Pengertian Minggu Palma Dan Harapan-harapan Yang Terkandung Untuk Umat Kristen Saat Ini
Hari minggu palma. Atau, sering juga disebut Palmarum bagi umat Kristiani adalah termasuk salah satu momen yang penting. Karena berkiatan dengan Jumat Agung, dan Paskah. Oleh sebab itu, sering dilakukan persiapan khusus untuk menyambut momen tersebut. Layaknya umat Israel pada saat itu.
Pengertian dan dasar pelaksanaan
Palmarum berasal dari kata Palma, atau Palm. Adalah sebuah tumbuhan yang mirip dengan pohon kelapa. Disebut mirip, karena bentuk batang, akar, maupun daun dan buah jidak memiliki karakteristik yang sama.
Sedangkan minggu palma adalah momen perayaan yang dilakukan oleh gereja-gereja untuk memperingati penyambutan Yesus Kristus, kala itu tengah menuju kota Yerusalem. Seperti tertulis dalam Injil Yohanes 12 : 13.
Umat Israel berkumpul di batas kota, dan mengambil daun-daun palem sambil menyongsong Yesus sambil berseru-seru, "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
Momen tersebut dianggap sebagai titik awal penderitaan Yesus memikul salib. Sebab tidak lama berselang. Yesus ditangkap, di adili, dan disalibkan di bukit Golgata. Oleh sebab itu, gereja-gereja saat ini juga memperingati. Sebagai salah satu kebaktian khusus, yang disebut minggu palma.
Refleksi iman
Penduduk kota Yerusalem mengelu-elukan dengan sangat antusias, karena mengira Yesus yang mereka sambut nantinya bakal jadi raja Isarel. Disini jelas terlihat harapan mereka adalah hanya soal duniawi. Sementara rencana Tuhan, lebih dari itu.
Memang tak bisa dipungkiri, harapan-harapan duniawi tersebut muncul karena mereka susah lama di jajah, sehingga sangat merindukan kemerdekaan. Dan, berharap raja yang baru (Yesus) ini lah yang memimpin.
Proses penyambutan tersebut, tidak cukup dengan meletakkan daun palma di jalan yang dilewati Yesus. Mereka juga melantunkan mazmur pujian kepada Allah. Sebagaimana diajarkan oleh nenek moyang mereka, ketika berziarah ke bait Allah di kota Yerusalem.
Sehingga mazmur pujian tersebur benar-benar meriah, dan penuh sukacita. Layaknya perayaan kemenangan, yang dilakukan oleh nenek moyang mereka, ketika memenangkan satu peperangan masa lalu.
1. Jalan Tuhan, bukan jalanku
Kedatangan Yesus ke kota Yerusalem mereka manfaatkan untuk rencana pribadi. Yakni memobilisasi massa dalam sebuah demonstrasi besar-besaran. Sambil mengelu-elukan kedatangan Tuhan Yesus, dan bersorak-sorai "Hosana! Hosana!".
Namun yang terjadi, ternyata tidak seperti yang diharapkan. Sebab mereka mengabaikan kaitannya perkara rohani, dan lebih terpikat pada gerakan politik untuk melawan pemerintah penjajahan Romawi. Agar penjajahan segera berakhir. Mereka sendiri lah yang akhirnya meyalibkan Yesus. Tepatnya, 5 hari setelah peyambutan tersebur.
Poin pertama dalam rangka minggu palma, yang menjadi refleksi kita adalah mengingatkan bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kita. Artinya, rencana Tuhan dalam hidup kita tidak bisa kita selami/tebak.
Oleh sebab itu, jangan pernah memaksakan kehendak kepada Tuhan. Tapi, sampaikanlah harapan-harapanmu melalui doa dan perbuatan. Atau, sering disebut bekerja sambil berdoa (Ora et Labora). Bukan melakukan acara seremonial saja. Sementara perbuatan nol.
2. Lambang daun palem bagi umat Kristen
Bagi umat Kristen di seluruh dunia, daun palem adalah lambang keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan. Sehingga sangat tepat, jika mereka ingin memperoleh perkara-perkara itu dalal diri Tuhan Yesus. Kala itu.
Pula, ucapan mereka benar-benar menyanjung, serta menghormati Tuhan. Yang di kutipan dari kitab Mazmur 118 : 26. Hosana berarti selamat sekarang. Lalu, seruan, "diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!". Adalah.gambaran bahwa kedatangan-Nya ke Yerusalem memang untuk tujuan baik. Membawa harapan baru, semangat baru, dan hidup baru.
Namun sekali lagi, bukan dengan cara seperti yang dipikirkan oleh manusia. Hal itu sebanarnya telah terlihat dari keledai yang di tunggangi oleh Yesus. Seharusnya seorang raja adalah menunggangi seekor kuda yang gagah. Dan, dikawal oleh sejumlah pasukan.
Tapi, mereka lalai dengan tanda tersebut. Karena ambisi besar mengambil alih pemerintahan Romawi. Akhirnya kecewa berat. Dan, balik memusuhi Yesus.
Poin kedua, minggu palma mengingatkan umat Kristen. Agar jeli melihat tanda-tanda yang diberikan Tuhan. Artinya, jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tapi selalu meminta petunjuk serta kekuatan dari Tuhan. Supaya tidak kecewa, dan menganggap Tuhan tidak adil, tidak baik, atau.tidak bijak.
Mengharapkan raja Israel atau Mesias?
Raja Israel adalah sebuah sebutan yang tercetus sebagai bentuk harapan, dan kerinduan mereka akan datangnya Sang Mesias itu. Namun, para penduduk kota Yerusalem terlena dengan renacana mereka sendiri. Sehingga secara tidak langsung telah memanipulasi kedatangan Yesus sebagai gerakan politik. Dengan cara mengangkat Dia sebagai Raja atas mereka. Kendati seruan Hosana berubah menjadi, "salibkanlah Dia!".
Seruan yang berubah itu, adalah bukti penolakan mereka terhadap peranan Yesus sebagai raja Israel secara roahni. Sedangkan yang mereka harapkan adalah secara duniawi. Oleh karena itu, untuk mempermalukan orang Yahudi, Pontius Pilatus, pada saat itu wakil pemerintah Romawi di Yersalem. Memasang di papan penyaliban dalam 3 macam bahasa. Yaitu Ibrani, Yunani, dan Latin. Arti tulisan itu adalah Yesus Orang Nazaret Raja orang Yahudi. Lazim disingkat menjadi INRI.
Nyata bagi kita bahwa pengakuan orang Yerusalem awalnya menghormati Tuhan Yesus, bisa di artikan hanya pura-pura. Demi tujuan yang mereka harapkan. Sehingga tidak heran, kalau berubah menjadi hujat, maki, siksa, dan salib. Mengapa hal itu terjadi?. Karena tegar tengkuk. Dan, tidak mau menerima pengajaran.
Andai mereka paham nubuat-nubuat yang terdapat dalam kitab Taurat, dan Perjanjian Lama (PL). Kedatangan Yesus pada saat itu seharusnya sudah diketahui adalah bagian dari nubuat tersebut. Yakni sebagai Mesias.
Tapi, sekali lagi. Karena tegar tengkuk, sampai kini pun khabar sukacita (Karya Penyelamatan) tersebut tidak mereka terima. Oleh sebab itu, umat Isreal yang dimaksud saat ini bukan lagi mereka. Tapi Anda, saya, dan seluruh umat Tuhan yang telah menerima Yesus sebagai Juru selamat.
Minggu palma bukan sekedar peringatan tapi pengharapan
Sejak Yesus masuk kota Yerusalem, sangat banyak peristiwa yang terjadi. Padahal dalam waktu yang sangat singkat. Antara lain peristiwa pembasuhan kaki para murid, yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Adalah sebagai tanda bahwa seorang raja sekalipun harus siap melayani.
Pula, ketika di angkat oleh para orang Yahudi sebagai Raja mereka. Yesus menunjukkan sikap santai. Bahkan tidak memberi komando apapun kepada para orang Yahudi. Misalnya untuk mulai menyerang pemerintah Romawi. Sebaliknya, Ia tenang-tenang saja. Sebab misi yang harus Ia selesaikan bukan seperti apa yang diharapkan oleh orang Israel.
Harapan bangsa Israel merdeka dari penjahan fisik. Sementara, misi Yesus adalah melepaskan seluruh umat manusia dari penajajahan (belenggu) dosa. Mana yang lebih besar, dan mulia?.
Pula, kita bandingkan dari segi rencana. Yesus menjalankan misi sesuai dengan rancangan, dan perintah Tuhan. Sementara misi yang dijalankan oleh bangsa Israel adalah untuk kepentingan mereka sendiri. Bahkan boleh disebut hanya mewakili sebagian warga saja.
Melihat hal itu, wajar kalau Yesus tidak menuruti kehendak mereka. Sehingga bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu apapun, dan ia kembali kepada murid-muridNya. Hal ini mengingatkan kita, melalui perayaan minggu palma supaya:
- Tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Sebab hal-hal duniaei sifatnya sementara, dan cenderung penuh dosa
- Utamakan rancangan Tuhan dalam hidup kita, daripada rancangan sendiri. Sebab rancangan Tuhan pasti, dan sangat baik.
- Jangan pernah niat menyalibkan Yesus untuk kedua kali. Cukup lah hal itu dilakukan oleh bangsa Israel waktu itu. Oleh sebab itu, jangan lagi berbuat dosa. Sebab, karena dosa manusia lah Ia bersedia disalibkan.
Selamat memperingati minggu palma. Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Amin
Posting Komentar untuk "Pengertian Minggu Palma Dan Harapan-harapan Yang Terkandung Untuk Umat Kristen Saat Ini"