Perumpamaan Tentang Seorang Raja Yang Mengadakan Pesta Dan Maknanya [Matius 22 : 1 - 14]
Perumpamaan Yesus tentang seorang raja yang hendak mengadakan sebuah pesta besar adalah salah satu topik menarik yang pernah disampaikan Yesus selama Ia masih di dunia. Dan, tertulis dalam Injil Matius 22 : 1 - 15. Begini kronologi dan makna yang tersirat.
Namun sebelum masuk pada topik, sebelumnya teman-teman harus baca nats Injil tersebut lebih dulu. Lalu, berdoa dalam Roh Kudus, dan dengan perantaraan Yesus Kristus. Supaya diberi hikmat dan pengertian untuk memahami Firman Tuhan.
Kisah seorang raja yang mengadakan pesta
Umumnya, kalau kita mendapat undangan pesta dari teman pasti senang. Karena bisa merasakan secara langsung, apa yang dirasakan oleh teman tersebut. Kemudian dengan menerima undangan, kita merasakan adanya hubungan emosional antara kita dengan yang mengadakan pesta.
Tapi, apakah demikian halnya dengan perumpamaan yang disampaikan Yesus?. Tidak teman-teman. Seorang raja sangat kecewa, karena pesta tersebut tidak ramai. Dan tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
Tujuan mengadakan pesta
Dalam hal ini seorang raja kita samakan dengan pengusaha kaya raya. Bila melakukan pesta tentu di tempat yang luas/besar, dan megah. Pula, persiapan untuk pesta pasti dilakukan se-detail mungkin. Supaya meriah dan sukses.
Oleh sebab itu, soal biaya jangan di tanya. Seberapa banyak pun pasti sudah di siapkan. Sehingga para undangan bisa menikmati jamuan pesta. Dan, pengusaha tersebut puas dengan kehadiran tamu-tamu undangan.
Sesederhana itu sebenarnya tujuan seorang raja mengadakan pesta, dalam perumpamaan yang disampaikan Yesus. Bukan untuk pencitraan, atau cari popularitas. Toh, dia sudah jadi raja/pengusaha besar, dan memiliki segala-galanya. Oleh sebab itu, dia ingin berbagi dengan sesama.
Sikap para undangan
Ada 2 hal yang membuat raja sangat kecewa, yaitu:
1. Tamu undangan tidak datang
Penting diketahui, kebiasaan bangga Israel saat itu semua undangan diberitahu dengan cara mengirim beberapa orang utusan. Jadi, para tamu benar-benar terhormat. Layaknya peribahasa yang mengatakan tamu adalah raja.
Tapi, faktanya pada hari H, tak satu pun undangan yang datang. Kemudian, yang punya hajat (raja) mengutus suruhan untuk mengundang orang-orang yang sebelumnya tidak di undang. Namun, yang terjadi apa?.
2. Tamu undangan tidak pakai pakaian rapi
Setelah undangan kedua disampaikan, ternyata tamu undangan banyak yang datang. Tapi, mereka tidak berpakaian selayaknya menghadiri sebuah pesta besar. Sehingga sang raja marah besar.
Sebab para tamu tidak menghargai, atau boleh disebut secara sengaja telah melecehkan raja. Dalam hal ini kekecewaan raja bukan saja kepada tamu, tapi termasuk kepada suruhan. Karena tidak memberitahu aturan, dan tata tertib pesta.
Makna perumpamaan dalam kehidupan umat Kristen
Yesus saat itu menyampaikan perumpamaan tentang seorang raja yang tengah mengadakan pesta di hadapan murid-muridNya dan orang banyak. Dimana rata-rata dari mereka adalah masyarakat kecil. Alias, bukan pejabat atau pengusaha.
Ada 2 makna penting yang dapat kita ambil dari perumpamaan tersebut. Dan, sangat relevan dengan kehidupan umat Kristen masa kini, yaitu:
1. Tuhan Allah adalah raja
Raja yang dimaksud Yesus pada perumpamaan tersebut ialah Tuhan Allah. Setiap saat Tuhan mengadakan pesta besar-besaran, dan mengharapkan kedatangan para undangan sebanyak-banyaknya. Duduk bersama dengan Dia, dan menikmati berkat yang Ia bagi-bagikan kepada setiap undangan.
Tapi, hanya sedikit yang mengindahkan undangan tersebut. Dengan alasan sibuk kerja, masih kuliah, belum dewasa, saya butuh istirahat, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, Tuhan Allah mengirim utusan langsung ke dunia. Yaitu Yesus Kristus.
Jadi dalam perumpamaan tersebut, yang diceritakan Yesus sesungguhnya adalah misi penyelamatan yang tengah Ia lakukan. Untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa, dan kesalahan. Karena tidak mau datang kepada Tuhan. Padahal tempat sudah disediakan. Lengkap dengan segala kebutuhan. Secara rohani, maupun jasmani.
2. Umat manusia adalah undangan
Yang dimaksud dalam perumpamaan tamu undangan adalah seluruh manusia. Baik yang telah menjadi Kristen, maupun yang belum. Jadi, Tuhan Allah mengundang tanpa membedakan status sosial, ekonomi, suku dan ras untuk bisa datang ke kerajaanNya.
Hanya dalam perumpamaan disebut undangan disampaikan 2x. Kelompok yang tidak mau datang (pertama) berarti orang yang tidak mau bertobat kepada Tuhan. Melainkan, tetap pada kepercayaan lama yang ia anut. Dan, hal itu jelas membuat Tuhan kecewa.
Sedangkan kelompok yang kedua, adalah gambaran orang Kristen yang mengaku percaya telah percaya kepada Yesus. Tapi, tidak melakukan apa yang telah sampaikan/diajarkan oleh Yesus. Oleh sebab itu, kehadirannya juga dalam persekutuan ibadah tidak membuat Tuhan senang.
Refleksi tentang perumpamaan Yesus
"Banyak yang terpanggil tapi sedikit yang terpilih" adalah kalimat telah sering kita dengar dari hamba Tuhan. Hal itu terbukti melalui perumpamaan ini. Sampai 2x suruhanNya datang mengundang kita, tapi masih banyak yang keras kepala, dan tidak mau datang. Akhirnya pesta tetap berlangsung, walau sedikit yang hadir.
Sebagai pemilik kehidupan, manusia harusnya mengikuti sepenuhnya apa yang diminta oleh Tuhan. Tunduk, dan taat kepada setiap perintahNya. Sekalipun yang menyampaikan adalah hamba-hambaNya. Misalnya melalui seorang pendeta, evangelis, atau gembala umat.
Poin terakhir. Ketika Yesus melakukan pengajaran, Ia sering melakukan hal-hal diluar nalar, dan akal pikiran manusia. Misalnya mujizat dan perumpamaan-perumpamaan. Hal itu dilakukan dengan maksud, agar orang yang melihat, atau mendengar pengajaran Yesus harus menyimak dengan baik. Supaya dapat menangkap makna yang sebenarnya dari hal-hal yang disampaikan.
Bagaimana dengan teman-teman sekalian?. Bagaimana status Anda sekarang?. Masih dalam proses pemanggilan, atau sudah terpanggil?. Terpanggil maksudnya telah terdaftar pada satu gereja, dan menghadiri acara-acara yang dilaksanakan oleh gereja tersebut.
Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah terlibat dalam pelayanan?. Atau, hanya sebagai pendengar, duduk, dan diam?. Tidak mau terlibat, dengan alasan belum waktunya. Itu tugas yang lain saja. Saya sibuk mengurus bisnis, dan sebagainya.
Sebaiknya segera terlibat. Jika tidak. Berarti Anda sekedar terpanggil. Bukan terpilih. Orang yang terlibat langsung dengan pelayanan, adalah salah satu syarat agar terpilih. Yaitu menjadi ahli waris kerajaan sorga.
Posting Komentar untuk "Perumpamaan Tentang Seorang Raja Yang Mengadakan Pesta Dan Maknanya [Matius 22 : 1 - 14]"