Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Berburu Harta Sorgawi Yang Benar Menurut Firman [Lukas 12 : 13 – 21]

Sebelumnya, saya percaya sahabat sudah berdoa, dan membaca Injil Lukas 12:13-21. Yang menjadi bahan pembahasan kali ini. Dengan demikian, sahabat akan mudah memahami harta sorgawi yang dimaksud dalam Firman Tuhan. Jelas berbeda dengan harta duniawi. 

gereja merupakan salah satu tempat berburu harta sorgawi yang tepat

[Latar belakang] Antara kerajaan sorga, harta dan falsafah hidup

Dalam adat Batak secara ada 3 falsafah hidup yaitu Hamoraon (harta/kekayaan), Hagabeon (keturunan), dan Hasangapon (kehormatan). Kalau dihubungkan dengan perikop ini, menjadi permasalahan adalah dari mana asalnya kekayaan itu, dan bagaimana caranya agar tidak digunakan untuk hal-hal yang salah. 

Sementara harta sorgawi maksudnya adalah bukan materi. Melainkan suatu tempat di kerajaan sorga, dimana kita telah di daulat sebagai salah satu pemiliknya. Pada artikel selanjutnya, sengaja mengangkat topik kerajaan sorga. Oleh sebab itu, selalu kunjungi blog gembala umat. Karena berisi renungan Firman yang saling berkaitan satu sama lain. 

Latar belakang Firman Tuhan, adalah seorang yang minta tolong pada Yesus. agar Yesus menyampaikan kepada saudara orang tersebut berbagi warisan. Di sini jelas terlihat motivasi yang sebenarnya adalah ketamakan, serakah dan materialistis. Sebab warisan yang diminta bukan lagi bagiannya. Sebab, sebelumnya dia sudah memperoleh bagian. 

Sejauh ini apa hikmah yang dapat kita ambil?. Terutama yang tinggal di kota. Sebagai pelajar, mahasiswa, pekerja maupun orangtua. Persoalan yang timbul karena pembagian warisan merupakan hal yang tidak baik, bukan?. Apakah pantas dilakukan oleh orang Kristen?. Bukankah harta tersebut jerih payah orang tua?.

Tuhan maha tahu segalanya

Apapun yang terlintas dalam benak kita, dan sekalipun belum terungkap dengan kata-kata, apalagi dengan perbuatan. Tuhan sudah tahu. Hal ini lah yang dimaksud dalam judul nats; Orang Kaya Yang Bodoh. 

Disebut bodoh, karena motivasinya salah. Lalu, permintaannya juga tidak benar. Dan, diajukan kepada orang yang tidak tepat. Oleh sebab itu, mereka layaknya pemburu harta duniawi bar-bar.  

Sementara yang dikehendaki Yesus pada saat itu, bukan untuk berbagi warisan, yang dimiliki oleh saudara kita. Tapi, harta sorgawi. Supaya sama-sama dapat bagian. Tanpa membedakan yang kaya dan miskin, orang pendidikan atau tidak berpendidikan, laki-laki atau wanita. Semua setara dalam kerajaan sorga.

Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan antar pola pikir Yesus dengan manusia. Dalam hal ini adalah orang yang minta tolong tadi. Mereka ingin kepuasan duniawi saja, padahal sifatnya sementara. Sedangkan, Yesus ingin memenuhi kebutuhan manusia secara rohani, sebab berlaku untuk jangka panjang. Alias, selama-lamanya.

Penolakan Yesus pada saat itu, adalah salah satu wujud kasih sayangNya kepada manusia. IA tahu segala-galanya, dan IA tidak ingin menjerumuskan manusia ke dalam dosa yang lebih besar lagi. Sebab, Yesus menyadari misi yang IA emban ke dunia, adalah untuk menyelamatkan. Bukan untuk menyesatkan.

Oleh sebab itu, percakapan berlanjut dengan sebuah perumpamaan, tentang orang kaya. Dalam perumpamaan itu, sebenarnya tersirat makna yang mengatakan bahwa cara pikir mereka salah total. Namun, hal itu tidak langsung disampaikan Yesus to the point, supaya mereka bisa introspeksi sendiri.

Dunia membutuhkan Yesus, tapi bukan untuk urusan duniawi

Persepsi Mesias bagi manusia waktu itu memang dianggap untuk menyelesaikan urusan duniawi saja. Satu sisi dapat dimaklumi. Sebab saat itu situasi kehidupan sosial ekonomi sangat sulit. Belum lagi, adanya aturan-aturan pemerintah yang super ketat. Misalnya soal pajak.

Tapi, penting diketahui kedatangan Yesus ke dunia bukan untuk mengurus hal-hal demikian. Apalagi sebagai perantara (makelar warisan), antara sesama manusia. Melainkan, urusan harta sorgawi. Yaitu sebagai moderator sekaligus penolong. Antara manusia yang penuh dosa, dengan Allah. 

Mengapa harus pakai perantara dengan Allah?. Karena Allah sudah muak dengan perilaku dan dosa manusia saat itu. Sehingga tidak ada jalan lain, kecuali mengutus Anak KesayanganNya. Jika tidak, manusia sudah tidak ada lagi di dunia ini, hingga saat ini. 

Yesus menjalankan tugas sesuai utusan Allah

Tidak hanya perihal pembagian warisan yang diminta kepada Yesus, tapi masih banyak persoalan duniawi yang lain. Yang dikehendaki orang banyak, agar Yesus turut campur. Sebagian memang disetujui. Misalnya tentang menyembuhkan orang sakit. Bahkan, membangkitkan orang mati.

Tapi, semua itu dilakukan sejalan dengan perintah/kehendak Bapa di sorga. Bukan untuk memuaskan apa yang di inginkan oleh manusia. Maka dari itu, soal pembagian warisan di tolak halus. Dengan perumpamaan tadi. Sebab, konteksnya mirip dengan harta sorgawi milik Allah. 

Singkatnya, cara kerja Yesus adalah menggambarkan semua apa yang dikehendaki Allah. Jadi, sekalipun hal itu adalah bersifat duniawi, tapi jika berkaitan dengan kerajaan sorga, pasti ditolak. Sebab hal itu bukan ranah (lingkup kerja) Yesus. Tapi, Allah Bapa.

Manusia satu raga dengan Yesus tapi beda visi

Metode pengutusan Allah kepada Yesus datang ke dunia. Adalah memakai raga yang sama persis dengan umat manusia. Sehingga, yang kita tahu Anak Allah (Yesus) adalah memiliki wujud/fisik yang sama dengan manusia biasa.

Namun, karena misi tersebut berkaitan dengan harta sorgawi. Mesias/Yesus kita analogikan sebagai harta berharga. Maka, bukan untuk diberikan untuk pribadi-pribadi. Tetapi, untuk seluruh umat manusia. Tanpa kecuali. Dan, tawaran tentang harta berharga (keselamatan) tersebut berlaku sampai sekarang. Tepatnya, sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.

Disini jelas terlihat sekalipun memiliki raga yang sama. Ternyata visi Yesus dengan manusia jauh beda. Khususnya dalam hal warisan. Bagaimana mungkin soal pembagian warisan keluarga, Yesus yang harus turun tangan. Tujuan/pekerjaan Yesus ke dunia bukan mengurus hal-hal internal dan kecil. Tapi, hal besar, dan universal.

Refleksi; cara memperoleh harta sorgawi yang benar

Semasa hidup Yesus di dunia. Dia sendirilah harta sorgawi itu. Sehingga mudah ditemui. Namun saat ini, Dia tidak ada di dunia lagi. Tapi, sudah di kerajaan sorga. Sementara penggantiNya bersama kita saat ini adalah Roh Kudus. 

Nah, cara kita memperoleh keselamatan adalah meneladani apa yang pernah Yesus lakukan selama di dunia. Menurut nats ini antara lain:

  1. Tidak tergoda dengan harta duniawi,
  2. Tetap setia menjalankan visi dari Allah
  3. Mengajarkan yang baik kepada sesama,
  4. Sopan, dan ramah.

Ini lah beberapa tips memburu harta sorgawi, khusus yang tertulis salam injil Lukas 12:13-21. Pun, masih ada cara tertulis dalam kitab PB yang lain, serta dalam kitab PL. Semuanya pasti mengajarkan hal, dan cara yang sama. Hanya konteks waktu, dan tempatnya saja yang mungkin beda. 

Posting Komentar untuk " Cara Berburu Harta Sorgawi Yang Benar Menurut Firman [Lukas 12 : 13 – 21]"