Besarnya Kasih Tuhan Bagi Umat Yang Setia [Ulangan 7 : 6-12]
Kasih Tuhan tergolong dalam kategori kasih Agape. Yaitu hubungan emosional yang terjadi antara Tuhan dengan semua umat pilihanNya. Dalam segala situasi, dan jangka waktu yang tidak terbatas. Melalui kitab Ulangan 7 : 6-12 akan digambarkan betapa besarnya kasih tersebut. Hingga bisa kita rasakan pada saat ini.
Ilustrasi gambaran kasih Tuhan
Sebuah sekolah ketika melakukan penerimaan murid baru, secara lisan memberitahu tentang aturan sekolah. Pertama, mengenai jenis seragam dan jadwal memakai sergam tersebut. Kemudian, tentang biaya. Mulai dari pendaftaran, beli seragam, hingga biaya kelancaran proses belajar.
Sementara, pada saat proses belajar mengajar sudah mulai. Tentu ada lagi peraturan-peraturan. Misalnya tentang jumlah, dan jadwal pelajaran. Intinya, harus dipatuhi. Supaya sang anak diterima di sekolah tersebut. Dan, bisa lulus dengan hasil yang memuaskan.
Demikian juga gambaran tentang kasih setia dari Tuhan. Memang sangat besar, tidak ada habisnya, serta berlaku turun-temurun. Tapi, apakah Tuhan tidak membuat aturan, supaya umat tidak berbuat se-enaknya saja?. Nah, aturan-aturan tersebut lah yang lebih dulu harus kita patuhi, agar bisa menjadi umat kesayangan Tuhan. Bukan, terpilih dulu menjadi umat, lalu menaati aturan.
Umat Tuhan saat ini beda dengan bangsa Israel. Mereka tetap terpilih jadi umat kesayangan Tuhan, walau sering membuat kecewa. Seperti yang digambarkan pada artikel sebelumnya. Yakni tentang perumpamaan kebun anggur. Sedangkan umat Tuhan saat ini jangan harap tetap mendapat kasih yang besar dari Tuhan, kalau tidak bisa menyenangkan hati Tuhan.
Pendalaman kitab Ulangan 7 : 6-12
Allah menegaskan bahwa Israel adalah umat pilihan Allah, anak yang dijaga dan disayangi. Sebagaimana tertulis dalam kitab Keluaran 19:5. Allah juta telah membebaskan Israel dari perbudakan Mesir. Dimana pada saat itu, mayoritas pekerjaan mereka adalah di dapur peleburan besi. Tempat yang sangat panas, penuh debu, dan kotor.
Semua hal itu dilakukan oleh karena kasih Tuhan kepada mereka. Sebagai bukti bahwa Tangan Tuhan yang kuat memberikan perlindungan, dan pertolongan kepada Israel dalam menghadapi segala bentuk tantangan. Sekaligus menyatakan bahwa umat pilihan Tuhan tidak pernah berubah. Sekalipun umat tersebut tidak setia.
Tujuan dan rambu-rambu yang harus dipatuhi
Tujuan Allah melakukan pertolongan begitu besar kepada bangsa Israel, supaya mereka dapat menjadi saksi Allah bagi bangsa-bangsa lain sekitarnya, yang menganut kepercayaan yang berbeda. oleh sebab itu, hubungan dekat Allah dengan Israel adalah bagian dari identitas Israel sebagai bangsa yang baru, untuk ditunjukkan kepada bangsa lain yang telah lebih lama eksis. Tertulis dalam Ulangan 7 ayat 1.
Namun demikian, Kasih sayang Allah kepada Israel tidak ingin menjadikan bangsa tersebut menjadi sombong. Misalnya dengan menunjukkan seolah-olah Israel adalah gambaran Allah, dan Allah hanya milik Israel. Jelas hal tersebut bertentangan dengan kehendak Tuhan. Melainkan hanya sebagai saksi. Tidak lebih dari itu.
Saksi dalam hal kesetiaan. Sebab, Tuhan juga telah setia terhadap perjanjian yang telah di buatNya dengan leluhur mereka. Dan, akan diberlakukan sampai beribu-ribu keturunan. Seperti tertulis dalam ayat 8-9. Dalam hal ini, Tuhan telah jujur. Dan, tidak dapat membohongi diriNya sendiri dengan membatalkan perjanjian-Nya.
Oleh sebab itu, sebagai bagian dari ikatan perjanjian tersebut, bangsa Israel harus patuh pada rambu-rambu yang dibuat oleh Tuhan. Bukan melakukan pengkhianatan, yang membuat kasih Tuhan sesaat jadi pudar terhadap mereka. Bagaimana dengan saudara, apakah sudah setia pada Tuhan?.
Sanksi berat bagi umat yang berkhianat
Walau dalam ayat 10, Allah telah memproklamirkan diri sebagai Allah yang penuh kasih. Yang tidak bakal bergeser sejak dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang. Tapi, Allah tidak ingin ketegasanNya menjadi sebuah permainan. Misalnya, Israel mempermainkan kesetiaan Allah, karena berpikir Allah akan tetap setia. Hal itu sama dengan seorang pengkhianat.
Maka dari itu, Allah memberikan aturan yang ketat, dan sanksi yang sangat berat. Supaya, dengan aturan dan sanksi tersebut, bangsa Israel berjalan di jalan yang dikehendaki oleh Tuhan. Pula, tidak ada niat untuk mengkhianati Tuhan. Hal ini tersirat dalam ayat 11-12.
Upah bagi umat yang setia
Secara umum kitab Ulangan berbicara tentang ketaatan. Taat berarti berkat, sementara khianat berarti kutuk. Hal ini pula yang menjadi dasar perkembangan teologi kitab Ulangan. Atau, sering disebut teologi kelompok deutronomis. Bukan membahas tentang kasih Tuhan saja. Tapi, termasuk sanksi yang menanti.
Jadi, walau sepintas terlihat seperti relasi transaksional. Tapi, hal tersebut dilakukan bukan untuk kepentingan Allah, tapi Israel sendiri. Mengingat, Allah lebih dulu berinisiatif untuk memilih, membebaskan, memelihara dan mengasihi Israel. Tidak berlebihan kan, bila Allah juga minta komitmen agar kita setia kepada Tuhan?.
Refleksi bagi umat Tuhan masa kini
Kita adalah umat yang telah dikuduskan Allah, melalui kematian anak kesayanganNya. Yaitu Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Oleh sebab itu, setiap pekerjaan yang kita lakukan, hendaknya dalam kekudusan pula. Artinya tidak sesuai dengan rambu-rambu, atau aturan yang dibuat oleh Tuhan.
Pula dalam hal perbuatan sehati-hari. Misalnya perkataan, gerak langkah hidup, bahkan sudut pandang (pikiran) kita. Haruslah mencerminkan kekudusan Allah. Oleh sebab itu, kita harus menghindari kenajisan, keserakahan serta perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan citra Allah (imago dei).
Sebaliknya, bernyanyi bagi Tuhan dapat membuat kita lebih rileks, bahagia, dan penuh sukacita. Betapa besarnya kasih Tuhan bagi umat masa kini. Bahkan melebihi kasih yang Ia berikan dahulu kepada bangsa Israel.
Poin 1; Pertanda citra Allah
Bagi orang yang menyadari tentang citra Allah. Tentu menjadi khabar sukacita. Sebab, ketika umat berbuat dosa dan tidak setia. Allah akan mencari jalan untuk rekonsilasi/perdamaian. Hal ini jelas lebih dari sekedar kasih Tuhan. Ingat rencana perdamaian yang dilakukan Tuhan, melalui pengorbanan Yesus di bukit Golgata.
Maka, tidak ada alasan untuk mengkhianati Tuhan. Sebaliknya, marilah kita hitung perbuatan kasih Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Dan, melakukan hal yang sama kepada sesama. Itulah pertanda kalau kita adalah citra Allah.
Poin 2; Pengakuan butuh tindakan nyata
Ketika kita mengakui Allah adalah Tuhan kita satu-satunya. Berarti Allah yang menjadi gantungan hidup kita. Oleh sebab itu, kita jangan lagi melakukan cara-cara yang tidak benar. Sekalipun, akhir-akhir ini semakin banyak tantangan yang menghadang. Diantaranya adalah globalisasi, dunia maya, paham materialisme, egoisme, dan okultieme yang menggeser kedudukan Allah dalam hidup kita.
Tetapi, kita harus tetap teguh pada pendirian. Setia dan patuh pada Tuhan. Sebab, sebesar apapun harta, dan kekayaan yang kita miliki, adalah berasal dari Tuhan. Sebagai bukti kasih Tuhan dalam hal materi, Maka dari itu, tidak boleh di salah gunakan. Misalnya hanya untuk kepentingan diri sendiri. Melainkan, untuk kemuliaan Tuhan Allah. Itulah tanda kalau kita sudah bertindak. Jadi, bukan hanya pengakuan semata.
Poin 3; Kasih setia Tuhan dibalik aturan yang ketat
Aturan, perintah dan hukum/sanksi yang dibuat oleh Tuhan. adalah bertujuan untuk mempertahankan hubungan baik antara Tuhan dengan umat. Sekaligus sebagai pedoman hidup kita, serta generasi berikutnya. Sebagaimana tertulis dalam kitab Ulangan 6:7.
Oleh karena itu, kita harus hidup menurut aturan, dan perintah tersebut. Bukan dengan cara sendiri. Supaya orang sekitar kita juga merasakan kasih Tuhan melalui kita. Dengan demikian citra Allah terpancar lebih jauh, mengarahkan hidup kita, dan sesama ke dalam kebenaran, keadilan, keramahan, dan keinginan untuk melayani.
[Penutup] Jangan ragu melangkah maju
Ketika kita mempertanyakan kasih Allah pada kita. Maka, pada saat itu kita diajak untuk mempertanyakan komitmen kita kepada Tuhan. Sebab, tanpa menunjukkan komitmen yang kokoh, kita tidak dapat menjadi saksi Allah.
Mengikut Allah, bukan seperti syair lagu “ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang”. Allah punya banyak cara untuk menyatakan kasih-Nya bagi orang-orang yang benar-benar mengikut Dia. Bahkan, pikiran kita tidak sampai untuk menyelaminya. Tapi, kita harus yakin dengan kasih Tuhan yang besar dan berkesudahan. Kita bisa melakukan segala kehendakNya.
Oleh sebab itu jangan ragu, namun tetaplah melangkah maju. Ari tunjukkan kesetiaan kepada Tuhan, sebab lebih dulu Ia telah menyatakan dan membuktikan kesetiaan kepada umat pilihan. Bangsa Israel masa lalu, hingga bangsa Israel masa kini.
Oh iya, yang dimaksud bangsa israel masa kini adalah Anda, dan saya. Serta seluruh umat Tuhan yang percaya pada karya keselamatan dari Yesus Kristus. Salam kasih.
Posting Komentar untuk " Besarnya Kasih Tuhan Bagi Umat Yang Setia [Ulangan 7 : 6-12]"