalah bentuk pernyataan kecewa Tuhan kepada jemaat tersebut, sekaligus peringatan keras atas perbuatan mereka yang telah berubah murtad dari Tuhan. 

Seharusnya hal-hal baik yang pernah dimiliki  jemaat, makin ditingkatkan dan diteruskan. Bukan justru dirubah kepada yang lebih buruk. Akibatnya, Tuhan murka. Mengatakan dalam ayat 4, "Namun Aku mencela engkau, dan kasih sayangKu padamu telah berkurang!".

Refleksi hidup berjemaat yang dikehendaki Tuhan

Bercermin melalui Firman saat ini, Perlu kita ketahui kelemahan jemaat Efesus, dan jemaat-jemaat saat ini adalah sering melakukan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi, melakukan pekerjaan Tuhan menurut cara, dan pikiran sendiri-sendiri. Atau, bisa dikatakan karena ada maksud tertentu. Dalam hal ini yang jadi korban adalah jemaat. Karena ragu atau khawatir akan kualitas pelayanan.  

Melayani pekerjaan Tuhan bukan sekedar rutinitas menjalankan tugas. Tapi, memberi contoh kepada jemaat agar teguh dalam keyakinannya sebagai umat Kristen. Oleh sebab itu, jangan pernah membuat agama jadi tuhan. Apalagi menganggap diri kita yang paling benar. Hal itu sama dengan mencuri kemuliaan Tuhan. Oleh sebab sudah terjadi di dalam jemaat. Maka ayat 5 mengatakan, harus bertobat. "Perbuatlah apa yang semula engkau lakukan". 

Pada saat kebaktian gereja. Secara tidak langsung, kita sering mencuri kemuliaan Tuhan. Kita tidak mengikuti kebaktian dengan hikmat. Karena merasa sudah sering, dan tata ibadah hanya itu saja. Sehingga dianggap membosankan. Sikap seperti ini umumnya timbul diantara muda-mudi gereja.

Seperti itulah kejatuhan Lucifer. Dulu ia memegang jabatan tertinggi diantara semua malaikat. Sehingga boleh disebut sebagai tangan kanan Tuhan. Selain itu, ia memang mengerti betul-betul akan perintah Tuhan. Jadi, ketika ada malaikat melapor pada dia. Namun dia tidak lapor/meneruskannya kepada Tuhan. Melainkan mengambil peran yang melebihi kekuasaannya. Akhirnya mendapat hukuman berat dari Tuhan.

Penutup/kesimpulan

Poin-poin utama yang dapat kita simpulkan dari kisah diatas adalah:

  • Ragu atau khawatir tidak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, justru membuat keadaan semakin tidak menentu. Dan, dapat menimbulkan penyakit. Oleh sebab itu, jangan pelihara.
  • Tidak boleh sembarangan/asal-asalan mengerjakan keinginan Tuhan. Memang benar, pada dasarnya setiap manusia menginginkan mulia. Tetapi, jangan hal itu membuat kita jatuh dalam dosa.
  • Umat Tuhan sering mencari-cari kesempatan kompromi untuk melakukan hal yang tidak benar. Dengan dalih, 1x gak apa-apa. Tuhan kan Maha Pengasih. Ingat saudara!. Setiap perbuatan yang mengecawakan Tuhan akan berdampak buruk bagi diri kita sendiri, maupun keturunan kita.
  • Pesan Firman Tuhan kepada kita, supaya mengubah "realitas religius". Yang dulunya kurang baik, harus ditingkatkan menjadi baik, dan lebih baik lagi. Dengan demikian kita akan mendapat hasil seperti yang disebut dalam ayat 7.  Yaitu memperoleh tempat di taman Firdaus Allah. Dan, diberi makan dari pohon kehidupan.  


Posting Komentar untuk "Jangan Ragu Atau Khawatir Sebab Tuhan Maha Tahu Dan Hadir [Wahyu 2 : 1 – 7]"