Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Feng Shui Ditinjau Dari Perspektif Iman Kristen Ternyata Begini

Secara umum Feng Shui bertujuan untuk mengarahkan dan menyelaraskan beberapa unsur atau elemen yang berhubungan dengan manusia, Sehingga mengandung nilai seni (harmoni) yang indah dipandang dan sekaligus dapat memberi dampak (manfaat) positif.

simbol angka pada ajaran feng shui

Pengertian dan perkembangan ajaran Feng Shui

Feng Shui berarti angin dan air (YIN dan YANG), yaitu sebuah teori tentang seni tata letak. Dimana secara keseluruhan isinya mencakup pemikiran-pemikiran yang ada dalam kitab I-CHING, Sebuah kitab suci kepercayaan China kuno yang ditulis oleh seorang filsof bijak bernama Fu Shi sekitar 3322 SM.

Namun pada perkembangannya, dan pengaplikasian Feng Shui dalam kehidupan sehari-hari banyak dipengaruhi oleh TAO THE CHING (Laotze,1120 SM) yaitu sebuah kepercayaan lain yang mengajarkan peralihan (transendensi) dari segala yang bersifat duniawi melalui pen-jatidiri-an diri seseorang dengan alam. 

Mereka menganggap alam adalah allah dan allah itu alam (phanteisme), serta bersifat monoisme dualistis atau kepercayaan akan alam sebagai energi tunggal (monoisme) yang seimbang dan harmoni walau dalam pertentangan antar dua kutub (dualistis) misalnya; hitam-putih, baik-jahat, air-api, logam-kayu dan seterusnya.

Pengaruh Feng Shui terhadap pertumbuhan iman Kristen

Seiring dengan perkembangan tersebutlah, Feng Shui yang kita kenal saat ini telah mengarah pada hal-hal yang bersifat takhyul. Karena dianggap mempunyai Chi (energi/kekuatan) khusus, yang dipercaya dapat memenuhi harapan-harapan duniawi manusia. 

Atau, sebagai solusi yang paling pas dalam hal mengatasi segala masalah yang tengah dialami seseorang, misalnya dalam hal ekonomi, bisnis, keluarga, jodoh, pekerjaan. Atau, dalam merencanakan sesuatu hal. Misalnya pada saat mulai usaha, membangun rumah, memilih jurusan kuliah bagi anak-anak yang sedang dalam study, dan lain sebagainya.

Praktek ini banyak dilakukan oleh orang Kristen sendiri. Terutama di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan, di negara-negara besar pun mengalami hal yang sama. Seperti China, Hongkong, Thailand, dan Amerika.  

Singkatnya sejauh ini Feng Shui telah ber-evolusi pada hal-hal yang sangat bertentangan dengan iman Kristiani. Dan, tanpa disadari telah menjadi Mamon semu. Karena telah menduakan Yesus (Jalan, Hidup dan Kebenaran) sebagai Iman, Pengharapan dan Kasih.

Pertentangan Feng Shui dengan ajaran Kristus

Yaitu terletak pada 6 hal berikut:

1. Simbol 

Berupa gambar atau benda, biasanya ditempatkan ditempat-tempat tertentu dengan maksud tertentu, misalnya : mengusir roh jahat, memperlancar rejeki, menjaga kesehatan seisi rumah dan lain-lain. Dimana tempat/lokasi yang dimaksud harus terlebih dahulu ditentukan oleh seorang ahli Feng Shui (suhu).

2. Angka 

Terdiri dari angka 1 sd 9, beberapa diantara angka tersebut dianggap tidak membawa keberuntungan (hokki) misalnya : 4 dan 7. Dan sebaliknya. Dalam pengaplikasian sering dihubungkan dengan tanggal-bulan-tahun lahir seseorang.

3. Arah mata angin (Selestial)

Digunakan sebagai pedoman dalam hal menentukan arah sebuah rumah, arah meja seorang pimpinan, posisi tidur/istirahat dan lain sebagainya. Dimana hal ini dapat ditentukan melalui “angka-angka” yang dimiliki seseorang.

4. Shio (Terrestrial)

Atau lebih dikenal ZODIAK. Namun SHIO yang dimaksud tidak berdasarkan oleh rasi bintang tetapi digambarkan melalui 12 (dua belas) jenis binatang yang dianggap dapat mewakili pribadi seseorang yaitu berupa Sifat, tingkah laku, pola pikir dan lain-lain.

5. Elemen/unsur

Yaitu terdiri dari “kayu, api, logam, tanah dan air” dipercaya berhubungan erat dengan anatomi (organ) tubuh manusia, misalnya : Api – berhubungan dengan Jantung dan Otak manusia.

6. Ritual 

Dilakukan pada/untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Ritual ini lebih mengarah pada metode intuitif atau metode diluar realitas, irasional dan mengarah pada hal yang supra natural. 

Titik temu Feng Shui dengan Firman Tuhan

Namun demikian, bila kita kembali pada tujuan mula-mula. Feng Shui ditulis untuk tujuan yang mulia. Yakni sebagai ilmu pengetahuan seni, dan tata letak. Maka dari itu, Feng Shui sebenarnya bukan suatu ajaran yang perlu di waspadai. Dan, bertentangan dengan Firman Tuhan. 

Hal ini dapat kita lihat dari pengertian sebenarnya SENI TATA LETAK itu sendiri. Seni tata letak dimaksudnya adalah penempatan objek (benda) pada posisi/tempat yang sebenarnya (tepat). Oleh manusia sebagai pelaku (subjek), atau kadang juga sebagai objek. Sehingga selaras (indah) dipandang, dan memiliki nilai (manfaat) bagi manusia itu sendiri.

Dalam hal ini manusia benar-benar ditempatkan sebagai mahluk mulia. Yang menguasai, mengelola dan melestarikan alam. Sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan Allah.

Sementara itu, terkait manfaat. Yang dimaksud disini adalah Kesehatan, rejeki, cinta kasih, kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan, kesuksesan dan harapan. Jadi, Feng Shui sebenarnya netral terhadap semua agama, adat, budaya, maupun terhadap dunia ilmu pengetahuan modern. 

Netralisasi Feng Shui terhadap agama. Juga dapat dibuktikan dari salah satu teorinya yang menyebutkan bahwa kehidupan seseorang dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor. Dimana, bila kita kaji lebih dalam dari perspektif  iman Kristiani. Lima faktor tersebut bermuara pada Firman, yakni :

1. Nasib 

Bahan bacaan: Kejadian 1:26-29 ; I Johanes 4:4-6 ; & I Johanes 5:18-19. Menyebutkan bahwa kehidupan, dan penghidupan manusia mutlak ditangan Tuhan. Baik hadulu, kini, maupun pada masa yang akan datang. Sebab manusia murni karya Allah. Artinya umat Tuhan tidak hidup sesuai nasib. Melainkan menurut Sang Sumber nasib itu sendiri. Yaitu Tuhan Allah, melalui perantaan Yesus Kristus.

2. Keberuntungan

Sumber bacaan: Kejadian 39:3 ; Roma 5:5 ; Yakobus 1:17 ; I Korintus 15:58 & Yohanes 3:16. Menegaskan bawah satu-satunya keberuntungan manusia yang paling abadi/sejati adalah dengan telah digenapi janji-Nya. Yaitu Juruselamat. Oleh kasih karunia. Sehingga keselamatan terbuka bagi semua orang. Tanpa pandang bulu dan batas waktu. 

Keberuntungan duniawi (rejeki, atau sukses), sifatnya temporer. Namun sumbernya juga perlu diingat. Adalah berasal dari Tuhan juga. Sebab tidak ada yang terjadi didunia ini, atau dalam hidup seseorang tanpa disengaja, atau untung-untungan. Tetapi hanya oleh perkenan Tuhan.

3. Penempatan Diri

Sumber bacaan: Yohanes 4:2-6 ; Markus 16:15 & Yohanes 15:4-7. Menjelasakan bahwa posisi, atau peran umat Tuhan. Agar benar-benar menjadi garam dan terang dunia. Jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain. 

Oleh sebab itu, penempatan diri yang dimaksud disini adalah identik dengan Tritugas Kristen. Yaitu Bersekutu, Bersaksi dan Melayani. Sehingga bagi orang yang percaya, Rumah Bapa (sorga) adalah menjadi tempat/tujuan terakhir. Bukan maut, atau penghukuman (api beraka).

4. Kebajikan

Diambil dari Firman Tuhan Galatia 5:22 ; Yakobus 1:5 ; Yakobus 3:13-14 & Amsal 11:2-4. Menyatakan bahwa kebajikan adalah wujud (realisasi) dari tindakan/perbuatan yang berdasarkan buah-buah Roh. Yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, Kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Yang dilakukan dalam Iman, dan tidak dengan motivasi kepentingan diri sendiri, sombong, bohong atau pura-pura.

5. Pendidikan

Berdasarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Amsal 1:7a ; Amsal 10:14 & I Korintus 13:19. Mengatakan, baik melalui jalur formal (sekolah), atau non formal (pengalaman). Yang menjadi sumber pengetahuan adalah Firman. Menyebutkan bahwa “takut akan Allah adalah awal dari pengetahuan”. 

Pengetahuan tanpa Iman akan menjadi malapetaka. Karena tidak ada pengetahuan manusia yang sempurna (ferfect). Demikian juga sebaliknya, Iman tanpa pengetahuan juga disebut bohong. Oleh sebab itu, Iman dan pengetahuan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tapi, harus berjalan iringan.

Refleksi iman atas kehadiran Feng Shui

Benar tidak kelima faktor diatas berpengaruh langsung terhadap kehidupan umat Kristen. Hemat kami tergantung dari sudut mana kita memandang. Dan, sebesar apa iman percaya kita kepada Tuhan Yesus Kristus,

Pengalaman penulis menyimpulkan, Feng Shui dapat menjadi “extra value” dipelbagai profesi. Untuk pengaplikasian bidang ilmu masing-masing. Misalnya, pendeta/penginjil, dokter, arsitek, konsultan bisnis, psikolog, filsuf dan sebagainya. 

Yang perlu di ingat. Ketika umat Tuhan melakukan interaksi dengan sesama, harus tetap menginterprestasikan Feng Shui sebagai Seni Tata Letak. Sehingga tidak keluar dari koridor iman Kristiani. 


Posting Komentar untuk "Feng Shui Ditinjau Dari Perspektif Iman Kristen Ternyata Begini"